Suara.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan Indonesia berkomiten untuk mencapai net zero emission pada tahun 2060.
Namun kata dia, upaya untuk mencapai target tersebut tidaklah mudah dan diperlukan kerja keras semua pihak untuk mencapai hal tersebut, selain itu tentu yang tidak kalah penting adalah soal pendanaan.
Dirinya menjelaskan butuh sekitar 266 miliar dolar AS atau Rp 3.461 triliun untuk menangani perubahan iklim di 2020 hingga 2030.
Nilai itu meningkat dari perkiraan sebelumnya yang sebesar 247,3 miliar dolar AS untuk bisa mengurangi emisi 1.081 juta ton ekuivalen CO2.
“Pendanaan yang paling besar justru nanti akan terlihat pada strategi energi dan transportasi yang tadi kontribusinya adalah 11 persen namun dia akan memakan dana yang sangat besar, untuk memindahkan energi kita dari non renewable menjadi renewable,” kata Sri Mulyani dalam sebuah webinar, Kamis (26/8/2021).
Mengubah transportasi yang saat ini ada di Indonesia menjadi mass transportation, membutuhkan biaya investasi yang besar.
APBN tidak dapat melakukannya sendiri. Pemerintah memperbaiki iklim investasi terutama untuk proyek yang mendukung upaya menangani perubahan iklim.
“Pemerintah sudah melakukan reform seperti Omnibus Law cipta kerja yang mengubah sangat radikal kebijakan mengenai investasi. Tentu ini akan banyak memberikan dampak positif bagi Indonesia untuk bisa menarik investasi dan teknologi di bidang pembangunan berkelanjutan, apakah itu green project maupun berbagai project baik untuk mitigasi maupun adaptasi,” paparnya.
Pemerintah juga menggunakan instrumen fiskalnya untuk menarik investasi yang berhubungan dengan green project dengan memberikan insentif tax holiday, tax allowance, dan juga fasilitas PPN.
Baca Juga: Laporan Terbaru IPCC Memicu Debat Sengit Perubahan Iklim di PBB
Selain itu, promosi untuk renewable energi dan investasi di bidang sektor pertanian juga diharapkan konsisten dengan komitmen penanganan perubahan iklim.
Kementerian Keuangan (Kemenkeu) akan terus berupaya agar akses pendanaan untuk perubahan iklim terus terjaga dan terlindungi.
Berbagai kebijakan diusahakan antara lain dengan budget tagging APBN, menggunakan instrumen perpajakan, instrumen transfer ke daerah, belanja negara, dan pembiayaan digunakan untuk mengkatalis pendanaan perubahan iklim. Special Mission Vehicle Kemenkeu seperti PT SMI dan PT PII juga membentuk blended finance dalam mewujudkan program perubahan iklim.
Berita Terkait
Terpopuler
- Terpopuler: Geger Data Australia Soal Pendidikan Gibran hingga Lowongan Kerja Freeport
- 5 Fakta SUV Baru Mitsubishi: Xforce Versi Futuristik, Tenaga di Atas Pajero Sport
- Bawa Bukti, Roy Suryo Sambangi Kemendikdasmen: Ijazah Gibran Tak Sah, Jabatan Wapres Bisa Gugur
- Mahasiswi IPB Jadi Korban Pengeroyokan Brutal Sekuriti PT TPL, Jaket Almamater Hangus Dibakar
- Diundang Dolce & Gabbana, Penampilan Anggun Mayang Banjir Pujian: Netizen Bandingkan dengan Fuji
Pilihan
-
Jor-joran Bangun Jalan Tol, Buat Operator Buntung: Pendapatan Seret, Pemeliharaan Terancam
-
Kerugian Garuda Indonesia Terbang Tinggi, Bengkak Rp2,42 Triliun
-
Petaka Arsenal! Noni Madueke Absen Dua Bulan Akibat Cedera Lutut
-
Ngamuk dan Aniaya Pemotor, Ini Rekam Jejak Bek PSM Makassar Victor Luiz
-
Menkeu Bakal Temui Pengusaha Rokok Bahas Cukai, Saham-saham 'Tembakau' Terbang
Terkini
-
Buruh Girang Menkeu Purbaya Pertimbangkan Penurunan Cukai Hasil Tembakau
-
Wamen Nezar Ungkap 4 Fokus dalam Peta Jalan Pengembangan AI di Indonesia
-
Heboh RDN Dibobol, SIPF Pastikan Investor Punya Jaring Pengaman
-
Pemerintah Andalkan AI Jadi Mesin Ekonomi Baru Indonesia
-
Perusahaan RI Kini Berbondong-bondong Beralih ke Sistem Komunikasi Hybrid
-
Jor-joran Bangun Jalan Tol, Buat Operator Buntung: Pendapatan Seret, Pemeliharaan Terancam
-
Harga Layanan Streaming Disney Naik Rp50.000 di Bulan Oktober
-
Pasar Peralatan Konstruksi Tambang di Indonesia Terus Alami Peningkatan
-
Gaji Karyawan Dapur MBG, Diproyeksi Bisa Capai Rp 7 Juta per Bulan?
-
Stok BBM Shell-BP Bakal Tersedia, Kargo 'Base Fuel' Impor Mulai Berlabuh di Jakarta