Suara.com - Untuk pertama kalinya, para astronom mengamati awan gas molekuler yang dikeluarkan inti Bimasakti. Sebelumnya, awan atom telah diamati keluar dari Bimasakti dalam beberapa dekade terakhir.
Suhu awan gas itu berkisar antara jutaan hingga ribuan derajat. Tetapi para peneliti telah menemukan gas padat dingin dengan suhu jauh di bawah titik beku yang dikeluarkan dari pusat galaksi seperti peluru dan para ahli tidak yakin bagaimana sebenarnya materi ini muncul.
"Ini adalah pertama kalinya diamati di galaksi kita. Kami melihat proses semacam ini terjadi di galaksi lain. Tapi, dengan galaksi eksternal, kita dapatkan lubang hitam yang jauh lebih masif, aktivitas pembentukan bintang yang tinggi, ini mempermudah galaksi untuk mengeluarkan materi," kata Dr Enrico Di Teodoro, penulis utama penelitian dari Johns Hopkins University.
Gas molekuler dingin terlihat mencapai kecepatan maksimum 330 kilometer per detik pada jarak sekitar 8.000 tahun cahaya dari pusat Bimasakti. Juga terlihat gas atom berinteraksi dengan zat yang lebih hangat di sekitarnya dan berpotensi mengganggu gas dingin.
"Angin di pusat Bimasakti telah menjadi topik perdebatan sejak penemuannya satu dekade lalu. Dari yang disebut Fermi Bubbles, dua bola raksasa yang diisi dengan gas panas dan sinar kosmik," ucap Profesor Naomi McClure-Griffiths, rekan penulis dari The Australian National University seperti dikutip IFL Science pada Jumat (21/8/2020).
"Kami telah mengamati bahwa tidak hanya gas panas yang berasal dari pusat galaksi kita, tetapi gas dingin dan sangat padat. Gas dingin jauh lebih berat, jadi lebih jarang bergerak," tambahnya.
Gas molekuler dingin merupakan komponen penting dalam nebula (awan gas dan debu) tempat terbentuknya bintang. Mengingat seberapa besar arus keluar ini, tentu ada pertanyaan tentang bagaimana dampak pada laju pembentukan bintang di pusat Bimasakti. Mungkin pembentukan bintang lain yang mendorong gas ini keluar atau mungkin Sagitarius A* dalam momen aktivitas langka yang membantu mendorongnya keluar.
"Galaksi kita sendiri hampir seperti laboratorium yang bisa kita masuki dan mencoba memahami cara kerja dengan melihatnya dari dekat. Kami tidak tahu bagaimana lubang hitam atau formasi bintang dapat menghasilkan fenomena ini," tambah Dr Di Teodoro.
Pengamatan ini sendiri dilakukan oleh kolaborasi internasional berkat bantuan Atacama Pathfinder EXperiment (APEX) milik European Southern Observatory.
Baca Juga: Ilmuwan Temukan 30 Spesies Baru di Perairan Dalam
Berita Terkait
-
INET Tancap Gas, Target Harga Saham Meroket: Efek Ekspansi Rp4,2 Triliun?
-
Sosok Pemilik PT Sinergi Inti Andalan Prima Tbk (INET)
-
Bola Emas Misterius di Dasar Laut Alaska, Bikin Bingung Para Ilmuwan
-
Kehidupan di Palung Terdalam: Temuan Moluska Purba Ungkap Rahasia Evolusi Laut?
-
Piala Dunia U-17 dan 2 Poin Mati yang Jadi Indikator Kesuksesan Nova Arianto Bersama Garuda Muda
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Kehabisan Gas dan Bahan Baku, Dapur MBG Aceh Bertahan dengan Menu Lokal
-
Saham Entitas Grup Astra Anjlok 5,87% Sepekan, Terseret Sentimen Penutupan Tambang Emas Martabe
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
Terkini
-
52 Kode Redeem FF Terbaru 17 Desember 2025, Ada MP40 Cobra dan Bundle Anniversary Gratis
-
27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 17 Desember 2025, Klaim Kartu Glorious dan Rank Up Gratis
-
Render Anyar Motorola Edge 70 Ultra: Ada Varian Carbon dan Martini Olive
-
Ubisoft Akuisisi Game MOBA Milik Amazon, Kreator Rainbow Six Siege Kembali
-
HP Murah Realme Narzo 90 Debut: Desain Mirip iPhone, Usung Baterai 7.000 mAh
-
4 Tablet RAM 8 GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking Kerja Harian
-
iQOO Tancap Gas Sepanjang 2025, Siap Jadi Penentu Arah Smartphone Berperforma Tinggi di 2026
-
5 HP Spek Dewa Diskon Besar Desember 2025: Cocok Buat Game Berat dan Fotografi
-
Registrasi SIM Card Pakai Face Recognition Mulai 2026, Operator Seluler Klaim Siap Tempur
-
Pakai Snapdragon 6 Gen 3, Segini Skor AnTuTu Redmi Note 15 5G Global