Suara.com - Penelitian Global Kaspersky mengungkap bahwa 30 persen penyedia layanan kesehatan pernah mengalami kasus, di mana karyawan mereka membahayakan informasi pribadi pasien selama konsultasi jarak jauh.
Selain itu, hampir setengah dari penyedia layanan setuju bahwa dokter mereka tidak memahami dengan jelas bagaimana data pasien dilindungi.
Namun, 67 persen dari mereka percaya bahwa penting bagi sektor kesehatan untuk mengumpulkan lebih banyak informasi pribadi demi pengembangan industri lebih lanjut.
Pelanggaran data tidak selalu terjadi sebagai akibat dari aksi para pelaku kejahatan siber. Cukup sering, informasi dapat dikompromikan oleh pihak internal.
Organisasi medis mengumpulkan, memproses, hingga berbagi sejumlah besar data sensitif dan oleh karena itu mereka harus memberikan perhatian penuh pada keamanan informasi yang diterima.
Sejak transisi massal ke kesehatan digital, Kaspersky menyurvei para pembuat keputusan layanan kesehatan di seluruh dunia untuk mendapatkan masukan tentang masalah keamanan dari kesehatan jarak jauh saat ini dan solusi untuk mengatasinya.
Penelitian menunjukkan bahwa hanya 17 persen penyedia layanan kesehatan, meyakini sebagian besar dokter mereka yang melakukan sesi jarak jauh memiliki wawasan penuh tentang perlindungan data pasien.
Ini terlepas dari kenyataan bahwa sebanyak 70 persen organisasi medis telah mendedikasikan pelatihan kesadaran keamanan TI.
Angka-angka ini menunjukkan bahwa sebagian besar praktik edukasi keamanan siber yang diterapkan, tidak sesuai dengan kenyataan dan gagal merangkul topik yang paling penting untuk praktik tenaga medis (dokter) sehari-hari.
Baca Juga: Kaspersky Temukan Ratusan Ribu Berkas Berbahaya per Hari di Internet selama 2021
Sebanyak 54 persen responden mengakui bahwa beberapa dokter mereka melakukan sesi jarak jauh menggunakan aplikasi yang tidak dirancang khusus untuk telehealth, seperti FaceTime, Facebook Messenger, WhatsApp, Zoom, dan lainnya.
Menggunakan aplikasi yang tidak diperuntukkan bagi perawatan kesehatan memiliki risiko, seperti yang ditunjukkan oleh Dr. Peter Zeggel, CEO arztkonsultation.de, penyedia telehealth terkemuka Jerman.
"Aplikasi Telehealth secara khusus dirancang dan disertifikasi untuk melindungi data pribadi yang
sensitif," ujarnya dalam keterangan resminya, Kamis (6/1/2022).
Dengan melewatkan perlindungan tingkat tinggi seperti ini berarti berisiko kehilangan kepercayaan, tindakan disipliner, dan konsekuensi yang cukup besar.
"Mereka yang gagal menerapkan alat yang tepat, juga dapat melanggar persyaratan untuk telehealth dan kehilangan fitur telehealth yang dibuat secara khusus, seperti integrasi untuk catatan pasien atau berbagi data langsung secara aman dari perangkat jarak jauh,” beber dia.
Tenaga kesehatan percaya bahwa pengumpulan data adalah salah satu aspek terpenting dari perkembangan teknologi medis, meskipun ada kekhawatiran terhadap keamanan data.
Berita Terkait
-
Masuk Daftar Prolegnas Prioritas 2022, RUU Pelindungan Data Pribadi Molor Lagi?
-
Bahaya, Jangan Pernah Simpan 5 Jenis Email Ini Lama-lama
-
Sering Kirim Foto Lewat Ponsel? Waspadai Bahaya Metadata yang Mengintai Ini
-
OJK Akan Bentuk Satgas Keamanan Siber
-
Kominfo Tetap Fokus Sosialisasi Data Pribadi ke Masyarakat di Tengah Pembahasan UU PDP
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 4 HP Flagship Turun Harga di Penghujung Tahun 2025, Ada iPhone 16 Pro!
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Bintang Harry Potter dan GOT Bergabung di Serial TV Tomb Raider
-
32 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 21 Desember: Klaim Henry, Fabregas 114, dan Gems
-
Tiruan Game Horizon Ditarik dari Steam: Babak Akhir Pertarungan Sony vs Tencent?
-
60 Kode Redeem FF Aktif 21 Desember 2025: Garena Bagi Diamond Gratis dan Bundle Spesial
-
Bocoran Harga Redmi Note 15 5G di Pasar Asia Beredar, Diprediksi Lebih Mahal
-
HP Murah HMD Vibe 2 Siap Debut: Desain Mirip iPhone, Harga Diprediksi Sejutaan
-
Xiaomi Home Screen 11 Muncul di Toko Online, Pusat Kontrol Lebih Premium
-
Honor Win Segera Rilis: Usung Baterai 10.000 mAh, Skor AnTuTu 4,4 Juta Poin
-
10 Prompt Gemini AI Edit Foto Bersama Ibu, Siap Pakai untuk Rayakan Hari Ibu Besok
-
5 Smartwatch GPS dengan Baterai Tahan Lama, Aman Dipakai setiap Hari