Tekno / Sains
Senin, 29 September 2025 | 17:26 WIB
Pada tahun 1950-an, anak-anak yang terkena polio harus berdiam diri dalam "Iron Lung" (Rare Historical Photo)

Pada 1940-an, alat ini juga dipakai di rumah sakit militer untuk mengukur kondisi otak korban perang. Konteks ini menambah nuansa mencekam: mesin besar, dokter berseragam, dan pasien tentara yang mungkin terluka parah.

5. Praktik Bloodletting

Praktik bloodletting atau pengeluaran darah memang salah satu bagian sejarah medis yang paling menyeramkan, meski dulu dianggap pengobatan standar (Maggie Black's The Medieval Cookbook)

Praktik bloodletting atau pengeluaran darah memang salah satu bagian sejarah medis yang paling menyeramkan, meski dulu dianggap pengobatan standar.

Praktik ini jadi pengobatan mainstream di Eropa dan dunia Islam. Dokter, tabib, bahkan tukang cukur (barber-surgeons) biasa melakukannya.

Abad ke-18 hingga awal abad ke-19. Hampir semua penyakit, mulai dari demam, flu, radang paru-paru, hingga sakit kepala, sering “diobati” dengan cara mengeluarkan darah.

Dari fleam knife (pisau kecil), scarificator (alat dengan banyak bilah tajam yang muncul sekaligus), hingga lintah hidup yang ditempelkan di kulit. Semua terdengar lebih mirip alat siksaan daripada pengobatan.

Di era tanpa antiseptik, peralatan sering dipakai berulang, tidak steril, sehingga pasien bisa terkena infeksi serius.

6. Lithotomy Crutch

Alat ini digunakan terutama pada abad ke-18 hingga ke-19, dalam prosedur lithotomy (operasi pengangkatan batu kandung kemih). (Science Museum Group)

Termasuk salah satu alat medis kuno yang paling menyeramkan dalam sejarah bedah. Alat ini digunakan terutama pada abad ke-18 hingga ke-19, dalam prosedur lithotomy (operasi pengangkatan batu kandung kemih).

Lithotomy crutch dipakai untuk menahan kedua kaki pasien agar tetap terbuka lebar selama operasi. Pasien diposisikan telentang dengan kaki diangkat tinggi dan diikat ke alat, posisi yang sangat tidak nyaman dan membuat pasien tak berdaya.

Karena kaki diikat kuat dan dipaksa terbuka lama, pasien berisiko mengalami cedera otot, persendian, bahkan patah tulang. Posisi litotomi ini juga bisa menekan saraf sehingga menambah penderitaan.

Baca Juga: 13 Prompt Gemini AI Siap Pakai untuk Ubah Foto Jadul Jadi HD, Langsung Jelas Seketika!

7. Electric Cabinet

Alat ini populer di akhir abad ke-19 hingga awal abad ke-20, terutama digunakan dalam praktik electrotherapy untuk “menyembuhkan” berbagai penyakit, dari gangguan saraf, rematik, hingga depresi (Librabry & Archieves Canada)

Alat ini populer di akhir abad ke-19 hingga awal abad ke-20, terutama digunakan dalam praktik electrotherapy untuk “menyembuhkan” berbagai penyakit, dari gangguan saraf, rematik, hingga depresi.

Pasien harus duduk di dalam kotak besar atau ruang logam yang penuh kabel, tuas, dan elektroda. Dari luar, tampilannya menyerupai lemari listrik atau kursi eksekusi, sehingga memberi kesan menakutkan.

Mesin ini sering digunakan di ruang gelap dengan suara berdengung dari generator listrik. Bagi pasien, duduk sendirian di dalam “lemari listrik” sambil dialiri arus tentu terasa seperti sedang diuji coba layaknya kelinci percobaan.

8. Cobalt Therapy

Cobalt Therapy atau Cobalt-60 therapy adalah salah satu metode radioterapi yang diperkenalkan pada tahun 1950-an untuk mengobati kanker (Wikimedia Commons)

Cobalt Therapy atau Cobalt-60 therapy adalah salah satu metode radioterapi yang diperkenalkan pada tahun 1950-an untuk mengobati kanker.

Teknologi ini menggunakan isotop radioaktif Cobalt-60 sebagai sumber sinar gamma untuk menghancurkan sel kanker.

Cobalt therapy menggunakan mesin raksasa dengan lengan logam tebal yang diarahkan ke tubuh pasien. Suasana ruangan terapi sering dingin, sepi, dan menyeramkan pasien ditinggalkan sendirian di ruangan, sementara tenaga medis mengendalikan mesin dari balik dinding pelindung timbal.

Load More