Suara.com - Bulan lalu, NASA memberikan kontrak kepada Nokia untuk membangun jaringan 4G di Bulan. Jaringan ini bertujuan untuk memfasilitasi kelayakhunian Bulan jangka panjang, menyediakan komunikasi untuk aspek-aspek utama seperti penjelajah Bulan dan navigasi.
Namun, jaringan tersebut bisa menjadi bencana untuk teleskop radio yang sangat sensitif. Menurut Emma Alexander, kandidat PhD bidang astrofisika di Universitas Manchester, gangguan frekuensi radio (RFI) adalah musuh jangka panjang astronom radio.
Umumnya, setiap lokasi teleskop radio meminta semua pengunjung untuk mematikan ponsel karena itu dapat mengganggu cara kerja teleskop. Teleskop radio biasanya dibangun di lokasi yang jauh dari kota, dalam upaya menghindari RFI.
Cara tersebut membantu teleskop terhindar dari sinyal telepon dan oven microwave. Namun, teleskop radio berbasis darat tidak sepenuhnya bisa menghindari RFI dari luar angkasa seperti satelit atau jaringan telekomunikasi Bulan, di masa depan.
Dilansir dari IFL Science, Senin (23/11/2020), sumber utama RFI baru di Bulan akan membuat teleskop semakin sulit untuk menyaring gangguan dan fokus pada sinyal yang sangat redup.
Para astronom juga menginginkan teleskop radio yang dibangun di sisi jauh Bulan. Selain terlindung dari sinyal di Bumi, itu juga dapat mengamati pada frekuensi radio terendah.
Mengamati pada frekuensi radio rendah dapat membantu menjawab pertanyaan mendasar tentang alam semesta, seperti saat-saat pertama setelah big bang.
Tak hanya jaringan 4G, mega constellation dari satelit Starlink milik SpaceX, juga meresahkan para astronom. Ini bisa menghambat pengamatan langit berbasis darat dan kemungkinan terjadinya salah deteksi benda langit karena satelit Starlink terlalu terang.
Analisis terbaru mengenai dampak satelit pada astronomi radio dirilis oleh Organisasi SKA, yang mengembangkan teknologi teleskop radio generasi berikutnya untuk Square Kilometre Array.
Baca Juga: Abu Kremasi Manusia Akan Dikirim ke Bulan pada 2021
Diperkirakan bahwa teleskop SKA akan menjadi 70 persen kurang sensitif di pita radio yang digunakan Starlink untuk komunikasi, dengan asumsi jumlah akhir 6.400 satelit Starlink yang telah diorbitkan.
Saat ruang angkasa semakin dikomersialkan, langit akan dipenuhi dengan peningkatan volume teknologi. Menurut para astronom, sangat penting untuk memiliki peraturan yang melindungi astronomi di saat seperti ini.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 5 Mobil Bekas Sekelas Honda Jazz untuk Mahasiswa yang Lebih Murah
- 26 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 13 November: Klaim Ribuan Gems dan FootyVerse 111-113
- Biodata dan Pendidikan Gus Elham Yahya yang Viral Cium Anak Kecil
- 5 Pilihan Bedak Padat Wardah untuk Samarkan Garis Halus Usia 40-an, Harga Terjangkau
Pilihan
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
Terkini
-
5 HP Memori Besar Paling Murah November 2025 di Bawah Rp 2 Jutaan, Performa Ngebut Anti Ngelag!
-
5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
-
5 Tablet 11 Inci Paling Murah untuk Produktivitas, Harga Mulai Rp1 Jutaan
-
5 Tablet Anak dengan Fitur Parental Control, Aman untuk Main Sekaligus Belajar
-
Oppo Perkenalkan Apex Guard: Standar Baru Kualitas Smartphone, Debut di Find X9 Series
-
Canon Rilis EOS R6 Mark III: Kamera 'All-in-One' untuk Konten Vertikal, Horizontal, dan Sinema!
-
Pokemon Legends ZA Jadi Game Fisik Terlaris di AS Tahun Ini
-
Xiaomi 17 Ultra Siap Rilis, Bawa Teknologi Kamera Anyar
-
Update Anyar, Ada Peningkatan Recoil Senjata Battlefield 6
-
Daftar Lengkap 13 Perangkat yang Kini Bisa Update ke HyperOS 3