Suara.com - Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan Indonesia bisa mencapai pertumbuhan ekonomi hingga mencapai 7 persen apabila pondasi ekonomi nasional telah memadai dan kinerja investasi makin meningkat.
"Untuk pertumbuhan sebesar tujuh persen, membutuhkan investasi mendekati 10 persen. Kita harus perkuat investasi karena ekspor belum bisa diandalkan dalam jangka pendek," katanya di Jakarta, Senin (27/10/2014) malam.
Bambang mengatakan pertumbuhan investasi yang baik dapat mendukung perekonomian nasional, karena itu Presiden Joko Widodo memberikan arahan untuk mempercepat prosedur birokrasi agar iklim investasi kondusif bagi para investor.
"Pak presiden minta tekanan birokrasi yang tidak berbelit, kalau berbelit investasi tidak masuk. Karena dengan (investasi) itu, pertumbuhan ekonomi yang stagnan lima persen mengandalkan konsumsi, dapat ditingkatkan," katanya.
Menurut Bambang, perbaikan prosedur birokrasi tersebut harus didukung dengan kondisi ekonomi makro serta fundamental yang stabil, agar sektor investasi bisa memiliki daya angkat yang lebih baik dari konsumsi untuk mendukung pertumbuhan.
"Investasi itu bukan hanya di FDI, tapi juga belanja modal, APBN dan ekspansi BUMN. Kalau mulai 2015, kita punya program infrastruktur besar-besaran, percepatan itu selain membereskan infrastruktur tapi juga bisa membantu pertumbuhan," katanya.
Bambang mengatakan dengan melakukan berbagai pembenahan struktural ekonomi yang serius, yang didukung pulihnya kondisi perekonomian global, maka Indonesia bisa mulai tumbuh tinggi dalam dua atau tiga tahun mendatang.
"Tahun 2015, mudah-mudahan sudah lebih pulih, dan paling cepat itu 2016, itupun memerlukan reformasi struktural yang serius," tegasnya.
Presiden Joko Widodo memiliki tantangan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi hingga 7,0 persen sesuai dengan janji politik yang diucapkan pada pemilu, padahal saat ini pertumbuhan ekonomi melambat pada kisaran 5,1 persen-5,3 persen.
Sementara, asumsi pertumbuhan ekonomi dalam APBN 2015 ditetapkan 5,8 persen, atau angka yang relatif tinggi mengingat kondisi perekonomian global masih mengalami pelambatan. (Antara)
Berita Terkait
-
Bencana Sumatera 2025 Tekan Ekonomi Nasional, Biaya Pemulihan Melonjak Puluhan Triliun Rupiah
-
Harga Minyak Dunia Naik Didorong Pertumbuhan Ekonomi AS dan Kekhawatiran Risiko Pasokan
-
Gandeng Travelio, Perumnas Sulap Apartemen Jadi Aset Investasi Smart Management
-
Benteng Baru Aset Digital: UU P2SK Bakal 'Sulap' Kripto Lokal Jadi Lebih Kokoh dan Berdaulat!
-
Purbaya Gelar Sidang Debottlenecking Perdana, Terima Aduan Investasi-Pinjaman Pengusaha
Terpopuler
- 5 Mobil Sedan Bekas yang Jarang Rewel untuk Orang Tua
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- 5 Sepatu Lari Hoka Diskon 50% di Sports Station, Akhir Tahun Makin Hemat
- 5 Rekomendasi Sepatu Lokal Senyaman Skechers Buat Jalan-Jalan, Cocok Buat Traveling dan Harian
- 6 Mobil Bekas untuk Pemula atau Pasangan Muda, Praktis dan Serba Hemat
Pilihan
-
Bencana Sumatera 2025 Tekan Ekonomi Nasional, Biaya Pemulihan Melonjak Puluhan Triliun Rupiah
-
John Herdman Dikontrak PSSI 4 Tahun
-
Bukan Sekadar Tenda: Menanti Ruang Aman bagi Perempuan di Pengungsian
-
4 Rekomendasi HP Xiaomi Murah, RAM Besar Memori Jumbo untuk Pengguna Aktif
-
Cek di Sini Jadwal Lengkap Pengumuman BI-Rate Tahun 2026
Terkini
-
Pemerintah Bangun Pabrik Pupuk NPK Nitrat Pertama, Bisa Bikin Petani Bisa Hemat?
-
Kementerian ESDM Tambah Stok LPG di Sumut: Persentase Ketersedian Tembus 108 Persen
-
Simas Insurtech Bayar Klaim Asuransi Kendaraan Rp 1,3 Miliar ke Korban Banjir Sumatera
-
ESDM Ungkap Stok BBM di Sumbar Makin Meningkat, Tapi Akui Distribusi Masih Mandek
-
Total 117.301 Rekening Ditutup Imbas Penipuan, Nilai Kerugian Tembus Rp8,2 Triliun
-
Perhatian! Tiket Kereta Api Nataru Hampir Habis Terjual
-
Begini Update Kelistrikan di Aceh, Sudah Menyala Semua?
-
Libur Nataru, 348 Cabang BSI Siap Layani Nasabah
-
Cek Prediksi Keuangan Kamu Tahun Depan: Akan Lebih Cemerlang atau Makin Horor?
-
Libur Panjang, Nilai Kapitalisasi Pasar BEI Anjlok 1,17 Persen