Suara.com - Peneliti utama uji klinik vaksin Merah Putih Universitas Airlangga, Surabaya, Jawa Timur dr Dominicus Husada, SpA(K) mengatakan uji klinis vaksin Merah Putih fase 1 dimulai pada 8 Februari 2022.
Ia menjelaskan sebanyak 90 orang peserta akan mengikuti uji klinis fase 1 dengan usia 18 tahun ke atas. Uji klinis kandidat vaksin Merah Putih Unair tersebut akan dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr Soetomo Surabaya, Jawa Timur.
"Persiapan on track (sesuai rencana)," katanya Dominicus, Jumat (28/1/2022).
"Uji klinis fase 1 direncanakan dilakukan selama setahun, yang bertujuan untuk mengevaluasi keamanan dan kekebalan yang dihasilkan dari kandidat vaksin tersebut," lanjut dia.
Kandidat vaksin Merah Putih buatan Unair, katanya, akan menjalani tiga fase uji klinis, yang mana tiap fase direncanakan dilaksanakan selama setahun.
"Sukarelawan yang menjadi peserta uji klinis fase 1 kebanyakan berasal dari Jawa Timur, khususnya Surabaya," katanya.
Terkait persiapan uji klinis fase 1, ia mengatakan semua aspek saat ini sesuai rencana, yang meliputi antara lain para kandidat peserta uji, kelengkapan gedung dan peralatan, peralatan medis, kesiapan petugas, kesiapan administrasi, dan kesiapan pendanaan.
Persetujuan untuk pelaksanaan uji klinis kandidat vaksin itu akan dikeluarkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Unair mengembangkan vaksin Merah Putih untuk COVID-19 dengan menggunakan platform inactivated virus atau berbasis virus yang dilemahkan atau dimatikan.
Baca Juga: Vaksin Merah Putih yang Dikembangkan Eijkman Segera Masuk Fase Uji Praklinis
Selain itu, Unair telah menyerahkan bibit vaksin kepada PT Biotis Pharmaceuticals Indonesia untuk disiapkan bagi pelaksanaan uji klinis vaksin tersebut.
Bibit vaksin Merah Putih yang dikembangkan Unair tersebut telah melalui uji praklinis fase 1 dan 2. Uji praklinis fase 1 menggunakan hewan mencit dan fase 2 menggunakan hewan macaca atau monyet.
Setelah berhasil melalui uji klinis fase 1, 2, dan 3, diharapkan vaksin Merah Putih tersebut dapat memperoleh izin penggunaan darurat (emergency use authorization) atau EUA dari BPOM, demikian Dominicus Husada.
Berita Terkait
-
BPOM Resmi Keluarkan Izin Penggunaan Darurat Vaksin Merah Putih
-
Vaksin Inavac Buatan Indonesia Dapat Izin Penggunaan Darurat, Efek Sampingnya Berat Nggak Ya?
-
Kabar Baik! BPOM Resmi Rilis Vaksin Inavac: 100 Persen Karya Anak Bangsa Indonesia
-
Pandemi Covid-19 Melandai, Masihkah Vaksin Merah Putih Diperlukan?
-
Jika Vaksin Merah Putih Jadi Vaksinasi Booster, Perlu Uji Klinis Lanjutan
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Maarten Paes: Pertama (Kalahkan) Arab Saudi Lalu Irak, Lalu Kita Berpesta!
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
Terkini
-
Netizen Bandingkan Runtuhnya Al Khoziny dan Sampoong: Antara Dibela vs Dipenjara
-
Viral Gerakan 'Kami Bersama Kiai Al Khoziny': Tuai Pro dan Kontra
-
Spesifikasi Poco M7 yang Masuk Indonesia 10 Oktober, Punya Baterai 7.000 mAh
-
17 Kode Redeem FC Mobile Terupdate 6 Oktober: Raih Pemain 112-113 dan Hujan Gems
-
DJI Mini 5 Pro, Kamera Osmo Nano, dan Mic 3 Resmi Masuk Indonesia, Ini Harganya
-
54 Kode Redeem FF Terbaru 6 Oktober: Klaim Katana Dual Flame dan Grizzly Bundle
-
5 Rekomendasi HP Murah dengan Kamera Stabilizer Mulai Rp 1 Jutaan
-
Helldivers 2 Makan Banyak Ruang di PC Dibanding Konsol, Ini Penyebabnya
-
Luas Es Laut Antartika Catat Titik Terendah Ketiga dalam 47 Tahun
-
Heboh Jatuh di Cirebon! Ini Jadwal Hujan Meteor 2025 di Indonesia Tak Boleh Dilewatkan