Secara hukum, beberapa akademisi berpendapat bahwa perlindungan data pribadi adalah bagian dari hak asasi manusia.
Regulasi terkait seperti melalui UU Perlindungan Data Pribadi yang saat ini terhambat di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), sangat penting untuk segera direalisasikan di Indonesia.
Namun, sembari menanti hal tersebut, ada beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk membantu mencegah kebocoran atau peretasan data pribadi kita.
Salah satu cara terbaik adalah menggunakan sandi keamanan yang kuat di berbagai akun media sosial atau layanan digital lainnya, dengan menggabungkan huruf, angka dan simbol lainnya sehingga tidak mudah ditebak.
Sandi keamanan pun harus diperbaharui secara berkala, dan dibuat berbeda untuk setiap aplikasi atau platform. Selain itu, kode sementara termasuk One Time Password (OTP) harus selalu dirahasiakan dari orang lain.
Penggunaan aplikasi password manager yang aman seperti 1Password atau LastPass juga bisa menjadi opsi – kita tinggal menghafalkan satu kata sandi utama dan aplikasi akan mengelola kata sandi yang sangat rumit dan susah ditebak untuk berbagai akun yang kita miliki.
Kemudian, kita harus disiplin menjaga data diri baik milik kita sendiri, keluarga, maupun orang lain untuk tidak diumbar di media sosial.
Pastikan kita hanya memberi data diri pada pihak yang menjamin pengelolaan data pribadi kita dengan baik dan bertanggung jawab.
Terakhir, kita bisa ambil langkah keamanan yang lebih jauh lagi dengan mengaktifkan fitur seperti Two Factor Authentication (2FA) – di mana setelah memasukkan kata sandi, kita memerlukan kode tambahan yang dibuat secara acak dan hanya berlaku sekitar 30 detik.
Baca Juga: Jelang Presidensi G20, Indonesia Perlu Punya Badan Perlindungan Data Pribadi Independen
Kini telah banyak panduan di internet bagaimana menggunakan fitur 2FA ini melalui aplikasi seperti Authy atau Google Authenticator.
Dengan melakukan perlindungan data diri secara disiplin, kita bisa aman dalam bermedia digital dan risiko kebocoran data pribadi bisa kita minimalisir.
Artikel ini sebelumnya tayang di The Conversation.
Berita Terkait
-
Registrasi Kartu SIM Berbasis Biometrik Picu Kekhawatiran Keamanan Data Pribadi
-
Teknologi Cyber Security: Melindungi Data Pribadi dan Bisnis
-
Komdigi Kaji Rencana Verifikasi Usia via Kamera di Roblox, Soroti Risiko Privasi Data Anak
-
Waspada Penipuan Online Mengaku Hacker, Polisi, dan Hitmen, Siap Ancam Sebar Data Pribadi!
-
Niat Bantu Teman, Malah Diteror Pinjol: Kisah Mahasiswa Jogja Jadi Korban Kepercayaan
Terpopuler
- 5 Mobil Sedan Bekas yang Jarang Rewel untuk Orang Tua
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- 5 Sepatu Lari Hoka Diskon 50% di Sports Station, Akhir Tahun Makin Hemat
- 5 Rekomendasi Sepatu Lokal Senyaman Skechers Buat Jalan-Jalan, Cocok Buat Traveling dan Harian
- 6 Mobil Bekas untuk Pemula atau Pasangan Muda, Praktis dan Serba Hemat
Pilihan
-
Bencana Sumatera 2025 Tekan Ekonomi Nasional, Biaya Pemulihan Melonjak Puluhan Triliun Rupiah
-
John Herdman Dikontrak PSSI 4 Tahun
-
Bukan Sekadar Tenda: Menanti Ruang Aman bagi Perempuan di Pengungsian
-
4 Rekomendasi HP Xiaomi Murah, RAM Besar Memori Jumbo untuk Pengguna Aktif
-
Cek di Sini Jadwal Lengkap Pengumuman BI-Rate Tahun 2026
Terkini
-
Oppo Reno 15 Pro Mini Bakal Hadirkan Chip Kencang dengan Bodi Compact
-
Budget 1 Jutaan Dapat Apa? Ini 5 Tablet Akhir 2025 yang Anti Lemot dan Layar Lega
-
Tablet Murah Infinix XPAD 30E Siap Masuk ke Indonesia, Usung Chipset MediaTek
-
42 Kode Redeem FF 24 Desember 2025: Bocoran Booyah Pass Januari dan Bundle Heroic Gratis
-
Resmi Debut, Honor Play 10A Jadi HP 5G Murah Rp 1 Jutaan
-
Game Blue Protocol: Star Resonance Resmi Dirilis ke Mobile dan PC
-
24 Kode Redeem FC Mobile 24 Desember 2025: Klaim Mbappe dan Gems Melimpah
-
5 HP Wireless Charging Termurah Desember 2025: Mulai 2 Jutaan, Memori Ekstra Lega
-
Maksimalkan Kualitas, Peluncuran Game James Bond 007 First Light Ditunda
-
Oppo Reno 15 Versi Global Muncul di Geekbench, Chipset Lebih Rendah