Suara.com - Sebuah penelitian yang mengamati area terbakar seluas 1.840 km persegi di seluruh Pegunungan Rocky Selatan telah menyimpulkan bahwa banyak pohon yang hilang akibat kobaran api mungkin tidak akan pernah tumbuh kembali.
Kebakaran hutan yang terjadi di sebagian besar California dan Colorado membuat para ahli khawatir bahwa kerusakan yang tidak dapat diperbaiki mungkin telah terjadi pada hutan itu.
Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan di Global Ecology and Biogeography, para ilmuwan dari University of Colorado Boulder menemukan bahwa perubahan kondisi di Pegunungan Rocky Selatan akan menyebabkan hanya setengah dari spesies pohon asli tumbuh kembali, dengan proyeksi menjadi jauh lebih buruk jika emisi gas rumah kaca tetap konstan.
"Kami memproyeksikan pemulihan pasca-kebakaran akan lebih kecil kemungkinannya di masa depan, dengan persentase besar Pegunungan Rocky Selatan menjadi tidak cocok untuk dua spesies pohon penting, yaitu pinus ponderosa dan cemara douglas," kata Kyle Rodman, penulis utama penelitian, seperti dikutip IFL Science pada Sabtu (5/9/2020).
Para ilmuwan mensurvei 22 area yang terbakar untuk melihat kondisi iklim dan banyak bibit di area yang terkena kebakaran hutan. Para ahli kemudian membandingkannya dengan citra satelit dari kelimpahan pohon sebelum kebakaran, tim dapat mengukur seberapa kemungkinan hutan pulih setelah kehilangan pohon.
Hasilnya, hanya separuh tanah cocok untuk pemulihan, dataran lebih tinggi dan curah hujan lebih tinggi kemungkinan besar akan pulih kembali, daripada daerah berkondisi kurang subur.
Jika dibandingkan penelitian sebelumnya dari area yang sama, tim ahli menemukan bahwa pemulihan hutan lebih lambat daripada sebelumnya. Bahkan 15 tahun setelah kebakaran, sebanyak 80 persen bidang tanah yang disurvei tidak memiliki pohon baru.
Sebagai akibat dari perubahan iklim, Pegunungan Rocky Selatan mengalami kondisi yang menjadi lebih hangat dan kering. Hal ini meningkatkan frekuensi kebakaran hutan sekaligus mengurangi kemungkinan pulihnya hutan. Area di mana seharusnya pohon kembali, para ilmuwan memperkirakan area itu menjadi padang rumput.
"Penelitian ini dan penelitian lainnya dengan jelas menunjukkan bahwa ketahanan hutan kita terhadap api telah menurun secara signifikan di bawah kondisi yang lebih hangat dan lebih kering," ucap Tom Veblen, rekan penulis dan profesor geografi di University of Colorado Boulder.
Baca Juga: Potret Valentino Rossi Jajal Nge-Drift Pakai Mobil, Sudah Cocok Belum?
Selain observasi, para ahli juga memasukkan prediksi emisi gas rumah kaca berdasarkan dua skenario, yaitu manusia tidak melakukan apa-apa terhadap krisis iklim dan emisi tetap sama, atau skenario "moderat" di mana manusia mulai mengurangi emisi setelah 2040.
Jika manusia mengikuti jalur "moderat", hanya 17,5 persen dari lahan yang akan cocok untuk cemara douglas dan pinus ponderosa pada 2051. Diperkirakan, jika manusia tidak mengubah laju emisi sama sekali, jumlahnya akan jauh lebih suram, hanya 6,3 persen dan 3,5 persen untuk masing-masing spesies cemara dan pinus.
Penelitian ini berfungsi sebagai pengingat tentang dampak perubahan iklim terhadap alam liar asli dan pentingnya menurunkan emisi.
Berita Terkait
-
Lingkaran Korupsi Hutan Mengarah ke Petinggi? Anak Buah Menhut Raja Juli Diperiksa KPK!
-
Asap Kebakaran Hutan Jadi Masalah Lintas Negara: Solusi Sudah Ada, Tapi Kenapa Diabaikan?
-
Bukan Sekadar Proyek Seksi! Hutan Utuh Justru Jadi 'Lahan Emas' Baru Bagi Investor Hijau
-
Terinspirasi Kampung Adat Kuta, Raja Juli Bentuk Tim Super untuk Kepastian Hukum Hutan Adat
-
Bukan Hanya Paru-Paru Dunia: Indonesia Sumber Kepemimpinan Hijau Global
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
Pilihan
-
Jaminan Laga Seru! Ini Link Live Streaming Bayern Munchen vs Chelsea
-
Kendal Tornado FC vs Persela Lamongan, Manajemen Jual 3.000 Tiket
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 3 Jutaan dengan Kamera Terbaik September 2025
-
Wakil Erick Thohir Disebut jadi Kandidat Kuat Menteri BUMN
-
Kursi Menteri BUMN Kosong, Siapa Pengganti Erick Thohir?
Terkini
-
Samsung Galaxy Buds 3 FE Hadir ke Indonesia, TWS Premium Harga Lebih Murah
-
Huawei Pura 80 Masuk Indonesia Bulan Depan, Versi Murah dari Pro dan Ultra
-
Pascamerger, Smartfren Terus Ekspansi Jaringan dan Targetkan Pelanggan Baru
-
54 Kode Redeem FF Terbaru 17 September 2025, Klaim MP40 Evo hingga Skin AWM Gratis
-
13 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 17 September 2025, Ada Beckham OVR 104!
-
Siapa Rizky Irmansyah? Ia Turun Tangan di Kasus Viral Wali Kota Prabumulih
-
7 Rekomendasi HP Murah Rp1 Jutaan dengan Baterai Awet dan Kapasitas RAM Besar, Mana Pilihanmu?
-
Xiaomi Pad 8 Diprediksi Debut Bersama Xiaomi 17, Pakai Chip Snapdragon
-
Bikin Foto Keluarga Studio Makin Keren dengan 8 Prompt Gemini AI Ini
-
MediaTek dan TSMC Kembangkan Chipset 2nm Pertama, Siap Produksi 2026