Hasilnya mengejutkan, pola motivasi yang sama juga muncul di sana, meskipun peserta berasal dari budaya dan bahasa yang berbeda.
Tak hanya itu, studi lain menunjukkan bahwa penggemar film horor lebih tangguh secara mental selama pandemi Covid-19. Mereka lebih mampu menyesuaikan diri, menghadapi berita buruk dengan tenang, dan percaya diri bahwa mereka bisa melewati masa sulit.
Miller menjelaskan bahwa otak manusia bekerja seperti mesin simulasi yang terus memprediksi kemungkinan di masa depan. Saat menonton film horor, otak kita “bermain” dengan skenario berbahaya tanpa benar-benar menghadapi risiko nyata.
“Menonton horor membuat otak berlatih menghadapi ketidakpastian, kita belajar mengendalikan reaksi terhadap stres dan memperkuat kemampuan berpikir di bawah tekanan,” katanya.
Dengan kata lain, film horor adalah latihan mental, kesempatan untuk menghadapi rasa takut dalam lingkungan yang aman.
Scrivner percaya konsep ini bisa diterapkan dalam dunia psikologi. Ia mencontohkan sebuah video game terapi bernama MindLight yang digunakan untuk membantu anak-anak mengatasi kecemasan.
Dalam game ini, anak bermain di rumah berhantu sambil memakai alat EEG yang memantau gelombang otak.
Semakin tenang pikiran mereka, semakin terang cahaya di kepala karakter game. Jika tetap tenang meski dikejar monster, makhluk itu akan berubah menjadi anak kucing lucu.
Hasilnya, anak-anak yang rutin bermain MindLight menunjukkan penurunan signifikan dalam tingkat kecemasan, setara dengan terapi perilaku kognitif tradisional.
Baca Juga: Limbah Plastik Jadi Sensor Air: Terobosan Para Peneliti UGM
Scrivner menilai bahwa kisah horor, baik dalam film, buku, atau game — memberikan ruang aman untuk melatih keberanian dan pengendalian emosi.
“Hiburan horor memungkinkan orang berlatih menghadapi rasa takut di lingkungan yang bisa mereka kendalikan,” ujarnya.
Bagi yang belum terbiasa, Scrivner menyarankan memulai dari cerita atau buku ringan agar bisa mengontrol imajinasi sendiri.
“Genre horor itu luas, jadi pasti ada tema yang bisa disesuaikan dengan minatmu,” katanya.
Jadi, lain kali kamu menonton film menyeramkan seperti The Conjuring atau The Exorcist, mungkin kamu sebenarnya sedang melakukan terapi stres versi menyenangkan, sambil bersembunyi di balik bantal dan popcorn.
Kontributor : Gradciano Madomi Jawa
Berita Terkait
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
Terkini
-
Komdigi Akui Kualitas Internet Indonesia Kalah Jauh dari Malaysia
-
5 HP RAM 8 GB Paling Murah Cocok untuk Gamer dan Multitasking Berat
-
The Simpsons Bakal Hadir di Fortnite, Ini Bocoran Event-nya
-
Update HyperOS 3 Global Dimulai, Xiaomi 15T Series Dapat Giliran Pertama
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
5 Cara Mengembalikan Foto Lama yang Terhapus di HP Android
-
HP Flagship 'Murah' yang Laris, iQOO 15 Punya Kekurangan di Sektor Optik
-
Cara Convert Pulsa ke DANA dengan Mudah, Praktis untuk Belanja
-
Video Viral Dalam Gerbong Detik-Detik KA Purwojaya Anjlok, Netizen Ikut Tegang
-
Xiaomi 17 Ultra Diprediksi Hadir tanpa Layar Sekunder di Belakang