Suara.com - Kebijakan-kebijakan iklim jangan berdasarkan politik tetapi harus mengacu pada sains yang memang paling strategis dan efektif menyelesaikan persoalan perubahan iklim, kata mantan Menteri Negara Lingkungan Hidup Rachmat Witoelar.
"Kebijakan-kebijakan iklim ini sebagaimana disepakati di banyak negara harus berdasarkan sains, jangan berdasarkan politik. Science base policy itu yang paling strategis dan efektif," kata Rachmat saat sosialisasi Working Group I contribution to the Sixth Assessment Report of the IPCC "Climate Change 2021:The Physical Science Basis" secara virtual di Jakarta, Selasa (31/8/2021).
Penjelasan Laporan Penilaian Keenam (AR6) IPCC dari tiga ahli dan peneliti Indonesia yang menjadi anggota Panel Antar-Pemerintah untuk Perubahan Iklim yang dibentuk PBB, menurut dia, membuat semua sadar memang manusia sedang terdesak dengan tiga kepentingan.
"Perubahan iklim, pembangunan, dan menghilangkan pandemi COVID-19," ujar Rachmat menjelaskan tiga kepentingan yang disebutkan sebelumnya.
Namun demikian, menurut dia, dari ketiga hal tadi yang paling susah untuk dilakukan yakni melawan perubahan iklim, atau lebih spesifiknya melakukan mitigasi.
Penjelasan terkait AR6 IPCC dari peneliti Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) yang menjadi Wakil Ketua Kelompok Kerja I IPCC Prof Edvin Aldrian, dosen Universitas Sriwijaya yang menjadi Lead Author Chapter 11 AR6 IPCC Prof Iskhaq Iskandar, serta peneliti Pusat Penelitian Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) yang menjadi Lead Author Chapter 9 AR6 IPCC Dr Intan Suci Nurhati, kata Rachmat, semestinya diikuti oleh mereka yang bisa melakukan sesuatu untuk mengatasi perubahan iklim, terutama pemerintah.
"Memang banyak yang berguna buat kita dari penjelasan laporan tersebut. Saya ingin melihat makronya bahwa yang ikut seminar ini sebenarnya musti di luar dari pada yang sedang mengikuti (sosialisasi) ini. Harusnya yang bisa melakukan sesuatu, terutama pemerintah," ujar dia.
Sementara itu, Penasihat Senior Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Bidang Pengendalian Perubahan Iklim dan Konvensi Internasional Nur Masripatin mengatakan mengemas laporan IPCC tersebut sedemikian rupa sehingga mudah dipahami publik sangat penting.
Karenanya ia menyarankan sosialisasi laporan IPCC terbaru tersebut yang diikuti sebagian besar oleh ilmuwan dan fungsional kementerian/lembaga perlu pula menyasar grup lainnya guna meningkatkan pemahaman publik tentang perubahan iklim. [Antara]
Baca Juga: Sri Mulyani: Butuh Rp 3.461 Triliun untuk Atasi Perubahan Iklim Hingga 2030
Berita Terkait
-
Bridgestone Indonesia Perkuat Konservasi Gunung Sanggabuana Sekaligus Berdayakan Masyarakat
-
Kenapa Mobil Warna Gelap Bisa Bikin Bumi Makin Panas? Ini Penjelasan Ahli
-
Pariwisata Indonesia Tertekan Perubahan Iklim, Bisakah Tetap Berkelanjutan?
-
BI : Perubahan Iklim Picu 40 Persen Dunia Alami Kerugian Ekonomi
-
Krisis Iklim Sudah di Depan Mata: Energi Baru Terbarukan Jadi Solusi Masa Depan
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Dicopot
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
- Viral Murid SD Kompak Tolak Makan Gratis, Anak-Anak Jujur Masalahnya di Menu?
Pilihan
-
3 Kontroversi Purbaya Yudhi Sadewa di Tengah Jabatan Baru sebagai Menteri
-
Indonesia di Ujung Tanduk, Negara Keturunan Jawa Malah Berpeluang Lolos ke Piala Dunia 2026
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB, Terbaru September 2025
-
IHSG Jeblok Hingga 1 Persen di Sesi I Perdagangan Selasa Setelah Sertijab Menteri Keuangan
-
19 Tewas di Aksi Demo Anti Korupsi, Eks Persija Jakarta: Pemerintah Pembunuh!
Terkini
-
DJI Mau Terjun ke Pasar Kamera Mirrorless, Tantang Canon-Sony dkk
-
Oppo A6 Pro Dirilis, Punya Baterai Badak 7.000 mAh dan Kamera 50MP
-
Wajah Miniatur AI Aneh? Ini 5 'Prompt Rahasia' untuk Memperbaikinya
-
Bikin Gantungan Kunci Action Figure Diri Sendiri? Gampang Pakai Gemini AI! Ini 7 Prompt Andalannya!
-
Telkom Pastikan SKKL Papua Pulih 14 September, Kecepatan Internet Melambat Mulai Hari Ini
-
Nothing Headphone (1) Sudah Bisa Dibeli di Indonesia, Ini Harganya
-
Poco C85 Resmi ke Indonesia, HP Murah Sejutaan Kembaran Redmi 15C
-
5 Rekomendasi HP Murah RAM Besar di Bawah 2 Juta, Pilihan Terbaik September 2025
-
3 HP Murah di Bawah Rp 2 Juta dengan Baterai Besar, Ramah di Kantong Awet Berhari-hari
-
Terbongkar! Ini 'Prompt Sakti' Miniatur AI yang Dipakai Semua Orang, Tinggal Copy Paste