Suara.com - Kelangkaan BBM subsidi di sejumlah daerah bukan murni kesalahan pemerintahan SBY-Boediono. Pengamat Energi Indonesian Resources Studies, Marwan Batubara mengatakan, DPR mempunyai peranan besar terhadap semakin menipisnya stok BBM subsidi.
Kata dia, dalam pembahasan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2014, DPR mengurangi kuota BBM subsidi dari 48 juta kiloliter menjadi 46 juta kiloliter.
Pengurangan kuota BBM subsidi itu memicu terjadinya kelangkaan BBM di sejumlah daerah karena Pertamina mulai mengurangi pasokan di SPBU agar kuota BBM subsidi tidak melampaui batas.
“Jadi memang ada yang salah ketika UU APBN P 2014 dibahas di DPR saat kuota BBM subsidi dikurangi 2 juta kiloliter. Dengan konsumsi yang terus meningkat maka kebutuhan masyarakat terhadap BBM subsidi tiap tahun selalu naik. Karena dikurangi maka yang terjadi seperti sekarang ini, stok BBM subsidi mulai langka di sejumlah daerah,” kata Marwan kepada suara.com melalui sambungan telepon, Rabu (27/8/2014).
Marwan menambahkan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tidak bisa disalahkan karena tidak mau menaikkan harga BBM subsidi. Menurut dia, SBY hanya menjalankan amanat dari UU APBN P 2014 yaitu kuota BBM subsidi sebesar 46 juta kilo liter.
Cara yang dilakukan pemerintahan SBY untuk menjamin kuota tersebut tidak melebihi batas adalah dengan melakukan pembatasan penjualan BBM subsidi. Menurut dia, pemerintahan yang akan datang bisa langsung menaikkan harga BBM subsidi atau menambah kuota BBM subsidi.
“Ada dua cara, menambah kuota BBM subsidi tanpa menaikkan harga atau menambah kuota sekaligus menaikkan harga. Salah satu opsi ini bisa diambil oleh pemerintahan Jokowi-JK,” tegasnya.
Kata dia, setiap penambahan 1 juta kilo liter BBM subsisi memerlukan dana Rp20-Rp25 triliun. Apabila stok BBM subsisi ditambah 2 juta kiloliter maka diperlukan dana tambahan Rp40-Rp50 triliun.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Chatib Basri mengungkapkan, pemerintah tidak ada rencana untuk menaikkan harga BBM. Kenaikan harga BBM akan diputuskan oleh pemerintahan baru.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Tak Mau Naikkan Tarif Listrik Meski Subsidi Berkurang
-
Istana Tanggapi Gerakan 'Stop Tot Tot Wuk Wuk' di Media Sosial: Presiden Aja Ikut Macet-macetan!
-
Emil Audero Jadi Kunci! Cremonese Bidik Jungkalkan Parma di Kandang
-
DPR Usul Ada Tax Amnesty Lagi, Menkeu Purbaya Tolak Mentah-mentah: Insentif Orang Ngibul!
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
Terkini
-
Jurus SIG Hadapi Persaingan: Integrasi ESG Demi Ciptakan Nilai Tambah Jangka Panjang
-
Menkeu Purbaya Tak Mau Naikkan Tarif Listrik Meski Subsidi Berkurang
-
DPR Usul Ada Tax Amnesty Lagi, Menkeu Purbaya Tolak Mentah-mentah: Insentif Orang Ngibul!
-
Kemenhub 'Gandeng' TRON: Kebut Elektrifikasi Angkutan Umum, Targetkan Udara Bersih dan Bebas Emisi!
-
Harris Arthur Resmi Pimpin IADIH, Siap Lawan Mafia Hukum!
-
Fakta-fakta Demo Timor Leste: Tekanan Ekonomi, Terinspirasi Gerakan Warga Indonesia?
-
Alasan Eks Menteri Sebut DJP 'Berburu Pajak di Kebun Binatang': Masalah Administrasi Serius
-
Nama Pegawai BRI Selalu Dalam Doa, Meski Wajahnya Telah Lupa
-
Pemerintah Siapkan 'Karpet Merah' untuk Pulangkan Dolar WNI yang Parkir di Luar Negeri
-
Spesifikasi E6900H dan Wheel Loader L980HEV SDLG Indonesia