Suara.com - Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) akhirnya buka suara, setelah mencuatnya dugaan kebocoran data 3,2 pengguna PeduliLindungi yang dilakukan hacker Bjorka.
Juru Bicara BSSN Ariandi Putra mengatakan, Tim Cyber Threat Intelligence BSSN pada pukul 13.42 WIB, (15/11/2022) menemukan postingan di Deep Web pada forum breached.to oleh Threat Actor Bjorka, dengan memberikan 40 record sampel data dan menjual data tersebut seharga 100.000 Dolar AS dalam bentuk bitcoin.
"Threat Actor mengklaim memiliki 3.250.144.777 dengan ukuran sebesar 157 GB dengan data berupa data vaksinasi, data history check-in, dan data kontak tracing history data pengguna aplikasi PeduliLindungi," kata Ariandi dalam keterangan resminya, dikutip Senin (21/11/2022).
Dari penemuan itu, Ariandi menyebut kalau BSSN, Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), serta PT Telkom tengah melakukan koordinasi, validari data, dan investigasi untuk memastikan insiden kebocoran data PeduliLindungi itu.
"BSSN, Kemenkes, Kemenkominfo dan PT. Telkom melakukan koordinasi dan kemudian melakukan validasi data serta investigasi dalam rangka memastikan dugaan kebocoran data pengguna aplikasi PeduliLindungi tersebut," tutur Ariandi.
Adapun langkah teknis yang dilakukan mereka, yakni validasi data-data yang dipublikasikan oleh Threat Actor dengan data yang ada pada aplikasi PeduliLindungi, akuisisi log firewall, imaging virtual machine, serta snapshot aplikasi di server aplikasi PeduliLindungi.
"Hingga saat ini proses-proses tersebut masih terus berlangsung," jelas Ariandi.
Diwartakan sebelumnya, Bjorka membocorkan 3,2 miliar data PeduliLindungi yang terbagi ke dalam data pengguna, data vaksinasi, riwayat pelacakan, serta riwayat check-in pengguna aplikasi dengan memberikan sampel data.
Adapun data yang diunggah yaitu Nama, Email, NIK (Nomor KTP), Nomor Telepon, Tanggal Lahir, Identitas Perangkat, Status COVID-19, Riwayat Check-in, Riwayat Pelacakan Kontak, Vaksinasi, dan lainnya.
Baca Juga: Bjorka Bikin Indonesia Jadi Negara Kebocoran Data Terbanyak Nomor 3 di Dunia
Data yang berjumlah 3,2 miliar ini dijual dengan harga 100.000 Dolar AS atau sekitar Rp 1,5 miliar yang hanya bisa dibeli hanya menggunakan Bitcoin.
Berita Terkait
Terpopuler
- Operasi Zebra 2025 di Sumut Dimulai Besok, Ini Daftar Pelanggaran yang Disasar
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Mobil Keluarga Bekas Paling Dicari 2025, Murah dengan Performa Mumpuni
- 5 Mobil Sedan Bekas Pajak Murah dan Irit BBM untuk Mahasiswa
- 5 Rekomendasi Smartwatch Selain Apple yang Bisa QRIS MyBCA
Pilihan
-
Aksi Jatuh Bareng: Rupiah dan Mata Uang Asia Kompak Terkoreksi
-
4 HP RAM 12 GB Paling Murah, Pilihan Terbaik untuk Gamer dan Multitasker Berat
-
Perusahaan BUMN dan Badan Negara Lakukan Pemborosan Anggaran Berjamaah, Totalnya Rp43 T
-
RKUHAP Resmi Jadi UU: Ini Daftar Pasal Kontroversial yang Diprotes Publik
-
Permintaan Pertamax Turbo Meningkat, Pertamina Lakukan Impor
Terkini
-
Caviar Rilis iPhone 17 Pro Bitcoin Edition Berlapis Emas, Harga Tembus Rp 1,1 Miliar
-
Capcom Batalkan Resident Evil Requiem Mode Multiplayer, Ada Alasan Khusus
-
Warga Malaysia Bikin Geger di Apartemen Paris Gara-gara Durian, Netizen: Coba Goreng Ikan Asin
-
Spesifikasi Oppo Reno 15 Versi China: Pakai Dimensity 8450 dan Kamera 200 MP
-
Cara Menyembunyikan Aplikasi di iPhone, Lindungi Data Pribadi
-
Ponsel Misterius Realme Gunakan Dimensity 7400 Ada di Geekbench
-
5 Tablet dengan Kamera Depan 11 MP ke Atas, Selfie dan Video Call Jadi Lebih Jernih
-
4 HP RAM 12 GB Paling Murah, Pilihan Terbaik untuk Gamer dan Multitasker Berat
-
Poco F8 Pro dan F8 Ultra Rilis 26 November dari Bali, Kembaran Redmi K90
-
Sisternet Jadi Sorotan di W20 Summit Afrika Selatan, Indonesia Angkat Pemberdayaan Perempuan Digital