Suara.com - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) mendorong penggunaan teknologi seperti Quick Response Code atau QR Code dalam memantau perkembangan pandemi di klaster pendidikan.
“Kami mendorong penggunaan teknologi untuk memantau perkembangan pandemi di masing-masing satuan pendidikan. Sebagai contoh kita sudah punya Quick Response Code (QR Code) di masing-masing sekolah,” ujar Sekretaris Jenderal Kemendikbudristek, Suharti PhD, dalam webnar penyesuaian kebijakan pelaksanaan PTM Terbatas 2022 yang dipantau di Jakarta, Senin (3/1/2022).
Jika sekolah belum memiliki QR Code, Suharti meminta masing-masing sekolah untuk menghubungi dinas pendidikan. Pihaknya sudah menyiapkan masing-masing sekolah memiliki QR Code.
Dengan demikian, maka sekolah akan tahu jika ada warga sekolah yang sudah divaksinasi dan yang belum mendapatkan vaksinasi. Bahkan jika misalnya ada yang terinfeksi COVID-19, maka akan diberikan notifikasi ke sekolah dan pada dinas supaya dilakukan pemantauan lebih lanjut.
“Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa mereka yang terinfeksi atau mereka yang memiliki kontak erat bisa mendapatkan perawatan dari satuan kesehatan terdekat,” terang dia.
Dia berharap dengan perubahan tersebut, dapat memastikan bahwa siswa, guru maupun tenaga kependidikan bahkan keluarga dapat terlindungi lebih baik lagi.
Pembelajaran tatap muka yang dilakukan secara terbatas, semata-mata dilakukan demi kebaikan warga sekolah. Pelaksanaan pendidikan jarak jauh yang sebelumnya diselenggarakan, lanjut dia, telah memberikan tekanan yang cukup besar tidak hanya pada siswa tetapi juga orang tua dan guru.
Bahkan studi yang dilakukan oleh Bank Dunia juga menunjukkan bahwa terjadi penurunan kemampuan siswa selama periode kemarin mencapai 0,8 tahun hingga 1,3 tahun pembelajaran. Ini sangat besar sekali, dengan pandemi yang belum juga dua tahun tapi penurunan kemampuan siswa lebih dari satu tahun.
Selain itu juga, terjadi kesenjangan pembelajaran antara anak-anak dari kelompok keluarga kaya dengan keluarga miskin yang semakin terlihat kesenjangannya. Bagi anak dari keluarga mampu, pembelajaran di rumah mungkin dilakukan karena dapat mengakses sumber daya dengan baik dan orang tuanya rata-rata berpendidikan serta mampu melakukan bimbingan pada anak.
Baca Juga: Puan Minta Pemerintah Pertimbangkan Keberatan Para Ahli soal PTM 100 Persen
Sementara bagi keluarga yang tidak mampu, memiliki keterbatasan dalam mengakses sumber daya dan juga umumnya orang tuanya tidak cukup memiliki pendidikan, sehingga tidak bisa memberikan bimbingan yang baik pada anak-anaknya.
Berita Terkait
-
Proyek Chromebook Diduga Jadi Bancakan, 3 Terdakwa Didakwa Bobol Duit Negara Rp2,18 Triliun
-
ESDM Mau Perpanjang Kebijakan Pembelian BBM Subsidi Tanpa QR Code di Aceh, Sumut, Sumbar
-
Wajib QR Code untuk Beli Pertalite, Ini Syarat dan Cara Daftar MyPertamina
-
Misteri Suap Digitalisasi Pendidikan: Kejagung Ungkap Pengembalian Uang dalam Rupiah dan Dolar
-
Efek Domino Kasus Nadiem: Kejagung Konfirmasi Ada Pihak yang Mulai Kembalikan 'Uang Haram'
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
26 Kode Redeem FC Mobile 20 Desember 2025: Trik Refresh Gratis Dapat Pemain OVR 115 Tanpa Top Up
-
50 Kode Redeem FF 20 Desember 2025: Klaim Bundle Akhir Tahun dan Bocoran Mystery Shop
-
Imbas Krisis RAM, Berapa Harga iPhone 2026? Bakal Meroket, Ini Prediksinya
-
Mendagri Tito Viral Usai Komentari Bantuan Malaysia, Publik Negeri Jiran Kecewa
-
Panduan Mudah: Cara Memblokir dan Membuka Blokir Situs Internet di Firefox
-
Ponsel Murah Terancam Punah Tahun 2026, Apa itu Krisis RAM?
-
Fakta Unik Burung Walet Kelapa: Otot Sayap Tangguh bak Kawat, Mampu Terbang Nonstop Hingga 10 Bulan
-
Cara Tukar Poin SmartPoin Smartfren Jadi Pulsa
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026