Suara.com - Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, Peristiwa 1998 masih meninggalkan luka mendalam - bahkan setelah 25 tahun. Pada 13 November 1998, Sumarsih kehilangan putranya, Bernardus Realino Norma Irawan alias Wawan.
"Anak saya tidak hilang, tetapi meninggal karena ditembak dengan peluru tajam ABRI. Makamnya ada di TPU Joglo Jakarta Barat,” kata Sumarsih yang kini berusia 71 tahun.
Hingga saat ini, setiap hari Kamis, Sumarsih melakukan aksi di depan Istana Negara untuk menuntut keadilan atas kematian anaknya.
Ia sering mendapatkan pertanyaan di media sosial, dari mereka yang belum lahir saat Peristiwa 1998 terjadi. "Sebenarnya ada kasus apa?" "Kenapa ada aksi Kamisan?"
Bagi generasi Z terutama yang lahir setelah Peristiwa 1998, ingatan tentang rentetan kejadian sepanjang tahun itu hanya menjadi bahasan dalam buku pelajaran. Itu menurut pengalaman Neysa Vania yang lahir pada tahun 2000. "Gen Z itu punya lingkungan dengan ruang gema yang jika satu topik tidak menarik, ya tidak akan dibahas," kata Neysa.
Berita Terkait
-
KB Bank Bangkitkan Semangat Wirausaha Muda, Gen Z Ramaikan GenKBiz dan Star Festival Batam 2025
-
Literasi Keuangan untuk Gen Z di Kampus: Bekal Wajib di Tengah Maraknya Layanan Finansial Digital
-
Menghidupkan Makna Pendidik Melalui Pengalaman Guru Gen Z Salah Berlabuh
-
Stop Gesekan di Kantor! 5 Langkah Empati untuk Menyatukan Ritme Kerja Antara Milenial dan Gen Z
-
Paradoks Literasi Gen Z: Mengapa Minat Baca Tinggi tapi Pemahaman Rendah?
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 7 Rekomendasi HP Murah Memori Besar dan Kamera Bagus untuk Orang Tua, Harga 1 Jutaan
Pilihan
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
Terkini
-
Dedi Mulyadi Ubah Jerami Jadi Bahan Bakar Diesel, Traktor Ikut Uji Coba!
-
Kepala BGN Ungkap Rahasia di Balik Insentif Rp6 Juta per Hari untuk Dapur MBG
-
Kaesang Tanggapi Cacian ke PSI: Kita Ini Gajah, Biarkan Saja!
-
Atta Halilintar Incar Kolaborasi Messi dan Ronaldo Setelah Sukses Gaet Legenda Timnas
-
Anies Baswedan Bertemu Tiga Bocah Kosong, Ikuti Salam Catheez hingga Dipanggil Abah
-
Kader Gerindra Menjerit Tolak Budi Arie, Dasco: Ya Namanya Dinamika Politik
-
Under Invoicing Terungkap: Purbaya Soroti Kebocoran Pajak Bertahun-tahun
-
Roy Suryo Desak Prabowo 'Selamatkan' 8 Tersangka Kasus Fitnah Ijazah Palsu Jokowi
-
Syuting "Mertua Ngeri Kali": Naysilla Mirdad Akui Tantangan Terberat Bukan Adegan Sulit, Tapi...
-
Sah! Intip Momen Sakral Pernikahan Boiyen dan Ezel dengan Gaun Pengantin Adat Sunda Putih