Suara.com - Setelah dua tahun pencarian, astronom berhasil melacak sumber sinyal radio misterius yang berulang kali terdeteksi dari luar angkasa.
Penelitian terbaru mengungkap bahwa sinyal tersebut kemungkinan berasal dari interaksi unik antara bintang katai merah dan objek tak terlihat di orbitnya, yang diduga adalah bintang katai putih.
Awal Penemuan Sinyal Radio
Menyadur dari Unilad, pada tahun 2022, para astronom mendeteksi semburan gelombang radio intens yang terulang secara konsisten.
Sumbernya, yang diberi nama GLEAM-X J162759.5-523504, memancarkan sinyal setiap 18 menit dengan frekuensi yang sama. Fenomena ini mengejutkan karena berbeda dari pola gelombang radio yang pernah terdeteksi sebelumnya.
Meskipun diketahui memiliki medan magnet kuat dan ukuran yang jauh lebih kecil dari Matahari, asal-usul sinyal ini tetap menjadi misteri selama bertahun-tahun.
Penelitian awal dimulai pada tahun 2020, ketika mahasiswa sarjana Tyrone O'Doherty menemukan sinyal gelombang radio yang tampak aneh dalam data tahun 2018.
Sinyal tersebut menghilang dalam beberapa bulan, memunculkan spekulasi tentang kemungkinannya sebagai tanda bintang yang meledak atau tabrakan di luar angkasa.
Melacak Sumber dengan Teknologi Mutakhir
Baca Juga: Rayakan Ultah Adik Tiri, Etika Putri Delina Tuai Pujian
Untuk memperjelas asal sinyal, tim astronom menggunakan teleskop radio Murchison Widefield Array di Australia Barat, yang mampu memindai 1.000 derajat persegi langit setiap menit.
Teleskop ini mendeteksi sumber baru, GLEAM-X J0704-37, yang memancarkan gelombang radio selama satu menit setiap 2,9 jam.
Temuan ini diperkuat oleh teleskop MeerKAT di Afrika Selatan, yang memungkinkan tim menentukan bahwa sumber sinyal tersebut adalah bintang katai merah.
Namun, penelitian lebih lanjut mengungkapkan bahwa gelombang radio ini bukan berasal langsung dari katai merah itu sendiri, melainkan dari interaksi dengan objek tak terlihat di orbitnya.
Peran Katai Putih dan Medan Magnet
Berdasarkan analisis, objek tak terlihat yang bertanggung jawab atas gelombang radio tersebut kemungkinan besar adalah bintang katai putih, sisa evolusi bintang kecil hingga sedang seperti Matahari.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Resmi Melantai di Bursa, Saham Superbank Melambung Tinggi
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
-
5 HP RAM 6 GB Paling Murah untuk Multitasking Lancar bagi Pengguna Umum
-
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
-
6 HP Snapdragon RAM 8 GB Termurah: Terbaik untuk Daily Driver Gaming dan Multitasking
Terkini
-
5 Rekomendasi Smartwatch Murah dengan Fitur Kesehatan Lengkap, Harga di Bawah Rp1 Juta
-
Cara Mudah Mengakses Komputer Lain dari Mac
-
5 Smartwatch Murah untuk Anak Sekolah, Sudah Dilengkapi Fitur SOS dan Tahan Air
-
Mengapa Kucing dan Anjing Makan Rumput? Ini Penjelasan Ilmiahnya
-
5 HP Layar AMOLED Termurah 2025, Cocok untuk Nonton dan Gaming Ringan
-
42 Kode Redeem FF 17 Desember 2025: Klaim Skin Pistol Gratis dan Bocoran Kalender Part 2
-
5 Rekomendasi HP Murah Baterai 6000 mAh untuk Ojek Online dan Kerja Lapangan, Bye Lowbatt
-
27 Kode Redeem FC Mobile 17 Desember 2025: Sikat Hazard 115 dan Paket Festive Fixtures
-
LG Hadirkan Solusi Display dan HVAC Berbasis AI dan Hemat Energi, Demi Genjot Sektor B2B
-
7 HP dengan Kamera Leica Terbaik 2025, Hasil Foto Premium Bak Profesional