Suara.com - Indonesia merupakan salah satu negara yang menerima email spam terbanyak di Asia Pasifik selama 2022, demikian dikatakan Noushin Shabab, peneliti keamanan siber Kaspersky dalam acara Cybersecurity Weekend yang digelar di Phuket, Thailand, Kamis (25/8/2022).
Noushin membeberkan bahwa selama 2022, sudah terdeteksi lebih dari 1,8 juta email spam di Indonesia, atau sekitar 10,4 persen dari total email spam di Asia Pasifik.
Negara Asia Pasifik yang menerima email spam paling besar adalah Vietnam, yang berjumlah lebih dari 3 juta email. Di urutan kedua ada Malaysia sebanyak 2,3 juta dan disusul Jepang sekitar 1,8 juta email spam.
Di Asia Pasifik, Kaspersky berhasil mendeteksi 24 persen dari total email spam berbahaya di dunia. Dengan kata lain, satu dari empat email spam yang dikirim di dunia tujuannya adalah ke komputer yang beroperasi di Asia Pasifik.
Dari jumlah itu, 61 persen di antaranya dikirim ke hanya lima negara yakni Vietnam, Malaysia, Jepang, Indonesia dan Taiwan.
"Sejak 2018 jumlah serangan email spam berbahaya yang dideteksi oleh teknologi kami terus turun setelah mencapai puncaknya di 2019. Tetapi ini bukan berarti kotak email kita sudah aman," beber dia,
Email spam berbahaya memang bukan serangan yang rumit, tetapi ketika dikombinasikan dengan teknik rekayasa sosial ia bisa sangat berbahaya bagi para pengguna internet maupu perusahaan.
Dengan serangan seperti ini para penjahat siber bertujuan melakukan penipuan untuk memperoleh uang dari korban, melakukan penipuan phising untuk memperoleh data sensitif seperti password, nomor kartu kredit, identitas pribadi, dan terakhir menyebarkan virus atau program berbahaya ke komputer korban.
"Hasil pantauan kami menunjukkan bahwa beberapa Advanced Persistent Threats (APT) baru dan lama di Asia Pasifik menggunakan teknik phising yang lebih tertarget yang disebut spearphising," terang dia,
Baca Juga: Ongkos Keamanan Siber Global Akan Tembus Rp 6.800 T
Spearphising merupakan teknik penipuan dengan rekayasa sosial yang berusaha meyakinkan target, memanfaatkan informasi-informasi yang lebih spesifik seperti yang hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan korban atau hobinya.
Ada tiga faktor yang menyebabkan meningkatnya email spam di Asia Pasifik. Pertama adalah populasinya yang sekitatr 60 persen dari total penduduk dunia dan adopsi teknologi yang tinggi.
Terakhir faktor pandemi Covid-19 yang memaksa lebih banyak orang bekerja dari rumah, yang sistem keamanan sibernya lebih lemah ketimbang di kantor.
Berita Terkait
-
Terungkap Trojan Efimer Targetkan Organisasi Melalui Email Phishing
-
Waspadai Phishing Berkedok Pengiriman Barang, Asmara Abigail Pernah Jadi Korban dan Rugi Rp 70 Juta
-
Indosat dan Cisco Luncurkan "Sovereign SOC": Benteng Siber Nasional Baru Lindungi Data Anda!
-
AwanPintar Catat Lebih dari 133 Juta Serangan Siber pada Semester I 2025 di Indonesia
-
ITSEC Cybersecurity Summit 2025 Digelar, Konferensi Keamanan Siber Terbesar di Asia Tenggara
Terpopuler
- Selamat Datang Elkan Baggott Gantikan Mees Hilgers Bela Timnas Indonesia, Peluangnya Sangat Besar
- KPK: Perusahaan Biro Travel Jual 20.000 Kuota Haji Tambahan, Duit Mengalir Sampai...
- Jangan Ketinggalan Tren! Begini Cara Cepat Ubah Foto Jadi Miniatur AI yang Lagi Viral
- Hari Pelanggan Nasional 2025: Nikmati Promo Spesial BRI, Diskon Sampai 25%
- Maki-Maki Prabowo dan Ingin Anies Baswedan Jadi Presiden, Ibu Jilbab Pink Viral Disebut Korban AI
Pilihan
-
Media Lokal: AS Trencin Dapat Berlian, Marselino Ferdinan Bikin Eksposur Liga Slovakia Meledak
-
Rieke Diah Pitaloka Bela Uya Kuya dan Eko Patrio: 'Konyol Sih, tapi Mereka Tulus!'
-
Dari Anak Ajaib Jadi Pesakitan: Ironi Perjalanan Karier Nadiem Makarim Sebelum Terjerat Korupsi
-
Nonaktif Hanya Akal-akalan, Tokoh Pergerakan Solo Desak Ahmad Sahroni hingga Eko Patrio Dipecat
-
Paspor Sehari Jadi: Jurus Sat-set untuk yang Kepepet, tapi Siap-siap Dompet Kaget!
Terkini
-
Gerhana Bulan Langka 7 September 2025: Cara Lihat dan Jadwal Blood Moon Se-Indo dari WIB-WIT
-
Kenapa Hasilnya Beda Jauh? Ini Rahasia 'Prompt' Miniatur AI Gaya Jepang
-
Komdigi Siapkan Pedoman Etika AI, Tangkal Disinformasi Buatan Teknologi Kecerdasan Buatan
-
Sayang Anabul? Ubah Fotonya Jadi Action Figure Gemas, Ini 10 'Prompt Sakti'-nya!
-
Honor Magic 8 Pro Pakai Telefoto 200 MP, Diklaim Mampu Rekam Senja Berkualitas
-
Xiaomi HyperOS 3 Resmi Meluncur: 4 Fitur Canggih Pesaing iOS, Apa Saja Keunggulannya?
-
47 Kode Redeem FF Terbaru 6 September: Raih Brass Knuckle, SG2, dan Skin Groza
-
17 Kode Redeem FC Mobile Terbaru September: Klaim Oliver Kahn 111 dan Ribuan Gems
-
7 Rekomendasi Laptop Chromebook Murah, Harga Mulai Rp 1 Jutaan
-
Jangan Asal Tulis! Ini 'Mantra Ajaib' Miniatur AI yang Benar, Tinggal Copy Paste