Suara.com - Activision Blizzard baru saja mengumumkan laporan keuangan perusahaan sepanjang tahun lalu. Cukup menarik, Activision mengungkap bahwa mereka berhasil memperoleh puluhan triliun rupiah dari microtransaction atau transaksi mikro dan pendapatan langganan.
Perusahaan menghasilkan pendapatan bersih tertinggi sepanjang masa sebesar 8,8 miliar dolar AS (Rp 128 triliun). Activision mencatatkan pendapatan operasional sebanyak 3,62 miliar dolar AS (Rp 52,1 triliun) dan laba bersih 2,7 miliar dolar AS (Rp 38,9 triliun).
Perusahaan holding game ini menghasilkan 5,1 miliar dolar AS atau Rp 73,4 triliun dari transaksi mikro. Itu adalah penghasilan yang mencakup DLC, langganan World of Warcraft, lootbox, dan kosmetik.
Dikutip dari TweakTown, hasil transaksi mikro menyumbang 61 persen dari pemesanan bersih Activision-Blizzard senilai 8,354 miliar dolar AS.
Rekor tersebut berhasil dicapai meski penjualan Call of Duty Vanguard mengalami penurunan. Sebelum ini, Microsoft semakin ambisius dalam memasuki industri game dengan membeli Activision.
Publisher sangat cocok pada ambisi dari Microsoft yang sebagian besar berfokus pada layanan langsung, IP konten, monetisasi, dan nilai tambah untuk layanan berlangganan Game Pass-nya.
Perlu diketahui, Microsoft mengakuisisi Activision Blizzard dalam transaksi tunai senilai 68,7 miliar dolar AS atau Rp 987 triliun.
Perusahaan yakin bahwa akuisisi ini akan mempercepat pertumbuhan bisnis game Microsoft di perangkat seluler, PC, konsol, cloud, dan menyediakan pondasi untuk metaverse.
Pembelian dengan nilai hampir 1.000 triliun rupiah tersebut mencakup franchise ikonis dari studio milik Activision, Blizzard dan King. Beberapa game seperti Warcraft, Diablo, Overwatch, Call of Duty, dan Candy Crush, serta kompetisi eSports Major League Gaming, termasuk dalam kesepakatan akuisisi.
Baca Juga: Daftar 5 Game Indonesia yang Paling Ditunggu di 2022
Meski telah dibeli oleh Microsoft, Bobby Kotick masih tetap menjabat sebagai CEO Activision Blizzard. Setelah akuisisi, petinggi Activision Blizzard bakal melaporkan perkembangan bisnis ke Phil Spencer CEO Microsoft Gaming. Penghasilan puluhan triliun rupiah dari transaksi mikro milik Activision menjadi bukti bahwa perusahaan holding game ini bisa membuat kontribusi signifikan ke depannya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- 7 Sepatu Adidas Diskon hingga 60% di Sneakers Dept, Cocok Buat Tahun Baru
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Kencang bak Ninja, Harga Rasa Vario: Segini Harga dan Konsumsi BBM Yamaha MT-25 Bekas
Pilihan
-
Dasco Tegaskan Satgas DPR RI Akan Berkantor di Aceh untuk Percepat Pemulihan Pascabencana
-
6 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED Terbaik untuk Pengalaman Menonton yang Seru
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
-
Aksi Adik Kandung Prabowo yang Makin Mencengkeram Bisnis Telekomunikasi
Terkini
-
Teaser Resmi Beredar, 'HP Flagship Killer' Motorola Signature Debut 7 Januari 2026
-
Master Camera Ring Xiaomi 17 Ultra: Gimmick atau Game-Changer Fotografi?
-
6 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED Terbaik untuk Pengalaman Menonton yang Seru
-
23 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 30 Desember: Klaim Paket Winter 115 dan Ratusan Rank Up
-
Lupa Bayar Iuran? Ini Cara Mengecek Tagihan BPJS Kesehatan di Mobile JKN
-
Bug HyperOS Hantam Redmi Note 14, Ponsel Bisa Mati Mendadak Saat Baterai Hampir Habis
-
7 HP RAM 8 GB Baterai 6000 mAh Dibawah Rp2 Juta, Performa Ngebut Seharian!
-
7 Cara Melihat Riwayat Penelusuran di Berbagai Browser dengan Mudah
-
HMD Pulse 2 Pro Bocor ke Publik, Desain Ala iPhone dan Kamera 50MP Jadi Sorotan
-
61 Kode Redeem FF Terbaru 30 Desember: Raih Emote 2026, Bubble Trouble, dan Evo Cobra