Suara.com - Akan ada konflik kepentingan jika Kementerian Komunikasi dan Informatika diberi tanggung jawab sebagai pemegang otoritas pelindungan data pribadi, demikian dikatakan CEO Digital Forensic Indonesia, Ruby Alamsyah.
"Kalau pandangan dari praktisi, kan Kominfo menjadi bagian yang diawasi, kok mau menjadi pengawas juga? Alias bisa terjadi conflict of interest," ujar Ruby dalam diskusi virtual, Selasa (16/11/2021).
Ia mengaku sudah mengetahui kalau faktor lambatnya pembahasan Rancangan Undang-Undang Pelindungan Data Pribadi atau RUU PDP adalah siapa yang memimpin Otoritas Perlindungan Data Pribadi.
"Yang paling utama dan krusial adalah terkait Komisi Pengawasan PDP ini, siapa yang akan memimpin? Nah dari pemerintah, mereka meminta Kominfo yang memimpin," tambahnya.
Ruby menambahkan, Kominfo beralasan bahwa data-data di instansi pemerintah itu bersifat penting dan rahasia. Namun ia menilai bukan berarti Kominfo harus memimpin otoritas tersebut.
"Nah itu ada caranya kok. Enggak perlu yang jadi lembaga pengawasan itu hanya dari instansi pemerintah sendiri," ujarnya.
"Best practice-nya, yang di luar negeri pun tetap independen. Tidak ada unsur pemerintah," imbuh Ruby.
Komentar Ruby ini merupakan tanggapan untuk Josua Sitompul selaku Koordinator Hukum dan Kerjasama Ditjen Aptika, Kementerian Kominfo. Menurutnya, salah satu faktor lambatnya RUU PDP adalah otoritas perlindungan data pribadi, di mana ini mesti melibatkan pemerintah Indonesia.
Ia merujuk pada UUD 1945 Pasal 28I ayat (4) yang berbunyi, "Perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan hak asasi manusia adalah tanggung jawab negara, terutama pemerintah."
Baca Juga: Nasib RUU PDP Belum Jelas, Kominfo: Kami Masih Tunggu Kelanjutan Pembahasan di DPR
"Mengingat perlindungan data pribadi adalah bagian dari perlindungan hak konstitusional warga negara, maka tanggung jawab dalam memberikan perlindungan, termasuk pengawasan, ada pada pemerintah," ujarnya.
Ia mengaku banyak pihak yang menyarankan otoritas prlindungan data pribadi mesti bersifat independen, yang berarti terlepas dari eksekutif. Untuk itulah pemerintah bersama DPR masih mencari lembaga independen yang benar-benar akan mengawasi ini.
Berita Terkait
-
Regulator Siapkan Aturan Khusus Turunan UU PDP, Jamin Konsumen Aman di Tengah Transaksi Digital
-
UU PDP Dinilai Bisa Jadi 'Tameng' Pejabat Korup, Koalisi Sipil Minta MK Beri Pengecualian
-
Berkaca dari Kriminalisasi UU ITE, Ahli HAM UGM Minta MK Perjelas Pengecualian di UU PDP
-
Uji Materi UU PDP di MK, Koalisi Sipil Minta Jurnalisme Tak Dianggap Perbuatan Melawan Hukum
-
KPU Larang Publik Akses Ijazah Capres-Cawapres Tanpa Izin Pemilik
Terpopuler
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
- 7 Sepatu Murah Lokal Buat Jogging Mulai Rp100 Ribuan, Ada Pilihan Dokter Tirta
Pilihan
-
Kredit Nganggur Tembus Rp2,509 Triliun, Ini Penyebabnya
-
Uang Beredar Tembus Rp9891,6 Triliun per November 2025, Ini Faktornya
-
Pertamina Patra Niaga Siapkan Operasional Jelang Merger dengan PIS dan KPI
-
Mengenang Sosok Ustaz Jazir ASP: Inspirasi di Balik Kejayaan Masjid Jogokariyan
-
Gagal di Sea Games 2025, Legenda Timnas Agung Setyabudi Sebut Era Indra Sjafri Telah Berakhir
Terkini
-
Jelang Perilisan Redmi Note 15 5G, Xiaomi Pamer Layar Curved AMOLED 3.200 Nits
-
6 HP Murah Rp 2 Jutaan Terbaik 2025 Pilihan David GadgetIn: Spek Apik, Gaming Oke
-
Call of Duty Siap Meluncur di Nintendo Switch 2, Ini Bocoran Waktunya
-
5 HP Sultan dengan Chipset Snapdragon 8 Gen 2, Harga Merakyat di Bawah Rp 2 Jutaan
-
Poster Resmi iQOO Z11 Turbo Beredar, Andalkan Snapdragon 8 Gen 5
-
Huawei Nova 15 Ultra dan Pro Debut, Usung Kamera Unik 'Dual-Ring'
-
5 Tablet Xiaomi Terbaik untuk Kerja dan Multitasking, Mulai Rp1 Jutaan
-
HP Murah Infinix Note Edge Lolos Sertifikasi di Indonesia, Pakai Chipset Anyar
-
Hadirkan Vin Diesel, Peluncuran Game Ark 2 Ditunda hingga 2028
-
Kinerja Digiplus 2025 Moncer, Ekspansi Gerai dan Ekosistem Lifestyle Digital Jadi Kunci Pertumbuhan