Suara.com - Pakar politik yang juga CEO Political Marketing Consulting (PolMark) Indonesia, Eep Saefulloh Fatah membandingkan gebrakan pemberitaan yang muncul dari beberapa pemimpin setelah lengser.
Pembahasan ini muncul setelah terungkap adanya perbedaan "pemberitaan" dari sosok pemimpin yang telah lengser dari jabatannya.
Contohnya gebrakan kurang sedap justru datang dari Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi) yang dinominasikan menjadi pemimpin terkorup dunia versi OCCRP dalam hitungan bulan sejak dirinya lengser.
Menurut pria yang akrab disapa Kang Eep ini, pemberitaan kurang sedap itu sangat berbeda dengan gebrakan Presiden Amerika Serikat ke-39, Jimmy Carter setelah lengser dari jabatannya.
Jimmy Carter yang baru meninggal dunia pada Minggu (29/12/2024) di usia 100 tahun itu melakukan banyak misi perdamaian di beberapa negara dan mendirikan Carter Institute.
Jimmy Carter bahkan membantu membangun, merenovasi, atau memperbaiki 4.390 rumah di 14 negara untuk Habitat for Humanity setelah dirinya lengser.
Hal ini berbeda pula dengan apa yang dilakukan Presiden ke-2 RI, Soeharto saat lengser. Kala itu, Soeharto lengser setelah 32 tahun menjabat dengan istilah "lengser keprabon, madeg pandito".
"Kalau konsepnya Pak Harto dulu kan ada istilah madeg pandito ratu, jadi seseorang yang sudah berkuasa selayaknya menjadi jati dirinya yang paling asli lalu kemudian membaktikan dirinya untuk kemanusiaan mendekatkan diri pada Tuhan dan melakukan kebajikan dan kebaikan menjadi pandito kebajikan," ujar Kang Eep, dikutip dari Youtube Rhenald Kasali, Selasa (7/1/2025).
Ia menjelaskan, jika konsep tersebut diterapkan oleh Jokowi saat lengser, maka akan berdampak dahsyat.
Baca Juga: Dari Terkorup Hingga Berpengaruh: Nasib Jokowi vs Prabowo Versi Media Asing
Tidak seperti sosok Jokowi saat ini yang ia nilai masih "cawe-cawe" dalam pemerintahan Prabowo.
Jika semakin lama Jokowi masih "ikut campur", maka menurut Eep cepat atau lambat nama baiknya bisa semakin hilang.
"Kalau konsep seperti itu dipraktikkan oleh Presiden seperti Jokowi misalnya, (akan) luar biasa dahsyatnya.
Tetapi ketika dia kemudian masih bermain-main lumpur cawe-cawe dalam pengertian politik sehari-hari seperti yang sekarang kita lihat.
Saya khawatir kewibawaan nama baik yang orang selama ini masih ingat lambat laun itu akan makin tergerus dan orang akan mengingat yang buruk-buruknya saja," tutur Eep.
Kontributor : Maliana
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Imbas Krisis RAM, Berapa Harga iPhone 2026? Bakal Meroket, Ini Prediksinya
-
Mendagri Tito Viral Usai Komentari Bantuan Malaysia, Publik Negeri Jiran Kecewa
-
Panduan Mudah: Cara Memblokir dan Membuka Blokir Situs Internet di Firefox
-
Ponsel Murah Terancam Punah Tahun 2026, Apa itu Krisis RAM?
-
Fakta Unik Burung Walet Kelapa: Otot Sayap Tangguh bak Kawat, Mampu Terbang Nonstop Hingga 10 Bulan
-
Cara Tukar Poin SmartPoin Smartfren Jadi Pulsa
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Update Terbaru Stardew Valley 1.7: Bocoran Ladang Baru hingga Tanggal Rilis