Suara.com - Pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) meyakini kalau digitalisasi program Makan Bergizi Gratis (MBG) menjadi langkah krusial untuk menekan angka stunting sekaligus membekali Indonesia dalam menghadapi bonus demografi.
Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamenkomdigi) Nezar Patria menilai bahwa pemanfaatan teknologi digital menjadi satu-satunya cara efektif untuk mengelola program berskala nasional yang menyasar hingga 82 juta anak pada akhir tahun 2025.
Nezar menerangkan, intervensi digital dalam Program MBG menjadi langkah strategis untuk memastikan efektivitas program, menjamin kualitas gizi, dan memperkuat kesiapan generasi Indonesia menyambut bonus demografi.
“Saya kira intervensi digital atau digitalisasi dalam proses pelaksanaan makan bergizi gratis ini, ini satu keniscayaan karena kita akan memberi makan kurang lebih 82 juta di akhir 2025 ini,” ungkapnya, dikutip dari siaran pers Komdigi, Rabu (18/7/2025).
Nezar mengungkapkan kalau keberhasilan Program MBG tidak bisa dilepaskan dari pengelolaan data secara digital mulai dari rantai pasok bahan makanan, pengawasan standar gizi, distribusi, hingga pelaporan.
Menurut dia, kesuksesan eksekusi program bergantung pada efisiensi sistem yang dibangun dari hulu ke hilir.
“Mungkin kelihatannya seperti cuma sekadar masak kemudian dibagikan. Tetapi sebenarnya untuk menyiapkan makanan tepat waktu, itu harus disiapkan dari hulu sampai hilir. Misalnya untuk menjamin supaya pasokan bahan makanan di dapur bisa datang tepat waktu, dan juga bisa memenuhi standar gizi yang ada, itu semua harus berdasarkan data,” paparnya.
Berkat sistem digital, Nezar menyebut kalau seluruh proses, termasuk harga bahan pokok, ketersediaan stok, kualitas makanan, dan waktu pengiriman dapat dipantau secara real-time. Ini bisa mengurangi potensi kesalahan, manipulasi, dan pemborosan anggaran.
“Kalau sistem komunikasi yang buruk, MBG ini banyak sekali kendalanya. Karena untuk mengoordinasikan ekosistem yang begitu luas dari hulu sampai ke hilir, rantai pasok makanan ke satu set dapur di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), itu melibatkan begitu banyak koordinasi. Dan ini hanya bisa dilakukan kalau akses digital tersedia bagi semua orang,” tutur dia.
Baca Juga: Istri Tersangka Judi Online Komdigi: Hidup Mewah tapi Buta Arah Sumber Uang
Nezar juga menegaskan bahwa MBG adalah investasi jangka panjang untuk meningkatkan kualitas SDM Indonesia. Ia menyatakan, banyak negara sukses memanfaatkan program serupa untuk meningkatkan produktivitas dan kecerdasan anak-anak yang akan menjadi tenaga kerja unggul di masa depan.
“MBG ini itu nanti dampaknya adalah pada kesiapan labor forces kita, tenaga kerja kita, generasi kita dalam membangun satu ekosistem ekonomi yang kita tahu akan diwarnai oleh ekonomi digital juga nantinya,” imbuhnya.
Sebagai bagian dari strategi menuju Indonesia Emas 2045, tambah Nezar, digitalisasi MBG berperan dalam menciptakan keadilan akses dan pengawasan publik.
Dengan konektivitas yang kini menjangkau 97 persen wilayah berpenghuni, Nezar menilai kalau semua wilayah punya kesempatan yang sama untuk memperoleh manfaat dari program ini.
“Kalau ada komplain masyarakat tentang kualitas makanan yang buruk sampai di sekolah anak-anak, itu langsung mendapat perhatian. Sistem monitoringnya juga dibangun,” umbar dia.
Lebih lanjut Nezar menganggap kalau digitalisasi juga akan mencegah potensi manipulasi harga dan memastikan transparansi dalam proses pengadaan logistik.
Berita Terkait
-
Istri Tersangka Judi Online Komdigi: Hidup Mewah tapi Buta Arah Sumber Uang
-
Tuntutan untuk Terdakwa Darmawati Belum Siap, Sidang Korupsi Judol Komdigi Ditunda Pekan Depan
-
Terendus di Australia, MAKI Desak Kejagung Segera Masukan Jurist Tan dalam Red Notice
-
Heboh Kuota Hangus Telkomsel dkk, Operator Diminta Jujur ke Pelanggan
-
Kuota Internet Hangus Telkomsel Dikeluhkan DPR, Komdigi Siap Koordinasi ke BUMN
Terpopuler
- 23 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 17 Oktober: Klaim 16 Ribu Gems dan Pemain 110-113
- Jepang Berencana Keluar dari AFC, Timnas Indonesia Bakal Ikuti Jejaknya?
- Daftar HP Xiaomi yang Terima Update HyperOS 3 di Oktober 2025, Lengkap Redmi dan POCO
- Sosok Timothy Anugerah, Mahasiswa Unud yang Meninggal Dunia dan Kisahnya Jadi Korban Bullying
- 7 Fakta Nusakambangan, Penjara di Jawa Tengah yang Dihuni Ammar Zoni: Dijuluki Pulau Kematian
Pilihan
-
Hasil Drawing SEA Games 2025: Timnas Indonesia U-23 Ketiban Sial!
-
Menkeu Purbaya Curigai Permainan Bunga Usai Tahu Duit Pemerintah Ratusan Triliun Ada di Bank
-
Pemerintah Buka Program Magang Nasional, Siapkan 100 Ribu Lowongan di Perusahaan Swasta Hingga BUMN
-
6 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori Besar untuk Orang Tua, Simpel dan Aman
-
Alhamdulillah! Peserta Magang Nasional Digaji UMP Plus Jaminan Sosial dari Prabowo
Terkini
-
Senasib dengan Galaxy S25 Edge, Penjualan iPhone Air Tak Sesuai Ekspektasi
-
21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 19 Oktober: Klaim 19 Ribu Gems dan Player 111-113
-
Apa itu Kaicil Kastela? Gibran Dapat Gelar Pangeran dari Kesultanan Ternate
-
Player Battlefield 6 Bisa Dapatkan XP Lebih Cepat Lewat Update Anyar
-
Mengapa Ada Suhu Panas serta Hujan Angin di Bulan Ini? BRIN dan BMKG Beri Penjelasan
-
Video Perbandingan Tampilan Final Fantasy 7 Remake Switch 2 vs Konsol Beredar
-
Bocoran Harga Redmi Watch 6 Beredar, Smartwatch Murah Ini Debut 23 Oktober
-
Cikal Bakal HP Flagship POCO, Redmi K90 Pro Max Usung Subwoofer Bose
-
50 Kode Redeem FF Terbaru 19 Oktober 2025, Kantongi Senjata Langka AK47 Blue Flame Draco Gratis
-
19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 19 Oktober 2025, Siapa Tahu Hoki Dapat Pemain 113 dan Paket Rank Up