Hampir semua badan otoritas keamanan pangan dunia sepakat bahwa tidak ada data ilmiah yang kuat untuk membuktikan bahwa virus SARS-CoV-2 bisa ditransfer melalui makanan.
Temuan riset
Pernyataan-pernyataan otoritas keamanan pangan itu senada dengan hasil riset terbaru dari peneliti Amerika Serikat dan Cina yang melakukan tes menggunakan hewan percobaan di laboratorium untuk membuktikan apakah virus SARS-CoV-2 dapat ditularkan secara oral. Hasil penelitian mereka menunjukkan saat virus memasuki saluran pencernaan akan langsung mati oleh tingkat asam lambung yang tinggi.
Riset terbaru dari University of Minnesota juga menyatakan proses pemasakan (suhu tinggi) dapat mematikan virus COVID-19, sehingga makanan yang dimasak seharusnya aman dikonsumsi. Lalu bagaimana dengan suhu rendah seperti halnya makanan beku yang ditemukan mengandung virus di Cina?
Beberapa jenis virus dapat bertahan sampai 2 tahun pada suhu dingin sampai minus 20 derajat Celsius. SARS-CoV-2 juga masih bisa hidup pada suhu rendah sampai 21 hari penelitian di laboratorium.
Kepala Laboratorium Mikrobiologi China National Centre for Food Safety Risk Assessment, Li Fengqin, pada Juni lalu mengatakan kontaminasi virus melalui makanan yang disimpan beku dapat berpotensi menjadi sumber transimisi. Pernyataan ini diperkuat dengan laporan terbaru, juga di Cina, bahwa sel virus SARS-CoV-2 yang masih hidup pada makanan beku.
Tes PCR bisa positif pada pangan atau kemasan yang terinfeksi virus corona. Tapi jika sel virus (RNA) sudah mati, maka virus tidak bisa menggandakan diri lagi sehingga bahayanya menjadi hilang. Data pengujian replikasi RNA yang diambil dari pangan terkontaminasi diperlukan untuk menetapkan aturan baru terkait transmisi virus COVID-19 lewat makanan.
Terlepas dari kemungkinannya sangat kecil, peluang kontaminasi melalui makanan selalu ada.
Ini sama halnya ketika pada awal pandemi WHO menyatakan tidak perlu memakai masker untuk orang yang sehat karena saat itu belum ada data yang cukup tentang sifat infeksi virus COVID-19 melalui udara.
Baca Juga: Duh, CDC China Sebut Kemasan Makanan Beku Bisa Tularkan Covid-19
Tapi kemudian setelah data ilmiah tercukupi, memakai masker menjadi anjuran atau bahkan diwajibkan untuk semua orang untuk daerah-daerah yang kasus sangat tinggi. Anjuran ini tertuang dalam dokumen yang telah diperbarui oleh WHO pada Juni.
Secara bisnis, kasus penolakan produk telah menimbulkan kerugian pada pihak pengekspor. Jika penolakannya semakin banyak, maka akan berdampak pada kepercayaan dunia internasional pada produk kita.
Apa yang harus dilakukan produsen makanan atau konsumen?
Produsen dan konsumen tetap harus mengikuti protokol kesehatan seperti mencuci tangan dengan sabun minimal 20 detik sebelum dan setelah memegang makanan kemasan beku. Produsen mestinya tidak menyiapkan dan mengemas bahan makanan saat kondisi kurang sehat.
Penerapan PSBB di berbagai kota telah membuat industri makanan berbasis online menjamur sehingga pengantar makanan juga harus mengikuti protokol kesehatan yang baik. Penerapan sanitasi sepanjang rantai produksi juga sangat penting.
Sebenarnya penerapan Good Manufacturing Practices (GMP) seperti menggunakan alat pelindung diri (masker, sarung tangan). Praktik sanitasi dan higienis juga sudah diterapkan pada perusahaan besar atau untuk tujuan ekspor, tapi pemerintah perlu juga mengawasi penerapan GMP untuk UKM atau industri rumah tangga, yang selama ini lebih banyak beredar di pasar lokal Indonesia.
Berita Terkait
-
Anggaran Daerah Dipotong, Menteri Tito Minta Pemda Tiru Jurus Sukses Sultan HB X di Era Covid
-
Korupsi Wastafel, Anggota DPRK Aceh Besar jadi Tersangka usai Polisi Dapat 'Restu' Muzakir Manaf
-
Indonesia Nomor 2 Dunia Kasus TBC, Menko PMK Minta Daerah Bertindak Seperti Pandemi!
-
Korupsi Wastafel Rp43,59 Miliar saat Pagebluk Covid-19, SMY Ditahan Polisi
-
Katanya Ekonomi Tumbuh 5,12 Persen, Kok BI Pakai Skema saat Covid-19 demi Biayai Program Pemerintah?
Terpopuler
- 5 Bedak Viva Terbaik untuk Tutupi Flek Hitam, Harga Mulai Rp20 Ribuan
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- Mulai Hari Ini! Sembako dan Minyak Goreng Diskon hingga 25 Persen di Super Indo
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas Sekelas Brio untuk Keluarga Kecil
- 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
Pilihan
-
Prediksi Timnas Indonesia U-17 vs Zambia: Garuda Muda Bidik 3 Poin Perdana
-
Harga Emas Hari Ini di Pegadaian Kompak Stagnan, Tapi Antam Masih Belum Tersedia
-
Jokowi Takziah Wafatnya PB XIII, Ungkap Pesan Ini untuk Keluarga
-
Nasib Sial Mees Hilgers: Dihukum Tak Main, Kini Cedera Parah dan Absen Panjang
-
5 HP dengan Kamera Beresolusi Tinggi Paling Murah, Foto Jernih Minimal 50 MP
Terkini
-
Ancaman Siber Makin Masif , Microsoft : 80 Persen Sangkut Kebocoran Data!
-
Adu Spesifikasi iPhone 17 Pro Max vs Xiaomi 17 Pro Max versi David Gadgetin
-
Mengenal Fitur 'Pin' pada Pinterest: Diduga Jadi Wadah Hamish Daud Selingkuh
-
7 Karakter Ini Terlalu Overpowered di Game Fighting, Siapa Saja?
-
58 Kode Redeem FF Terbaru 3 November: Ada Green Flame Draco dan Skin Gloo Wall Gratis
-
Apakah di Pinterest Bisa Chattingan? Ini Daftar Fitur yang Perlu Kamu Tahu
-
27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 2 November: Klaim Sihir Lengkung dan 20.000 Gems
-
Dapatkan Peringkat ESRB, Silent Hill 2 Remake Segera Hadir ke Xbox Series X/S
-
Kronologi EO MTQ di Aceh Kabur, Sosok Pemilik PT Qpro Creasindo Viral
-
7 HP Murah dengan Baterai 6000 mAh, Harganya Cuma Rp 1 Jutaan