Suara.com - Pemilu presiden 2014 memberikan dampak negatif terhadap harga tandan buah segar (TBS). Setelah pemilu presiden 9 Juli lalu, harga tandan buah segar terus turun secara drastis. Sekjen Serikat Petani Kelapa Sawit, Mansuetus Darto mengatakan, harga TBS di Rokan Hulu, Riau turun dari Rp1.800 per kilogram menjadi Rp1.300 per kilogram.
Kata dia, harga yang turun drastis di Kabupaten Rokan Hulu adalah harga yang berlaku di petani mandiri yang beredar di tingkat tengkulak. Para petani kelapa sawit mulai mengeluhkan turunnya harga secara drastis.
“Penurunan harga TBS berkisar sampai dengan Rp100 per kilogram. Penurunan harga ini membuat para petani khawatir sawit mereka akan dijual dengan harga yang murah padahal untuk mengembangkannya saja mereka sudah mengeluarkan biaya yang sangat mahal. Sebenarnya penurunan harga TBS ini sudah diprediksi akan terjadi pada saat pemilu,” kata Darto dalam surat elektronik yang diterima suara.com, Rabu (23/7/2014).
Mansuetus Darto menilai penurunan ini terkait dengan para pengusaha sawit yang ikut bermain dalam Pilpres 2014. Begitu banyak aliran uang dari pengusaha sawit untuk diinvestasikan kepada capres tertentu.
“Akibatnya, petani yang harus menanggung semua permainan politik para pengusaha dengan membeli TBS dari petani yang rendah. Hal ini sama dengan pilpres sebelumnya pada tahun 2009, harga pembelian TBS ke tingkat petani sangat rendah. Hal ini akan berlangsung hingga penutupan tahun 2014 atau hingga ongkos politik pengusaha sawit tersebut kembali,” jelasnya.
Sementara itu Kepala Dinas Perkebunan Riau, Zulher, mengungkapkan penurunan disebabkan oleh pengaruh pelemahan harga kedelai akibat potensi lonjakan signifikan pada hasil akhir kedelai Amerika. Ini memberi tekanan sentimen negatif kuat terhadap pergerakan harga CPO.
Darto berharap, harga TBS dapat tetap stabil dan diharapkan para pengusaha sawit tidak mempermainkan harga TBS agar tidak merugikan petani sawit. Peraturan penetapan harga TBS harus segera dievaluasi pada pemerintahan baru sehingga harga pembelian TBS tidak dipermainkan pengusaha.
Berita Terkait
-
Kekayaan Riza Chalid Dari Mana? Tak Cuma Minyak, Ada Minuman hingga Kelapa Sawit
-
Ulas Sektor Batu Bara dan Kelapa Sawit, CEO Hasnur Group Ungkap Tantangan Bisnisnya
-
Jadi Kado HUT RI ke-80, PLN Kini Mampu Ubah Limbah Sawit Menjadi Listrik
-
Prabowo Ungkap Keanehan Saat Jadi Presiden: Minyak Goreng Langka, Hingga Tingginya Harga Pangan
-
Mentan Amran Sebut Ada Peluang Emas Ekspor CPO RI ke AS usai Kesepakatan Tarif
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
Terkini
-
TikTok Dibekukan Komdigi Usai Tolak Serahkan Data Konten Live Streaming Demo
-
Maganghub Kemnaker: Syarat, Jadwal Pendaftaran, Uang Saku dan Sektor Pekerjaan
-
Perusahaan Ini Sulap Lahan Bekas Tambang jadi Sumber Air Bersih
-
2 Hari 2 Kilang Minyak Besar Terbakar Hebat, Ini 5 Faktanya
-
IHSG Tutup Pekan di Zona Hijau: Saham Milik Grup Djarum Masuk Top Losers
-
Maganghub Kemnaker Dapat Gaji Rp 3.000.000 per Bulan? Ini Rinciannya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
Meski Banyak Kasus Keracunan, Luhut Mau MBG Jalan Terus
-
Pertamina Siapkan Kualitas SDM Pelopor Ketahanan Pangan dan Transisi Energi