Suara.com - Usulan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan yang menyebut PeduliLindungi mau dijadikan aplikasi pembayaran mendapat sorotan dari pakar keamanan siber, Alfons Tanujaya.
"Sebaiknya PeduliLindungi fokus menyempurnakan aplikasinya dan jangan melebar dulu. Kalau sudah terbukti bagus dan mau diperluas menjadi superapps, silakan saja," ujar Alfons saat dihubungi Suara.com, Jumat (24/9/2021).
Ia juga memperingatkan, jika aplikasi mau menang di dunia bisnis, mereka mesti menyesuaikan diri dengan kebutuhan konsumen. Bukan sebaliknya.
"Kalau mau bersaing ya perbaikilah diri dan penuhi kebutuhan konsumen, bukan memaksa konsumen menggunakan aplikasi," tambah Alfons.
Ia menilai, apabila PeduliLindungi berbasis pada pemaksaan kepada konsumen, di mana mereka dipaksa untuk menginstal, maka aplikasi ini masih banyak masalah dan jauh dari kata ideal. Terlebih, PeduliLindungi saat ini masih difokuskan untuk penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia.
"Nanti kalau pandemi sudah berakhir atau kalau sudah tidak bisa memaksakan kepada masyarakat untuk menginstal PeduliLindungi, ya cepat atau lambat juga itu akan ditinggalkan," katanya.
Untuk itulah, lanjut Alfons, PeduliLindungi harusnya diposisikan untuk fokus pada pembenahan security dan pengamanan data dan kredensial.
Kemudian terkait bangga menggunakan produk Indonesia, Alfons menilai memang itu harus didukung. Sebab, produk Indonesia memang banyak yang berkualitas.
"Kalau bukan kita yang menggunakan siapa lagi yang bisa mendukung ini," jelasnya.
Baca Juga: Kemenkes: 4.000 WNI yang Vaksin di Luar Negeri Sudah Gunakan PeduliLindungi
Lebih lanjut, jika pemerintah ingin ada aplikasi yang bisa digunakan sebagai sarana pembayaran digital, Alfons menilai itu adalah hal yang sah. Usulan ini juga bisa mendukung perkembangan produk dalam negeri.
"Pemerintah juga memiliki aplikasi pembayaran digital yang digagas oleh bank-bank pemerintah dan dan Pertamina. "Jadi memang bisa dipertimbangkan, asalkan aplikasinya memiliki kemampuan untuk menjalankan transaksi finansial dengan aman dan baik," pungkas Alfons.
Berita Terkait
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
-
UGM Jawab Sentilan Luhut Soal Penelitian: Kalau Riset Sudah Ribuan
-
Mobilitas Makin Praktis: QRIS Tap & myBCA Hadir di Smartphone dan Smartwatch
-
Dari Kopi Pagi hingga Belanja Online, Perjalanan QRIS yang Temani Gaya Hidup Digital
-
Gimana Cara Baca QRIS yang Benar Menurut Bank Indonesia? Jadi Omongan Sepanjang Tahun
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Imbas Krisis RAM, Berapa Harga iPhone 2026? Bakal Meroket, Ini Prediksinya
-
Mendagri Tito Viral Usai Komentari Bantuan Malaysia, Publik Negeri Jiran Kecewa
-
Panduan Mudah: Cara Memblokir dan Membuka Blokir Situs Internet di Firefox
-
Ponsel Murah Terancam Punah Tahun 2026, Apa itu Krisis RAM?
-
Fakta Unik Burung Walet Kelapa: Otot Sayap Tangguh bak Kawat, Mampu Terbang Nonstop Hingga 10 Bulan
-
Cara Tukar Poin SmartPoin Smartfren Jadi Pulsa
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Update Terbaru Stardew Valley 1.7: Bocoran Ladang Baru hingga Tanggal Rilis