Suara.com - Bintik besar Matahari dilaporkan menghadap ke arah Bumi pada akhir pekan ini sehingga berpotensi menghantam Bumi dengan badai geomagnetik.
Menurut spaceweather.com, bintik tersebut sangat besar sehingga mengubah cara getaran Matahari. Jika titik gelap itu melemparkan gumpalan plasma ke Bumi, hal tersebut dapat mengganggu medan magnet planet, memengaruhi GPS dan satelit komunikasi yang mengorbit dekat Bumi serta sistem navigasi pesawat.
Pusat Prediksi Cuaca Antariksa National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) mengeluarkan prakiraan badai geomagnetik yang tidak menentu di sekitar Bumi pada 6 dan 7 Agustus.
Bintik Matahari adalah bercak gelap di permukaan Matahari yang disebabkan oleh medan magnet yang kuat. Meskipun bintik Matahari ini berada di sisi terjauh Matahari, para ilmuwan mendeteksinya dengan memantau efeknya pada getaran Matahari.
"Matahari terus bergetar karena gelembung konveksi yang mengenai permukaan," kata Dean Pesnell, ilmuwan proyek Solar Dynamics Observatory (SDO) NASA, seperti dikutip dari Live Science pada Sabtu (6/8/2022).
Gelembung panas dan dingin yang terus naik dan turun di dalam Matahari menggerakkan energi ke sekeliling, menyebabkan getaran yang dapat dideteksi oleh observatorium surya seperti SDO.
Sementara itu, medan magnet bintik Matahari yang kuat memperlambat getaran ini, yang merambat melalui matahari. Akibatnya, observatorium seperti SDO dapat memantau bintik Matahari di sisi jauh Matahari dengan penundaan gelombang getaran ini.
Menurut Pesnell, perubahan tanda getaran muncul di peta helioseismic di dekat bagian tenggara Matahari.
Diprediksi bahwa akhir pekan ini, bintik Matahari akan menghadap Bumi, yang berpotensi menyebabkan semburan Matahari, yaitu ledakan radiasi yang intens di atmosfer Matahari.
Baca Juga: Segini Sisa Umur Matahari
Aktivitas Matahari ini dapat berdampak pada Bumi. Ledakan Matahari dapat memanaskan awan partikel bermuatan listrik dari atmosfer bagian atas Matahari ke suhu yang sangat tinggi, yang dapat menyemburkan gumpalan plasma raksasa ke Bumi yang dikenal sebagai, ejeksi massa koronal (CME).
Pesnell menjelaskan bahwa peningkatan aktivitas Matahari dapat berdampak pada satelit yang mengorbit dekat Bumi. Selain itu, kemungkinan efek lain dari cuaca luar angkasa yang lebih parah termasuk gangguan komunikasi dan navigasi di wilayah kutub dan bahkan pemadaman listrik di Bumi.
Matahari memiliki siklus 11 tahun di mana aktivitasnya bertambah dan berkurang, yang dikenal juga sebagai "solar maximum" dan "solar minimum", yang menunjukkan jumlah bintik Matahari paling banyak dan paling sedikit.
Matahari saat ini menuju solar maximum pada 2024 atau 2025. Belakangan ini, Matahari lebih aktif dari perkiraan NASA. Meski begitu, CME adalah perilaku normal untuk titik siklus bintik Matahari.
Berita Terkait
-
CERPEN: Matahari itu Bernama Surya
-
4 Rekomendasi Toner untuk Meredakan Kulit Sunburn akibat Paparan Matahari
-
Cara Mengatasi Kulit Belang akibat Jalan-jalan Seharian saat Liburan, Bisa Pakai Bahan Alami
-
Waspada, 5 Masalah Kesehatan Ini Bisa Muncul Akibat Kurang Berjemur
-
5 Tanaman Bunga yang Tidak Butuh Sinar Matahari, Cocok untuk Ruangan Indoor
Terpopuler
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Sepatu Lokal Senyaman Skechers, Tanpa Tali untuk Jalan Kaki Lansia
- 9 Sepatu Puma yang Diskon di Sports Station, Harga Mulai Rp300 Ribuan
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- 5 Sepatu New Balance yang Diskon 50% di Foot Locker Sambut Akhir Tahun
Pilihan
-
In This Economy: Banyolan Gen Z Hadapi Anomali Biaya Hidup di Sepanjang 2025
-
Ramalan Menkeu Purbaya soal IHSG Tembus 9.000 di Akhir Tahun Gagal Total
-
Tor Monitor! Ini Daftar Saham IPO Paling Gacor di 2025
-
Daftar Saham IPO Paling Boncos di 2025
-
4 HP Snapdragon Paling Murah Terbaru 2025 Mulai Harga 2 Jutaan, Cocok untuk Daily Driver
Terkini
-
51 Kode Redeem FF Terbaru 31 Desember 2025, Ada Skin XM8 dan Hadiah Tahun Baru Gratis
-
23 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 31 Desember 2025, Klaim Hadiah Tahun Baru Gratis!
-
Tier List Pet Game Grow A Garden Desember 2025: Hadirkan Mutasi dan Panen Terbaik
-
5 Rekomendasi Smartwatch yang Bisa WhatsApp, Harga Mulai Rp300 Ribuan
-
8 Cara dan Prompt AI Membuat Video Renovasi Rumah Berantakan Jadi Rapi
-
Registrasi Kartu SIM Pakai Face Recognition Tuai Keraguan Publik, Isu Keamanan Data Jadi Sorotan
-
5 Tablet Murah untuk Anak SMP Awet, Mulai Rp1 Jutaan Nyaman untuk Belajar
-
Tren Stiker LINE 2025: Emosi, Humor, dan Karya Lokal Jadi Raja Percakapan Digital
-
Infinix Siapkan Note Edge, HP Midrange Layar Lengkung yang Siap Guncang Pasar Indonesia
-
HP Murah Tecno Camon 50 Lolos Sertifikasi di Indonesia, Baterai Makin Jumbo