Suara.com - Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla sebaiknya tidak terlalu tinggi dalam menaikkan harga BBM bersubsidi. Ekonom dari Universitas Gadjah Mada, Sri Adiningsih mengatakan, kenaikan harga BBM bersubsidi yang paling ideal adalah Rp2.000 per liter.
Kata dia, kenaikan sebesar itu diyakini masih bisa diterima oleh masyarakat. Selain itu, dampak inflasi yang ditimbulkan juga tidak terlalu besar. Dengan waktu yang sempit dan persiapan yang terbatas, Adiningsih menilai kenaikan harga BBM bersubsidi sebesar Rp2.000 per liter masih layak.
“Sebelum menaikkan harga BBM bersusbsidi itu kan pemerintah harus melakukan sejumlah persiapan terlebih dahulu. Misalnya, mengecek kebutuhan barang pokok di pasar apakah masih mencukupi atau tidak lalu mengecek kemampuan daya beli masyarakat serta melakukan hitung-hitungan dampak inflasi dari kenaikan ini. Karena waktunya sangat sempit dan persiapannya juga kurang, maka saya menyarankan kenaikan harga BBM bersubsidi jangan terlalu besar,” kata Sri Adiningsih kepada suara.com melalui sambungan telepon, Jumat (31/10/2014).
Sri Adiningsih mengatakan, kenaikan BBM bersubsidi Rp3.000 per liter memang bisa menghemat anggaran negara sekitar Rp130 triliun. Namun, kenaikan sebesar itu akan memberatkan masyarakat apabila dilakukan dalam waktu dekat.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Bambang Brojonegoro mengatakan, pemerintah akan menaikkan harga BBM bersubsidi sebelum tahun 2015. Kenaikan harga BBM bersubsidi dikabarkan sebesar Rp3.000 per liter. Apabila tidak dinaikkan, stok BBM bersubsuidi akan habis pada pertengahan Desember 2014.
Berita Terkait
-
Sat Set! Usai Kunjungi Cak Imin, Puan PDIP Lanjut Safari Politik ke Rumah Airlangga Sore Ini
-
Dampak Kenaikan Harga BBM Masih Hantui Inflasi Jelang Akhir Tahun
-
Ribuan Pengemudi Ojek Pangkalan di Kota Ternate Terima Kompensasi Kenaikan BBM, Akan Ada Koperasi untuk Pemberdayaan
-
Ribuan Pengemudi Ojek Online di Palembang Menjadi Calon Penerima Kompensasi Kenaikan BBM
-
Pemkot Tangerang Sediakan Mobil Si Jampang, Mempermudah Belanja Kebutuhan Sehari-hari dan Solusi Kenaikan BBM
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Penerimaan Bea Cukai Tembus Rp 269,4 Triliun per November 2025, Naik 4,5%
-
BUMI Borong Saham Australia, Ini Alasan di Balik Akuisisi Jubilee Metals
-
Kemenkeu Klaim Penerimaan Pajak Membaik di November 2025, Negara Kantongi Rp 1.634 Triliun
-
BRI Peduli Siapkan Posko Tanggap Darurat di Sejumlah Titik Bencana Sumatra
-
Kapitalisasi Kripto Global Capai 3 Triliun Dolar AS, Bitcoin Uji Level Kunci
-
Kenaikan Harga Perak Mingguan Lampaui Emas, Jadi Primadona Baru di Akhir 2025
-
Target Mandatori Semester II-2025, ESDM Mulai Uji Coba B50 ke Alat-alat Berat
-
Ritel dan UMKM Soroti Larangan Kawasan Tanpa Rokok, Potensi Rugi Puluhan Triliun
-
Jurus Bahlil Amankan Stok BBM di Wilayah Rawan Bencana Selama Nataru
-
Modal Dedaunan, UMKM Ini Tembus Pasar Eropa dan Rusia dengan Teknik Ecoprint