Suara.com - Pasangan capres - cawapres nomor urut 3 Ganjar Pranowo dan Mahfud MD selalu konsisten mencuri perhatian dengan gaya berpakaian berbeda setiap kali debat pilpres.
Salah satu yang mencuri perhatian ialah penampilan mereka saat debat ketiga pada 7 Januari 2024 lalu. Ganjar dan Mahfud mengenakan OOTD bergaya militer, sesuai dengan pembahasan debat mengenai keamanan negara.
Ganjar dan Mahfud kompak mengenakan setelan kemeja dilapisi jaket bomber hijau sage serta celana panjang warna khaki. Dua produk fesyen, jaket dan celana panjang, yang dipakai Ganjar dan Mahfud itu rupanya buatan lokal dari brand asal Bandung, Timechine Co.
Dari OOTD kedua politisi itu, jaket bomber mereka memang paling mencolok dan curi perhatian. Desain jaket bomber tersebut rupanya memang sengaja meniru model jaket penerbangan militer Amerika Serikat F L-2B yang pernah dipakai saat periode 1950-an.
Pada situs Timechine disebutkan kalau jaket itu terbuat dari nilon twill dan dilapisi dengan kain sutra rayon premium, tak heran kalau dibandrol seharga Rp 750 ribu.
Viralnya jaket Ganjar dan Mahfud itu membawa berkah sendiri bagi Timechine. Owner Timechime Co, Reza Andika Putra, bercerita kepada suara.com tentang awal mula brand mereka bisa dipilih oleh tim Ganjar - Mahfud untuk produknya dipakai saat acara debat pilpres.
Berikut wawancara ekslusif suara.com bersama Reza.
Seperti apa cerita awal paslon Ganjar -Mahfud pesan jaket dan celana di Timechine?
Awal kami dihubungi oleh tim Pak Ganjar dan Pak Mahfud untuk membeli produk. Awalnya sebetulnya untuk membeli produk sebagai support brand lokal. Lalu kami diberikan kesempatan untuk memenuhi kebutuhan outfit itu. Jadi mereka memang ingin order untuk dipakai saat debat capres yang ketiga itu. Kontak pertama dengan timnya sekitar 1 sampai 2 minggu sebelum acara debat.
Baca Juga: Tanggapan Sandiaga Uno AHY Dilantik Jadi Menteri Jokowi: Ganteng Sih!
Adakah permintaan khusus dari mereka terkait desain jaket bomber yang dipakai saat acara debat?
Kita kasih rekomendasi produk, mungkin karena berkaitan dengan tema (debat capres ketiga) juga yang mengarah ke brand kita langsung sebagai vintage fashion. Kita diminta berikan opsi, lalu yang paling cocok jaket bomber itu. Sebetulnya ada tiga item (yang dibeli), cuma kalau yang dipakai langsung saat debat kayaknya memang yang terlihat bomber dan celananya.
Sebetulnya ada satu kemeja, mungkin tidak dipakai saat debat, tetapi dipakai momen lainnya. Soalnya saya lihat dari beberapa kali liputan Pak Mahfud pakai kemeja itu. Total yang dipesan oleh tim sama yang dipakai oleh Pak Ganjar dan Pak Mahfud itu sekitar 70 piece, termasuk celana, jaket, dan kemeja.
Seperti apa penjualan jaket bomber pasca dipakai Ganjar - Mahfud pasca debat?
Kalau yang polos memang langsung sold out, walaupun memang kita untuk stok nggak banyak karena produk itu agak sulit untuk dapatkan material, jadi kita stok sedikit. Memang banyak juga yang minta versi paslon, tapi kita belum bisa. Kalau yang jaket polosan kemarin langsung sold out di hari besoknya (pasca debat), sekitar belasan sampai puluhan karena memang stoknya seingat saya produk itu nggak banyak. Stoknya nggak sampai 50, mungkin sekitar 30-an.
Boleh diceritakan awal berdiri band Timechine hingga akhirnya bisa dilirik oleh capres dan cawapres?
Saya bikin timechine berdua, sekitar 2015, saya masih kuliah berdua dengan adik saya. Jadi saya sama adik saya sama-sama suka fashion, sama-sama suka vintage fashion. Jadi saya pikir kenapa nggak kita bikin brand sendiri dan dari dulu juga cita-cita ingin bisnis bareng. Jadi dari kesukaan itu akhirnya kita pikir kita bikin sendiri aja daripada beli terus.
Dilihat pada situs Timechine dikatakan desain terinspirasi dari seragam militer AS era 50-60an, apa yang menarik dari itu?
Sebetulnya adik saya yang lebih suka dengan hal itu. Jadi dia yang mengarahkan ke saya bikin brand yang kayak gini aja. Sebetulnya awalnya nggak langsung arah ke militer, tapi vintage aja. Cuma sambil berjalan pun kita melihat kayaknya harus lebih spesifik. Sambil berjalan kita belajar juga, kita pikir brand vintage militer belum banyak di Indonesia. Jadi kalau kita fokus di situ, kita pikirin kualitasnya, kayaknya kita bisa punya value. Akhirnya kita putuskan untuk brand vintage yang fokusnya ke militer workwear dan sportwear.
Secara warna juga lebih earth tone. Sebenarnya kita mencoba untuk mengikuti apa yang ada pada saat itu, walaupun memang tidak bisa 100 persen pemilihan warnanya. Inspirasi desain ada yang dari film atau memang lihat kejadian pada saat itu dari majalah.
Timechine melihat selera fashion pria di Indonesia seperti apa?
Walaupun memang identiknya fashion cowok, tapi timechine sendiri sebetulnya produk unisex. Hanya saja, kita melihat selera fashion laki-laki di Indonesia makin beragam. Ada lokal, ada internasional dengan beragam genre fashion dari casual, sporty. Itu menurut saya, hal positif karena fashion itu punya kita sendiri, punya pangsa pasar sendiri.
Beberapa tahun belakangan juga marak campaign dukung produk lokal. Jadi sebetulnya dengan adanya selera fashion ini akhirnya menjadikan produk di Indonesia tumbuh dengan beberapa marketnya masing-masing.
Seperti apa kesempatan brand fashion lokal bisa bersaing di dalam negeri sendiri, seiring masih banyak juga produk fashion impor?
Sebenarnya dengan persaingan di produk lokal enggak perlu khawatir. Karena menurut saya, mau ada produk dari impor maupun lokal itu sendiri, masing-masing punya market sendiri. Apalagi kalau lokal itu dibikin dengan baik, kualitas yang baik, packaging-nya baik, deliver baik juga, pasti semuanya bisa bersaing dengan produk fashion import. Karena memang sebetulnya di Indonesia, menurut kita sendiri, brand lokal sudah banyak dan bagus-bagus banget. Cuma mungkin kadang ada beberapa hal yang harus diperbaiki.
Berita Terkait
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Transformasi Sarana Menara Nusantara dari 'Raja Menara' Menuju Raksasa Infrastruktur Digital
-
Tatang Yuliono, Bangun Koperasi Merah Putih dengan Sistem Top Down
-
Reski Damayanti: Mengorkestrasi Aliansi dalam Perang Melawan Industri Scam
-
Andi Fahrurrozi: Engineer Dibajak Timur Tengah saat Bisnis Bengkel Pesawat Sedang Cuan
-
Dewa Made Susila: Pasar Otomotif Sudah Jenuh, Saatnya Diversifikasi
-
Wawancara Khusus Jenderal Dudung: Buka-Bukaan Kontroversi KPR Prajurit TNI AD Rp586,5 Miliar
-
Nirwala Dwi Heryanto: Orang yang Jatuh Cinta Paling Mudah Kena Penipuan Mengatasnamakan Bea Cukai
-
Penuh Tantangan, Ketua KPU Beberkan Dinamika Pemilu 2024 hingga Polemik Pengadaan Private Jet
-
Wawancara Eksklusif: Bro Ron Lawan Kaesang dengan Politik 'Akar Rumput', Bukan Modal Duit
-
SVP Bullion Business BSI: Emas Tak Lagi Harus Disimpan di Rumah