Hewan laut tidak perlu khawatir tentang kaki yang harus menopang berat tubuh mereka, karena air membantu mengurangi beban yang ditanggung oleh otot dan tulang mereka.
Inilah yang memungkinkan paus tumbuh sangat besar tanpa menghancurkan tubuh mereka sendiri.
Selain itu, paus biru memiliki sumber makanan yang melimpah di lautan, seperti krill yang kaya nutrisi. Dengan efisiensi makan yang tinggi dan lingkungan yang mendukung, tidak heran jika paus biru bisa mencapai ukuran yang mengagumkan.
Peran Metabolisme dan Makanan
Selain fisika, metabolisme dan ketersediaan makanan juga memengaruhi seberapa besar hewan bisa tumbuh.
Hewan berdarah panas seperti mamalia membutuhkan lebih banyak makanan untuk menjaga suhu tubuh mereka dibandingkan dengan reptil berdarah dingin.
Misalnya, Titanosaurus, dinosaurus raksasa yang berdarah dingin, mampu tumbuh lebih besar daripada mamalia darat terbesar karena mereka tidak membutuhkan banyak kalori untuk bertahan hidup.
Sebaliknya, gajah yang berdarah panas harus makan jauh lebih banyak untuk mempertahankan suhu tubuh mereka, sehingga ukuran mereka lebih terbatas.
Jordan Okie, ahli biologi kuantitatif di Arizona State University, menjelaskan bahwa lingkungan yang kaya nutrisi memungkinkan hewan untuk tumbuh lebih besar. Itulah mengapa kita melihat paus, gajah, dan megafauna lainnya hidup di daerah yang subur dan penuh makanan.
Baca Juga: Asteroid Sebesar Patung Liberty Menuju Bumi? Simulasi Ungkap Dampak Mengerikan!
Bagaimana dengan Masa Depan Megafauna?
Jika di masa lalu ada hewan darat seberat puluhan ton dan paus biru sebesar kapal laut, mungkinkah kita akan melihat hewan yang lebih besar lagi di masa depan?
Sayangnya, jawabannya tidak begitu optimis. Geerat Vermeij, profesor geobiologi di Universitas California, Davis, menjelaskan bahwa manusia telah memusnahkan sebagian besar megafauna di darat, seperti mamut, gajah purba, dan predator besar lainnya.
Lebih dari 90% hewan besar di darat telah punah, terutama karena perburuan dan perusakan habitat oleh manusia.
Jadi, meski secara teori mungkin ada hewan yang bisa tumbuh lebih besar, hegemoni manusia di Bumi saat ini membuat kemungkinan itu sangat kecil.
“Kita harus kehilangan manusia sebelum megafauna bisa kembali lagi,” kata Vermeij. “Tidak ada hewan yang akan menjadi sangat besar di bawah dominasi kita.”
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
Pilihan
-
5 Mobil Bekas Pintu Geser Ramah Keluarga: Aman, Nyaman untuk Anak dan Lansia
-
5 Mobil Bekas di Bawah 100 Juta Muat hingga 9 Penumpang, Aman Bawa Barang
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Curacao dan 10 Negara Terkecil yang Lolos ke Piala Dunia, Indonesia Jauh Tertinggal
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi
Terkini
-
Prediksi Cuaca Hari Ini 20 November, BMKG: Waspada Hujan & Angin di Berbagai Wilayah Indonesia
-
Perdana, Bocoran vivo X Fold6 dan Jadwal Peluncurannya
-
Dari Kasir ke Dashboard: Semua Data Bisnis Kini Mengalir Otomatis dalam Satu Ekosistem Digital
-
30 Kode Redeem FF Terbaru 20 November 2025, Raih Emot dan Skin Groza Gratis
-
HyperOS 3 Hadir dengan 2 Versi: Android 15 dan Android 16 Tapi Ada Fitur yang Hilang, Upgrade?
-
5 HP Foldable dengan Layar Besar, Solusi untuk Produktivitas dan Streaming
-
Keren! Dosen Polines Ajak Petani Demak Bertani Pakai IoT, Wujud Nyata Program Diktisaintek Berdampak
-
23 Kode Redeem FC Mobile 20 November 2025, Dapatkan Paket Glorious 106-113 dan Rank Up
-
Panduan Lengkap Menghubungkan Laptop Windows dan Mac ke Monitor Eksternal, Ini Langkah-langkahnya
-
Baru Rilis, ARC Raiders Kalahkan Battlefield 6 Dua Pekan Beruntun di Steam