Tekno / Internet
Senin, 10 Oktober 2022 | 21:55 WIB
Pengusaha dan inovator terkemuka AS, Elon Musk. [AFP/Peter Parks]

Suara.com - CEO Tesla dan SpaceX, Elon Musk mengusulkan Taiwan pasrah menjadi bagian dari negara China. Dia yakin kalau kedua pemerintah itu dapat mencapai kesepakatan yang sesuai, meski sadar sarannya itu tak bisa membuat semua orang bahagia.

Tawaran Musk itu membuat geram pemerintah Taiwan. Sementara Beijing menyambut baik proposal orang terkaya di dunia tersebut.

Taiwan menyatakan diri sebagai negara merdeka. Sementara di mata Beijing, Taiwan adalah sebuah daerah yang membangkang dan memisahkan diri.

Proposal kontroversial Musk itu bukan yang pertama. Sebelumnya ia membuat Ukraina dan sekutunya berang karena menyarankan agar dilakukan referendum di empat wilayah yang dicaplok Rusia serta membiarkan Krimea jadi milik Moskwa.

"Rekomendasi saya adalah, membuat zona administratif khusus untuk Taiwan yang sesuai, mungkin hal ini tidak akan membuat semua orang senang," kata Elon Musk dalam wawancara dengan Financial Times pekan lalu, seperti dilansir dari BBC, Senin (10/10/2022).

Duta besar China untuk Amerika Serikat, Qin Gang menyatakan kalau penyatuan kembali secara damai dan model satu negara dua sistem seperti yang digunakan di pemerintah Hong Kong adalah prinsip dasar China untuk menyelesaikan konflik Taiwan.

"Dengan syarat kedaulatan, keamanan, dan kepentingan pembangunan China dijamin, setelah reunifikasi Taiwan akan menikmati otonomi tingkat tinggi sebagai wilayah administrasi khusus, dan ruang yang luas untuk pembangunan," papar Gang.

Sementara itu Duta Besar de facto Taiwan untuk AS, Hsiao Bi-khim menyebut kalau Taiwan memang menjual banyak produk. Tetapi kebebasan dan demokrasi pemerintahnya tidak untuk dijual.

"Setiap proposal untuk masa depan kami harus ditentukan secara damai, bebas dari paksaan, dan menghormati keinginan demokratis rakyat Taiwan," tutur dia.

Baca Juga: Belarusia akan Kerahkan Pasukan Militer Gabungan dengan Rusia

Load More