Suara.com - Huawei dapat runtuh di bawah tekanan dan mundur dari pasar smartphone. Prediksi ini disampaikan analis TF International Securities, Ming-Chi Kuo (melalui MyFixGuide).
AS telah mengejar Huawei sejak tahun lalu. Ini dimulai dengan penempatan perusahaan di daftar entitas, yang menyebabkan Google memutuskan hubungan dengannya.
Akibatnya, ponsel Huawei dan Honor baru tidak lagi hadir dengan aplikasi dan layanan Google.
Pembatasan yang lebih baru, berarti perusahaan tidak dapat meminta bantuan dari produsen untuk membangun chip Kirin internal atau mendapatkan SoC dari pembuat chip seperti Qualcomm atau MediaTek.
Alasan di baliknya adalah sebagian besar industri, termasuk produsen kontrak dan pemasok lensa kamera, menggunakan teknologi asal Amerika. Mereka harus mengajukan izin khusus jika ingin melanjutkan bisnis dengan Huawei setelah 15 September mendatang.
Sebagaimana melansir laman Phone Arena, Selasa (1/9/2020), MediaTek adalah salah satu perusahaan yang telah mengajukan izin kepada pemerintah AS untuk melanjutkan pengiriman, setelah tenggat waktu pertengahan September.
Kuo berpikir bahwa meskipun Huawei entah bagaimana bisa mendapatkan suku cadang smartphone setelah tenggat waktu berakhir, daya saing dan pangsa pasarnya akan tetap menderita.
Pada Q2, Huawei melampaui Samsung untuk menjadi penjual smartphone nomor satu di dunia. Pada 2021, penjualan globalnya diperkirakan turun sebanyak 75 persen. Artinya, diperlukan lebih sedikit komponen seperti kamera dan chip 5G, dan ini dapat memengaruhi seluruh industri.
Huawei tampaknya telah menetapkan standar tinggi untuk komponen yang masuk ke dalam smartphone andalannya dan jika menurunkan produksi, seluruh rantai pasokan bisa menderita.
Baca Juga: Huawei Enjoy 20 Meluncur 3 September
Huawaei akan memaksa pemasok untuk menurunkan harga suku cadang mereka tahun depan dan juga dapat menyebabkan perlambatan teknologi.
Kuo mengatakan bahwa skenario kasus terbaik adalah pangsa pasar perusahaan menurun, dan skenario terburuk adalah keluar dari pasar ponsel cerdas.
Menurut laporan sebelumnya, Huawei akan kehilangan 30 persen pangsa pasar domestiknya ke rival lokalnya jika pembatasan tidak dilonggarkan. Prediksi Kuo sejalan dengan itu dan dia yakin Apple, Oppo, Vivo, dan Xiaomi akan sangat diuntungkan dari kemalangan Huawei.
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
5 Tablet Murah untuk Edit Video: Spek Dewa, Memori Besar, Harga Mulai Rp2 Jutaan
-
Dua Tablet Murah POCO Siap Masuk ke Indonesia, Usung Chip Kencang Snapdragon
-
26 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 21 November: Ada Pemain 110-115 dan Ratusan Rank Up
-
5 Tablet dengan RAM 12 GB Plus Baterai Jumbo, Multitasking untuk Pekerjaan Berat
-
Spesifikasi RedMagic 11 Pro: Calon HP Gaming Gahar di Indonesia, Chip Super Kencang
-
HP Murah Oppo Misterius Lolos Sertifikasi, Usung Baterai 7.000 mAh
-
5 Smartwatch Anti Air yang Bisa Dipakai Berenang, Aman hingga Kedalaman 50 Meter
-
7 HP Murah Rp 900 Ribuan Terbaik November 2025: Cocok Buat Orangtua, UI Ringan
-
Acer Luncurkan Predator Triton 14 AI, Laptop Gaming Paling Tipis Bertenaga AI
-
7 Rekomendasi Tablet dengan Stylus Pen Murah Cocok untuk Guru