Suara.com - Potensi bibit siklon tropis di Samudra Hindia Selatan Jawa-Nusa Tenggara terdeteksi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
Berdasarkan analisis dinamika atmosfer terkini, BMKG mendeteksi adanya Pusat Tekanan Rendah (Low Pressure Area/LPA) atau dikenal juga sebagai potensi bibit siklon di sekitar selatan Nusa Tenggara Timur sejak dua hari terakhir.
Hal ini disampaikan melalui pembaruan laporan pada 23 Februari yang disampaikan lewat akun Twitter @InfoHumasBMKG.
Itu berpotensi dapat berkembang menjadi siklon tropis. Siklon tropis adalah jenis sistem tekanan udara rendah yang terbentuk secara umum di daerah tropis.
Siklon tropis merupakan bagian penting dari sistem sirkulasi atmosfer, yang memindahkan panas dari daerah khatulistiwa menuju garis lintang yang lebih tinggi.
Bibit siklon tersebut diprediksi masih akan bertahan dan menunjukkan pergerakan ke arah barat, mendekati wilayah laut di selatan Jawa Timur dengan potensi intensitas menguat hingga dua hari mendatang.
BMKG mengatakan, akan terus memonitor perkembangan LPA untuk mengantisipasi kemungkinan dapat menguat menjadi siklon tropis.
Munculnya LPA dapat berdampak pada pembentukan pola konvergensi dan belokan angin di wilayah Sumatra Selatan, Jawa, dan Nusa Tenggara.
Hal itu juga berdampak pada pembentukan potensi cuaca ekstrem berupa hujan lebat yang dapat disertai kilat atau petir dan angin kencang.
Baca Juga: Waspada! Warga di Tiga Wilayah Ini Diberi Peringatan Dini
Potensi angin kencang dapat terjadi di wilayah perairan dan gelombang tinggi di wilayah laut bagian selatan Jawa hingga Nusa Tenggara.
Kondisi atmosfer tersebut cukup signifikan berpengaruh terhadap potensi hujan lebat dan cuaca ekstrem di sebagian besar wilayah Jawa mulai 23 Februari kemarin.
Sementara untuk wilayah Jabodetabek, potensi cuaca ekstrem diprediksi akan terjadi mulai 24 hingga 27 Februari 2021.
BMKG memperingatkan bahwa hujan di wilayah Jabodetabek pada periode tersebut perlu diwaspadai, terutama pada malam atau dini hari menjelang pagi dengan potensi distribusi hujan dapat terjadi secara merata.
"Dalam mengantisipasi potensi dampak banjir akibat cuaca ekstrem di wilayah Jabodetabek, BMKG berperan aktif bersama BPPT, BNPB, TNI AU, Pemprov DKI Jakarta, dan instansi terkait dalam kegiatan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) yang sudah mulai dilakukan pada Minggu," cuit akun Humas BMKG.
TMC dilakukan dengan cara penyemaian garam pada sel-sel awan hujan yang berada di atas Laut Jawa dan Selat Sunda.
Diharapkan proses kondensasi berlangsung lebih cepat sehingga hujan dapat turun di Laut Jawa dan Selat Sunda sebelum masuk ke daratan.
Sebelumnya, BMKG juga telah memperingatkan bahwa puncak musim hujan terjadi pada Januari-Februari 2021 di sebagian Sumatra Selatan, sebagian besar Jawa termasuk DKI Jakarta, Kalimantan, Bali, Nusa Tenggara, sebagian Sulawesi, sebagian Maluku, sebagian Papua Barat, dan selatan Papua.
Selama 23 hingga 28 Februari 2021, BMKG memperkirakan potensi cuaca ekstrem dan curah hujan dengan intensitas lebat yang dapat disertai kilat atau petir dan angin kencang akan terjadi di wilayah Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Bengkulu, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua.
Sementara itu untuk pembaruan hari ini, Rabu (24/2/2021), potensi dampak banjir dengan status siaga berada di wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, NTB, dan Sulawesi Selatan.
Saat ini, masyarakat dihimbau agar tetap waspada akan potensi cuaca ekstrem seperti puting beliung, hujan lebat yang disertai kilat atau petir, hingga hujan es dan dampak yang dapat ditimbulkannya seperti banjir, tanah longsor, angin kencang, hingga pohon tumbang.
Berita Terkait
-
Siklonik Terjadi Lima Hari Kedepan, BMKG Peringatkan Cuaca Ekstrim di Jogja
-
BMKG Tanggapi Warga Cilacap - Purwokerto yang Keluhkan Udara Sangat Panas
-
Hari Ini Karangasem, Buleleng, Tabanan, dan Bangli Diprediksi Banjir
-
Anies Ingatkan Warga Jakarta soal Cuaca Ekstrem, Begini Doa saat Banjir
-
Cuaca Ekstrem, Sejumlah Pabrikan Hentikan Proses produksi
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Dicopot
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
- Prabowo Disebut Reshuffle Kabinet Sore Ini! Ganti 4 Menteri, Menhan Rangkap Menkopolhukam
Pilihan
-
3 Kontroversi Purbaya Yudhi Sadewa di Tengah Jabatan Baru sebagai Menteri
-
Indonesia di Ujung Tanduk, Negara Keturunan Jawa Malah Berpeluang Lolos ke Piala Dunia 2026
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB, Terbaru September 2025
-
IHSG Jeblok Hingga 1 Persen di Sesi I Perdagangan Selasa Setelah Sertijab Menteri Keuangan
-
19 Tewas di Aksi Demo Anti Korupsi, Eks Persija Jakarta: Pemerintah Pembunuh!
Terkini
-
Telkom Pastikan SKKL Papua Pulih 14 September, Kecepatan Internet Melambat Mulai Hari Ini
-
Nothing Headphone (1) Sudah Bisa Dibeli di Indonesia, Ini Harganya
-
Poco C85 Resmi ke Indonesia, HP Murah Sejutaan Kembaran Redmi 15C
-
5 Rekomendasi HP Murah RAM Besar di Bawah 2 Juta, Pilihan Terbaik September 2025
-
3 HP Murah di Bawah Rp 2 Juta dengan Baterai Besar, Ramah di Kantong Awet Berhari-hari
-
Terbongkar! Ini 'Prompt Sakti' Miniatur AI yang Dipakai Semua Orang, Tinggal Copy Paste
-
5 HP POCO di Bawah Rp 2 Jutaan Terbaik 2025: Baterai Jumbo dan Kamera 50 MP
-
Daftar Harga Laptop Polytron Terbaru: Merek 'Underdog' Banyak Keunggulan, Mulai Rp5 Juta
-
3 Rekomendasi HP Tahan Banting dan Anti Air Murah 2025, Harga Mulai Rp 2 Jutaan
-
Xiaomi 16 Pro Jadi HP Pertama dengan Snapdragon 8 Elite Gen 5, Rilis Akhir September 2025