Suara.com - Harga minyak dunia bervariasi pada Selasa (20/5/2014) waktu setempat, karena pedagang melacak prospek pasokan di tengah kerusuhan di Libya, krisis Ukraina-Rusia dan menjelang rilis data persediaan AS.
Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juni, merosot dua sen menjadi 102,59 dolar AS per barel setelah pemerintah AS menetapkan pada Rabu untuk mempublikasikan data cadangan energi pekan lalu.
Minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Juli naik 37 sen menjadi berdiri di 109,74 dolar AS per barel pada akhir transaksi London.
"Kerusuhan lebih lanjut di Libya adalah faktor utama di pasar minyak pada saat ini," kata David Lennox, analis sumber daya di Fat Prophets, kepada AFP.
Sebuah unit tempur elit Libya bergabung dengan jenderal pemberontak pada Senin (19/5/2014), untuk memerangi kelompok garis keras di wilayah timur. Sehingga meningkatnya pelanggaran hukum di dua kota terbesar negara itu lebih mendekati perang saudara.
Sejak jatuhnya diktator Moamar Kadhafi pada 2011, pemerintah Libya telah terus berupaya menegakkan ketertiban, karena mantan brigade-brigade pemberontak bersenjata berusaha keras mempertahankan wilayah kekuasaannya.
Krisis politik di negara itu datang hanya beberapa minggu setelah pembukaan kembali ekspor minyak menyusul blokade sembilan bulan atas terminal-terminal pelabuhan ekspor oleh pemberontak.
Di tempat lain, Rusia, Ukraina dan Uni Eropa berencana bertemu pekan depan untuk membicarakan penyelesaian sengketa gas antara Kiev dan Moskow, Komisioner Energi Eropa Guenther Oettinger mengatakan pada Senin.
Raksasa energi Rusia Gazprom telah memperingatkan Kiev, pihaknya bisa menghentikan pengiriman gas pada 3 Juni jika bekas republik Soviet itu tidak menyelesaikan tagihannya untuk Juni, senilai 1,66 miliar dolar AS.
Moskow telah mulai menuntut pra-pembayaran untuk pengiriman gas ke Ukraina di bawah aturan baru yang diperkenalkan dalam menanggapi krisis Ukraina.
Ancaman ini telah menimbulkan kekhawatiran di Uni Eropa, yang mengimpor seperempat kebutuhan gasnya dari Rusia, hampir setengah dari yang mengalir melalui Ukraina.
Berita Terkait
Terpopuler
- Dana Operasional Gubernur Jabar Rp28,8 Miliar Jadi Sorotan
- Viral Video 7 Menit Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach, Praktisi Hukum Minta Publik Berhati-hati
- Prabowo Dikabarkan Kirim Surat ke DPR untuk Ganti Kapolri Listyo Sigit
- Prabowo Incar Budi Gunawan Sejak Lama? Analis Ungkap Manuver Politik di Balik Reshuffle Kabinet
- Tutorial Bikin Foto di Lift Jadi Realistis Pakai Gemini AI yang Viral, Prompt Siap Pakai
Pilihan
-
Ketika Politik dan Ekonomi Turut Membakar Rivalitas Juventus vs Inter Milan
-
Adu Kekayaan Komjen Suyudi Ario Seto dan Komjen Dedi Prasetyo, 2 Calon Kapolri Baru Pilihan Prabowo
-
5 Transfer Pemain yang Tak Pernah Diduga Tapi Terjadi di Indonesia
-
Foto AI Tak Senonoh Punggawa Timnas Indonesia Bikin Gerah: Fans Kreatif Atau Pelecehan Digital?
-
Derby Manchester Dalam 3 Menit: Sejarah, Drama, dan Persaingan Abadi di Premier League
Terkini
-
Luhut Temui Aliansi Ekonom Indonesia, Bahas 7 Tuntutan ke Pemerintah
-
Cadangan Migas Baru Ditemukan di Muara Enim
-
Bandara Supadio Mulai Layani Penerbangan Internasional
-
Kemendag Ultimatum Gold's Gym, Harus Ganti Rugi Anggota Usai Penutupan Gerai Mendadak
-
Menkeu Purbaya Resmi Guyur Dana Jumbo Rp 200 Triliun ke Perbankan
-
Pabrik Baja di Surabaya Tumbang Imbas Gempuran Produk Impor
-
Emas Antam Kembali Mahal, Harganya Rp 2.095.000 per Gram
-
IHSG Loyo Sepekan, Asing Bawa Kabur Rp 31,59 Miliar
-
Menkeu Purbaya Janji Hentikan Sisa Anggaran Menumpuk di Akhir Tahun
-
Bos SMGR Akui Persaingan Industri Semen RI Makin Ketat