- Laporan Empowering Indonesia 2025 menyoroti potensi AI menambah Rp2.326 triliun ke PDB Indonesia pada 2030 dan mempercepat status negara maju.
- Untuk mencapai kedaulatan AI, Indonesia perlu investasi besar di infrastruktur digital, talenta AI, pusat data, dan regulasi etis.
- Inisiatif lokal seperti Sahabat-AI V2 dan 364 startup AI menunjukkan Indonesia mulai berperan sebagai pembentuk teknologi AI global.
Suara.com - Indosat Ooredoo Hutchison dan Twimbit baru saja meluncurkan riset bertajuk Empowering Indonesia Report 2025. Penelitian ini mengungkapkan potensi teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence atau AI) yang bakal berpengaruh ke Indonesia.
Laporan ini menguraikan lima pilar utama menuju kedaulatan AI mulai dari infrastruktur digital andal, tenaga kerja AI berkelanjutan, industri AI yang tumbuh, riset dan pengembangan mumpuni, serta regulasi dan etika yang kokoh.
Founder and CEO Twimbit, Manoj Menon menjelaskan apabila Indonesia menjalankan secara strategis, adopsi AI berdaulat berpotensi menambah 140 miliar Dolar AS (Rp 2.326 triliun) terhadap PDB Indonesia pada 2030.
Efek lain, adopsi AI turut meningkatkan pertumbuhan ekonomi tahunan hingga 6,8 persen, serta mempercepat pencapaian status negara berpenghasilan tinggi ke 2041, atau bahkan 2038 dalam skenario terbaik.
"Penerapan AI berdaulat juga dapat mendorong peningkatan produktivitas hingga 18 persen di sektor jasa, 15–20 persen di manufaktur, dan 5–8 persen di pertanian, menjadikannya faktor utama dalam memperkuat daya saing dan efisiensi nasional," katanya saat konferensi pers di Kantor Indosat, Jakarta, Senin (27/10/2025).
Dari sisi kesiapan infrastruktur, laporan ini mencatat bahwa Indonesia membutuhkan investasi sebesar 3,2 miliar Dolar AS (Rp 53 triliun) hingga 2030 untuk memenuhi kebutuhan komputasi nasional.
Saat ini, AI data center di Indonesia baru mencakup kurang dari 1 persen dari pasar global. Ia menilai perlunya percepatan pembangunan pusat data bertenaga energi terbarukan dan jaringan 5G yang lebih luas.
Selain itu, Empowering Indonesia Report 2025 menyoroti kebutuhan pengembangan 400 ribu talenta AI pada 2030, dengan investasi sebesar 968 juta Dolar AS (Rp 16 triliun) untuk pendidikan, pelatihan, dan reskilling tenaga kerja.
Menurutnya, Indonesia saat ini memiliki 364 startup AI dengan total pendanaan mencapai 1,08 miliar Dolar AS, serta inisiatif riset nasional seperti Sahabat-AI V2, Large Language Model (LLM) berparameter 70 miliar yang mendukung bahasa Indonesia dan bahasa daerah seperti Jawa, Sunda, Bali, dan Batak.
Baca Juga: Telkomsat - Kemenkes Kerja Sama Mendorong Pemerataan dan Digitalisasi Layanan Kesehatan Berbasis AI
"Inovasi lokal ini menjadi bukti bahwa Indonesia mulai beralih dari pengguna menjadi pembentuk teknologi AI global," beber dia.
Vikram Sinha selaku President Director and CEO Indosat Ooredoo Hutchison menilai kalau kedaulatan AI bukan hanya tentang teknologi, tetapi tentang membangun masa depan yang dimiliki dan dikendalikan oleh Indonesia sendiri.
"Melalui kolaborasi strategis dan inovasi berkelanjutan, kami berkomitmen menghadirkan konektivitas yang inklusif dan solusi AI yang beretika untuk memberdayakan setiap lapisan masyarakat menuju Indonesia Emas 2045," katanya.
Sementara itu Nezar Patria selaku Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamenkomdigi) mengatakan bahwa AI bukan hanya soal teknologi, tetapi tentang kemandirian bangsa.
"Kedaulatan AI berarti kita membangun teknologi yang merefleksikan nilai-nilai Pancasila, menjamin etika dan keamanan, serta memastikan manfaatnya dirasakan secara merata oleh seluruh masyarakat," jelasnya.
Berita Terkait
-
Telkomsat - Kemenkes Kerja Sama Mendorong Pemerataan dan Digitalisasi Layanan Kesehatan Berbasis AI
-
Bukan Cuma Buat Anak IT: Panduan Belajar AI Biar Gak Ketinggalan Zaman
-
OpenAI Kenalkan Browser Pesaing Google, Namanya ChatGPT Atlas
-
Cara Baru Manusia Hadapi Kecanggihan AI: Kuncinya Ada di Kolaborasi!
-
Gawai, AI, dan Jerat Adiksi Digital yang Mengancam Generasi Indonesia
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 10 Mobil Bekas Rp75 Jutaan yang Serba Bisa untuk Harian, Kerja, dan Perjalanan Jauh
Pilihan
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
Terkini
-
56 Kode Redeem FF 13 Desember 2025: Klaim Skin Winterland dan Update Lelang Sultan Global
-
Xiaomi Diduga Kuat Membatalkan Peluncuran Poco X8 dan Poco F8 Reguler, Kok Bisa?
-
20 Kode Redeem FC Mobile 13 Desember 2025: Bocoran Komentator Indonesia Valentino Jebret di Game
-
Monitor Gaming WOLED 27 Inci Terbaru: Desain Nyaris Tanpa Bezel dan 280Hz
-
Oppo Sulap Flagship Store Ini Jadi "Third Living Space" Futuristik Lengkap dengan Robot AI!
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
5 Subwoofer Neumann KH Terbaru Hadir dengan Teknologi DSP dan Dukungan AoIP Modern
-
Spin-off InfraNexia Resmi Disetujui, Telkom Percepat Transformasi Infrastruktur Digital Nasional
-
Google Menyiapkan Disco, Peramban Eksperimental Berbasis AI untuk Ciptakan Aplikasi Web Instan
-
4 Rekomendasi Smartwatch Advan Rp 100 Ribuan, Sudah Tahan Air dan Ada Fitur Ibadah