Suara.com - Sistem budidaya kelapa sawit memungkinkan penggunaan benih unggul untuk meningkatkan produktivitas buah sawit. Hal itu diungkapkan anggota senior Dewan Minyak Sawit Malaysia, Rajaidu, dalam International Conference on Oil Palm and Environment (ICOPE) 2014 di Nusa Dua, Bali, Jumat (14/2/2014).
"Kemajuan dalam pengembangan tanaman pangan sangat tergantung dari ketersediaan varietas bibit yang memiliki berbagai karakteristik khusus sehingga mampu bertumbuh dan bertahan dalam kondisi tertentu", jelas Rajaidu, dalam siaran pers dari ICOPE.
Tanaman kelapa sawit yang menjadi penopang subsektor perkebunan dengan tingkat produktivitas paling tinggi dibandingkan tanaman penghasil bahan minyak nabati lain. Skala produktivitasnya 10 kali lebih tinggi daripada kedelai, dan tentu saja jauh di atas bunga matahari, canola, dan rapeseed. Fakta ini juga tidak terlepas dari besarnya peran riset dan pengembangan di sektor sawit yang telah dikenal luas.
Sementara itu isu menarik lain tentang pemanfaatan jasa ekologi dalam agronomi juga turut disajikan. Salahsatu metode intensifikasi ekologi adalah pengembangbiakan predator tertentu yang berguna dalam membasmi hama.
Keberadaan predator alami juga meminimalisir penggunaan obat dalam mengendalikan hama, misalnya pengembangbiakan burung hantu dalam membasmi hama tikus. Teknik ini merupakan salahsatu inovasi yang diterapkan secara luas dalam praktik intensifikasi ekologis di hampir kebanyakan perkebunan kelapa sawit.
Fungsi ekosistem dirumuskan kembali dalam konteks industri perkebunan kelapa sawit. Mengenai hal ini pemaparan William Foster dari Cambridge University, Inggris mengenai studi The Biodiversity and Ecosystem Function in Tropical Agriculture (BEFTA) yang mengambil area penelitian di Riau juga dapat semakin menjelaskan kompleksitas keanekaragaman hayati dan peran vital dari fungsi ekosistem.
Diskusi hari kedua juga telah sampai pada isu bagaimana pihak produsen pengguna produk crude palm oil (CPO) yang berkelanjutan telah menggunakan CPO sebagai bahan bakar biodiesel. Inisiatif dari salah satu produsen pengguna CPO terbesar di Eropa Utara ini juga ditampilkan di hadapan forum ICOPE yang dihadiri lebih dari 400 peserta dari 19 negara ini.
Tag
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 10 Mobil Bekas Rp75 Jutaan yang Serba Bisa untuk Harian, Kerja, dan Perjalanan Jauh
Pilihan
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
Terkini
-
Orang Kaya Ingin Parkir Supercar di Ruang Tamu, Tapi Kelas Menengah Mati-matian Bayar Cicilan Rumah
-
Mampukah Dana Siap Pakai dalam APBN ala Prabowo Bisa Pulihkan Sumatera?
-
Anak Purbaya Betul? Toba Pulp Lestari Tutup Operasional Total, Dituding Dalang Bencana Sumatera
-
Percepat Pembangunan Infrastruktur di Sumbar, BRI Dukung Pembiayaan Sindikasi Rp2,2 Triliun
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
Usulan Kiai ke Prabowo: Bersihkan Jutaan Kayu Gelondongan Bencana Tanpa Bebani APBN!
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Perusahaan RI Bakal Garap Proyek Kabel Laut Jakarta-Manado
-
Baksos Operasi Katarak BCA Bangun Harapan, Buka Jalan Hidup Masyarakat yang Lebih Produktif
-
Kamus Istilah Pegadaian Terlengkap, Mulai dari Marhun hingga Surat Bukti Gadai