Suara.com - Peta biasanya dibuat untuk tujuan memetakan lanskap yang diketahui. Baru-baru ini, para ahli membuat peta yang mencakup semua lokasi di Bumi, di mana hewan yang belum ditemukan kemungkinan besar hidup saat ini.
Dengan latar belakang krisis keanekaragaman hayati, kartografi spekulatif seperti itu memberikan kesempatan untuk mendokumentasikan, mengklasifikasikan, dan mungkin menyelamatkan hewan sebelum punah.
"Perkiraan konservatif menunjukkan hanya 13 hingga 18 persen dari semua spesies hidup yang mungkin diketahui pada saat ini, meskipun jumlah ini bisa serendah 1,5 persen," kata tim ilmuwan dari Yale University, dikutip dari Science Alert, Rabu (24/3/2021).
Untuk mengatasi kekurangan keanekaragaman hayati, ahli ekologi Mario Moura dan Walter Jetz, membuat model ekstrapolasi di mana spesies vertebrata darat yang tidak diketahui kemungkinan besar hidup saat ini.
Peta tersebut dibuat berdasarkan faktor biologis, lingkungan, dan sosiologis yang terkait dengan lebih dari 32.000 vertebrata darat yang sudah diketahui oleh ahli biologi.
Menurut model peneliti, amfibi dan reptil mungkin adalah hewan tak dikenal yang paling melimpah saat ini di antara vertebrata darat.
Negara-negara seperti Brasil, Indonesia, Madagaskar, dan Kolombia diperkirakan memiliki spesies vertebrata terbanyak yang belum ditemukan, berpotensi mewakili seperempat dari semua penemuan di masa depan.
Penemuan hewan-hewan ini dapat terjadi di masa depan jika para ahli mempercepat pencarian.
Hal ini tidak hanya berlaku bagi vertebrata, tetapi juga untuk tumbuhan, spesies laut, dan invertebrata, yang ada di daftar peneliti berikutnya.
Baca Juga: Lebih Tua dari Stonehenge, Ilmuwan Ungkap Patung Kayu Tertua di Dunia
Dalam penelitian yang dilaporkan di Nature Ecology & Evolution, banyak peneliti mengatakan, kepunahan massal ke-6 sudah menimpa manusia dan jika pendekatan tidak dilakukan, maka hewan-hewan dan tumbuhan itu akan punah sebelum para ahli menemukannya.
Berita Terkait
-
Wabah Ebola Merebak Lagi di Guinea, Ini Alasannya Menurut Ilmuwan
-
Dukung Inovasi Dalam Negeri, Ilmuwan Minta Perangai Ilmiah Diperkuat
-
Terungkap Misteri Pembantaian Massal 6.200 Tahun Lalu di Kroasia
-
Batu Mars dalam Misi Perseverance Pakai Bahasa Navajo
-
Takut Spesies Bumi Punah, Ilmuwan Berencana Bangun Bank Benih di Bulan
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Snapdragon Paling Murah untuk Kebutuhan Sehari-hari, Mulai dari Rp 1 Jutaan
-
7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
-
Nova Arianto Ungkap Biang Kerok Kekalahan Timnas Indonesia U-17 dari Zambia
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
Terkini
-
Daftar Harga iPhone Terbaru November 2025, Setelah iPhone 17 Rilis Banyak yang Dapat Diskon
-
6 Rekomendasi HP Snapdragon Paling Murah untuk Kebutuhan Sehari-hari, Mulai dari Rp 1 Jutaan
-
25 Kode Redeem FF Hari Ini 5 November 2025: Skin Evo Gun Gratis Di Depan Mata
-
22 Kode Redeem FC Mobile 5 November 2025: Banjir Hadiah Rank Up dan Pemain Bintang Gratis
-
Terjemahan Langsung di AirPods Masuk ke Uni Eropa, Kapan Giliran Indonesia?
-
Review Realme 15T 5G: Desain BIkin Pangling, Punya Baterai Jumbo 7.000 mAh
-
5 HP Murah Memori Besar 256 GB, Harga Cuma Rp1 Jutaan
-
5 HP Rp 2 Jutaan Kamera Terbaik, Hasil Jepretan Jernih Cocok Buat Influencer
-
Gubernurnya Tertangkap KPK, Riau Masuk Provinsi Terkorup di Indonesia
-
Moto G67 Power Muncul di Toko Online: Bawa Baterai 7.000 mAh dan Snapdragon 7s Gen 2