Suara.com - Layanan imigrasi gangguan atau down akibat Pusat Data Nasional (PDN) yang dikelola Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo). Ahli menduga insiden yang viral beberapa waktu belakangan ini berkaitan dengan serangan siber.
Chairman Lembaga Riset Keamanan Siber CISSReC, Pratama Persadha mengungkapkan, beberapa hal yang dapat menyebabkan gangguan total sistem imigrasi itu yakni faktor gangguan suplai listrik, kerusakan server, gangguan koneksi internet, hingga serangan siber seperti DDoS atau ransomware.
"Jika melihat dari pola gangguan yang terjadi, ada kemungkinan jika masalah yang terjadi pada PDN disebabkan karena serangan siber dengan metode ransomware," kata Pratama dalam siaran pers, dikutip Minggu (23/6/2024).
Menurutnya, apabila PDN mengalami masalah teknis, tentunya tidak akan memakan waktu selama itu. Jika ada masalah suplai listrik misalnya, itu bisa segera diatasi dengan menggunakan catuan listrik dari gardu lain atau genset sebagai catuan sementara.
Apabila faktornya gangguan koneksi internet seperti putusnya kabel fiber optik yang masuk ke dalam PDN, Pratama menilai itu masih bisa ditanggulangi dengan cepat menggunakan koneksi radio Point-to-Point yang memiliki bandwidth besar dan tidak membutuhkan waktu lama untuk melakukan instalasi.
"Begitu pula jika terkena serangan siber dengan metode DDoS, seharusnya waktu penanggulangan yang dibutuhkan juga tidak akan selama itu karena bisa dengan mudah diselesaikan dengan memanfaatkan perangkat anti DDoS serta bekerja sama dengan ISP (internet service provider) untuk menambah kapasitas bandwidth dan membantu mengatasi DDoS dari sisi ISP," papar dia.
Dengan melihat kejadian ini, Pratama menyatakan kalau penggunaan PDN bisa membahayakan negara apabila tidak dilengkapi dengan pengamanan yang kuat. Sehingga masing-masing instansi pemerintah yang hosting di PDN harus membuat Business Continuity Plan (BCP) yang kuat agar tidak bergantung 100 persen kepada infrastruktur PDN.
"PDN sendiri harus gamblang menjelaskan apa yang terjadi serta semenjak awal memaparkan BCP dari resiko semacam ini. Yang perlu menjadi catatan adalah PDN yang dibangun saat ini hanya menyediakan infrastrukturnya saja untuk menyimpan data dari masing-masing instansi pemilik SPBE," imbuhnya.
Selain itu, lanjut Pratama, faktor keamanan siber juga masih perlu mendapatkan perhatian khusus. Sebab yang dijamin oleh pengelola PDN saat ini adalah keamanan siber dari infrastruktur PDN itu sendiri.
Baca Juga: Revisi Desain Ucapan Ultah Jokowi, Kominfo Tetap Jadi Bulan-bulanan Netizen, Kenapa?
Sedangkan keamanan siber dari aplikasi setiap SPBE masih menjadi tanggung jawab dari instansi pemilik SPBE tersebut.
Menurut Perpres Infrastruktur Informasi Vital (IIV) dan Peraturan BSSN yang merupakan turunan Perpres IIV, saat melakukan identifikasi kebutuhan setiap instansi juga diminta menyertakan rencana keberlangsungan layanan.
"Sehingga pemerintah juga bisa mengetahui jika terjadi gangguan bagaimana instansi tersebut menjaga agar layanan masyarakat tetap berjalan dan bisa segera dipulihkan kembali layanan kepada masyarakat tersebut," timpal dia.
Ia melanjutkan, saat ini PDN digunakan oleh layanan seluruh instansi pemerintahan. Pratama menilai, seharusnya masalah seperti ini tidak seharusnya terjadi kepada sebuah data center seperti PDN, apalagi dipergunakan untuk layanan pemerintah, sudah dipertimbangkan berbagai faktor pengamanan berupa redundancy.
Baik itu dari sisi perangkat keras seperti server dan media penyimpanan, catuan listrik dari beberapa gardu yang berbeda, serta UPS (Unintetuptinle Power System) dan koneksi Internet dari beberapa ISP.
PDN yang direncanakan oleh Pemerintah akan berlokasi di empat kota. Namun saat ini PDN yang berlokasi di Cikarang masih proses pembangunan dan baru akan diresmikan pada 17 Agustus 2024 ini.
Berita Terkait
-
Revisi Desain Ucapan Ultah Jokowi, Kominfo Tetap Jadi Bulan-bulanan Netizen, Kenapa?
-
Kominfo Revisi Ucapan Ultah Jokowi Usai Viral, Tak Lagi Mirip Berita Duka
-
Kominfo: Gangguan di Pusat Data Nasional Sedang Diatasi, Layanan Keimigrasian Mulai Bisa Berjalan
-
Pusat Data Nasional Lumpuh 56 Jam, Publik Pertanyakan Kualitas Pertahanan Siber Kominfo
-
Sistem Macet, Proses Keimigrasian di Bandara-bandara InJourney Airport Dilakukan Manual
Terpopuler
- 5 Perbedaan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia yang Sering Dianggap Sama
- 5 Mobil Bekas yang Perawatannya Mahal, Ada SUV dan MPV
- 5 Mobil SUV Bekas Terbaik di Bawah Rp 100 Juta, Keluarga Nyaman Pergi Jauh
- Sulit Dibantah, Beredar Foto Diduga Ridwan Kamil dan Aura Kasih Liburan ke Eropa
- 13 Promo Makanan Spesial Hari Natal 2025, Banyak Diskon dan Paket Hemat
Pilihan
-
Libur Nataru di Kota Solo: Volume Kendaraan Menurun, Rumah Jokowi Ramai Dikunjungi Wisatawan
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga
-
Genjot Konsumsi Akhir Tahun, Pemerintah Incar Perputaran Uang Rp110 Triliun
-
Penuhi Syarat Jadi Raja, PB XIV Hangabehi Genap Salat Jumat 7 Kali di Masjid Agung
-
Satu Indonesia ke Jogja, Euforia Wisata Akhir Tahun dengan Embel-embel Murah Meriah
Terkini
-
Akhirnya Bisa Ganti Alamat Gmail! Google Uji Fitur yang Sudah Lama Dinanti Pengguna
-
29 Kode Redeem FF 27 Desember 2025: Bocoran SG2 Meteor dan Toko Prime Januari
-
20 Kode Redeem FC Mobile 27 Desember 2025: Bocoran TOTY Tanpa Galeri dan Ikon Gratis
-
Sempat Dikabarkan Gagal, iPhone Air 2 Kini Dipastikan Meluncur 2026
-
Usai Debut di China, Xiaomi 17 Ultra Diprediksi Bakal Masuk ke Indonesia
-
Pemegang Saham Setujui Akuisisi Electronic Arts oleh Arab Saudi Senilai Ratusan Triliun
-
35 Kode Redeem FF 26 Desember 2025: Klaim Skin Winterland dan Bocoran Fitur Mancing
-
25 Kode Redeem FC Mobile 26 Desember 2025: Sikat 5.000 Gems di Tantangan Beku Fase 2
-
Spesifikasi POCO F8 Pro: Andalkan Snapdragon 8 Elite, RAM 12 GB, dan Audio Bose
-
POCO M8 5G Muncul di Toko Online, Siap Dipasarkan di India dan Indonesia