Suara.com - Pemerintah Jepang hari ini merilis aplikasi pelacakan Covid-19 untuk iOS dan Android. Aplikasi tersebut mengandalkan platform pemberitahuan paparan yang dikembangkan bersama oleh Google.
Aplikasi pelacakan menggunakan Bluetooth untuk membantu menentukan apakah pengguna telah melakukan kontak dekat dengan orang lain yang telah dites positif Covid-19.
Meskipun daftar toko aplikasi hanya membaca "COVID-19 Contact App," Jepang menyebut aplikasi tersebut sebagai COCOA, sebuah backronym yang agak berbelit-belit yang merupakan singkatan dari Covid-19 Application-Confirming Application.
Melansir laman The Verge dari Nikkei, Sabtu (20/6/2020), aplikasi pelacakan ini dikembangkan oleh para insinyur Microsoft, yang dipekerjakan pada Mei setelah kondisi Google dan Apple, dilaporkan membuat pemerintah mengabaikan pekerjaan yang dilakukan oleh tim yang berbasis di Tokyo demi perusahaan yang lebih besar.
COCOA tidak menyimpan informasi pribadi seperti data lokasi atau nomor telepon, kata pemerintah, sesuai dengan platform pelacakan Apple dan Google.
Alih-alih, ia merekam data yang menandai telepon yang dienkripsi yang telah berada dalam jarak satu meter selama lebih dari 15 menit. Ketika satu orang melaporkan fakta bahwa mereka telah dites positif Covid-19, pengguna lain tersebut akan diberi tahu.
Beberapa negara telah memperdebatkan pendekatan mereka untuk menghubungi aplikasi pelacakan dalam beberapa bulan terakhir, dengan beberapa pemerintah mencari lebih banyak kontrol atas data daripada yang dibolehkan oleh Apple dan Google.
Jerman merilis aplikasi sendiri berdasarkan pada platform yang sama setelah awalnya berencana untuk mengembangkan sistem yang berbeda, dan Inggris juga mundur minggu ini pada aplikasi NHS eksklusif yang telah dalam pengujian.
Baca Juga: Peneliti Jepang Konfirmasi Ada Virus Corona di Saluran Limbah Air
Berita Terkait
-
Keren, Remaja Ini Berhasil Kembangkan Aplikasi Pelacak Covid-19
-
Kasus Corona Menurun, Jepang akan Cabut Status Darurat Covid-19 di 3 Kota
-
Aplikasi Penyebaran Covid-19 Apple dan Google Disebut Tidak Berguna?
-
Mazda Catatkan Laba Terendah dalam Delapan Tahun Terakhir
-
Apple dan Google Mulai Uji Coba Aplikasi Pelacakan Covid-19
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Redmi 15C 5G Resmi, HP Murah Xiaomi dengan Kamera 50MP dan Baterai 6.000 mAh
-
Samsung Galaxy A17 4G Masuk Indonesia, HP Rp 2 Jutaan dengan Kamera 50MP
-
Meta Ray-Ban Display: Kacamata Pintar Calon Pengganti Smartphone, Cukup Kontrol dari Tangan
-
Ray-Ban Meta 2 Resmi Dirilis, Kacamata Pintar Bisa Rekam Video 3K
-
Oppo Siapkan ColorOS 16, Kapan Tanggal Rilis Resminya?
-
53 Kode Redeem FF Hari Ini 18 September 2025, Klaim Evo Gun hingga Skin Scar Megalodon
-
Redmi K90 Kantongi Sertifikasi Anyar, Ungkap Teknologi Pengisian Daya Ini
-
Deretan iPhone Paling Worth It di September 2025: Harga Terjangkau, iOS Mumpuni
-
14 Kode Redeem FC Mobile Hari Ini 18 September 2025, Klaim Gems hingga Pemain OVR 111
-
Cara Buat Wallpaper 3D di iOS 26, Ubah Lock Screen iPhone Jadi Android