Suara.com - Potongan sampah atau puing luar angkasa menghantam dan merusak bagian dari Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS), yaitu lengan robotik Canadarm2 sepanjang 18 meter.
Instrumen tersebut masih beroperasi, tetapi puing menembus lapisan termal dan merusak bagian di bawahnya.
Kejadian ini adalah pengingat serius bahwa masalah sampah luar angkasa di orbit rendah Bumi adalah sesuatu yang berbahaya.
Puing yang menabrak lengan robotik tersebut sulit dilacak karena terlalu kecil.
Saat ini, lebih dari dari 23.000 keping sampah telah dilacak di orbit rendah Bumi untuk membantu satelit dan ISS menghindari tabrakan, tetapi semua puing itu seukuran softball atau lebih besar.
Sampah dengan ukuran di bawah itu terlalu sulit untuk dilacak dan meskipun lebih kecil.
Puing masih dapat bergerak dengan kecepatan yang bisa menyebabkan kerusakan signifikan, termasuk menembus pelat logam.
Canadarm2 atau secara resmi dikenal Space Station Remote Manipulator System (SSRMS), dirancang Badan Antariksa Kanada (CSA) dan telah menjadi perlengkapan di stasiun luar angkasa selama 20 tahun.
Lengan robotik ini terbuat dari titanium dan dapat membantu melakukan manuver objek di luar ISS, termasuk angkutan kargo, dan melakukan pemeliharaan stasiun.
Baca Juga: Pembersihan Sampah Luar Angkasa Komersial Akan Siap pada 2024
Tidak jelas kapan tabrakan tersebut terjadi. Kerusakan pertama kali diketahui pada 12 Mei ketika dilakukan pemeriksaan rutin.
"Meskipun terkena dampak, analisis menunjukkan bahwa kinerja lengan tidak terpengaruh. Canadarm2 akan terus menjalankan operasi yang direncanakan," tulis CSA dalam unggahan blog, dikutip dari Science Alert, Selasa (1/6/2021).
Meski ISS saat ini beruntung, tetapi masalah sampah luar angkasa tampaknya akan meningkat.
Tahun lalu, ISS harus melakukan manuver darurat tiga kali untuk menghindari tabrakan dengan puing-puing luar angkasa di ketinggian sekitar 400 kilometer.
Sejak peluncuran Sputnik 1 pada 1957, puing-puing luar angkasa telah menumpuk.
Menurut laporan dari Badan Antariksa Eropa, diperkirakan 130 juta fragmen bahan antropogenik yang lebih kecil dari satu milimeter mengorbit Bumi saat ini.
Berita Terkait
-
Berencana Mundur dari ISS, Rusia Siap Luncurkan Stasiun Luar Angkasa 2025
-
Gawat! Astronot Deteksi Tiga Lubang Kebocoran Oksigen di ISS
-
Seharga Rp 72 Juta, Botol Wine Pertama dari Luar Angkasa Akhirnya Dibuka
-
Awas! ISS Buang 2,9 Ton Sampah ke Orbit, Akan Jatuh ke Bumi 4 Tahun Lagi
-
Pertama Kalinya, NASA Panen Lobak yang Ditanam di Stasiun Luar Angkasa
Terpopuler
- 5 Mobil Sedan Bekas yang Jarang Rewel untuk Orang Tua
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- 5 Sepatu Lari Hoka Diskon 50% di Sports Station, Akhir Tahun Makin Hemat
- 5 Rekomendasi Sepatu Lokal Senyaman Skechers Buat Jalan-Jalan, Cocok Buat Traveling dan Harian
- 6 Mobil Bekas untuk Pemula atau Pasangan Muda, Praktis dan Serba Hemat
Pilihan
-
Bencana Sumatera 2025 Tekan Ekonomi Nasional, Biaya Pemulihan Melonjak Puluhan Triliun Rupiah
-
John Herdman Dikontrak PSSI 4 Tahun
-
Bukan Sekadar Tenda: Menanti Ruang Aman bagi Perempuan di Pengungsian
-
4 Rekomendasi HP Xiaomi Murah, RAM Besar Memori Jumbo untuk Pengguna Aktif
-
Cek di Sini Jadwal Lengkap Pengumuman BI-Rate Tahun 2026
Terkini
-
Oppo Reno 15 Pro Mini Bakal Hadirkan Chip Kencang dengan Bodi Compact
-
Budget 1 Jutaan Dapat Apa? Ini 5 Tablet Akhir 2025 yang Anti Lemot dan Layar Lega
-
Tablet Murah Infinix XPAD 30E Siap Masuk ke Indonesia, Usung Chipset MediaTek
-
42 Kode Redeem FF 24 Desember 2025: Bocoran Booyah Pass Januari dan Bundle Heroic Gratis
-
Resmi Debut, Honor Play 10A Jadi HP 5G Murah Rp 1 Jutaan
-
Game Blue Protocol: Star Resonance Resmi Dirilis ke Mobile dan PC
-
24 Kode Redeem FC Mobile 24 Desember 2025: Klaim Mbappe dan Gems Melimpah
-
5 HP Wireless Charging Termurah Desember 2025: Mulai 2 Jutaan, Memori Ekstra Lega
-
Maksimalkan Kualitas, Peluncuran Game James Bond 007 First Light Ditunda
-
Oppo Reno 15 Versi Global Muncul di Geekbench, Chipset Lebih Rendah