Suara.com - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Andrinof Chaniago mengatakan, gencarnya pembangunan di berbagai sektor prioritas, seperti pangan, energi, maritim, dan industri harus dibarengi dengan upaya pemerataan agar tingkat ketimpangan ekonomi tidak semakin tinggi.
Andrinof mengatakan, dengan pertimbangan untuk pemerataan tersebut, pemerintah menyusun sasaran prioritas pembangunan berdasarkan kewilayahan, dan dampak sosial, selain prioritas berdasarkan sektoral.
"Secara kewilayahan kita memiliki sasaran untuk membangun desa, kawasan perbatasan, dan Indonesia Timur," kata dia.
Menurut data Bappenas, tingkat ketimpangan pendapatan (gini ratio) di Pulau Kalimantan hingga 2013 masih mencatatkan tingkat ketimpangan yang cukup tinggi. Misalnya, di Kalimantan Barat, tingkat ketimpangan tercatat 0,40 persen. Adapun, tingkat ketimpangan nasional adalah 0,43 persen.
Sedangkan, kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional, Pulau Kalimantan hanya 8,7 persen pada 2013, di bawah Sumatera 23 persen, dan Jawa 55 persen.
Andrinof mengatakan, dalam kerangka pemerataan pembangunan itu, arah pembangunan pedesaan akan diarahkan dengan penanggulangan kemiskinan dan pengembangan usaha ekonomi masyarakat desa.
Hal tersebut disertai dengan pembangunan kapasitas Sumber Daya Manusia, penguatan pemerintahan, sehingga dapat mengembangkan ekonomi kawasan pedesaan.
Namun, pengembangan ekonomi desa itu, ujar Andrinof, tetap disertai dengan pengelolaan alam dan lingkungan yang berkelanjutan.
"Kemudian, pemenuhan standar pelayanan monimum sesuai dengan kondisi geografis desa," tutur dia.
Sedangkan, pengembangan kawasan perbatasan, kata Andrinof akan ditekankan dengan kebijakan peningkatan kesejahteraan masyarakat, dan penguatan batas negara.
"Untuk daerah tertinggal, arah kebijakan adalah pengembangan perekonomian masyarakat lokal, peningkatan aksesbilitas daerah, dan pembangunan 'Technopark'," ucapnya.
Arah kebijakan pemerintah juga akan mengerucut pada pembangunan pusat pertumbuhan ekonomi di luar Pulau Jawa.
Bebeberapa caranya, kata Andrinof, adalah percepatan industrialisasi dan hilirisasi pengolahan barang bernilai tambah, teruatama sektor manufaktur, pangan, maritim, dan parawisata. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- Kecewa Kena PHP Ivan Gunawan, Ibu Peminjam Duit: Kirain Orang Baik, Ternyata Munafik
- Nasib Maxride di Yogyakarta di Ujung Tanduk: Izin Tak Jelas, Terancam Dilarang
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Gibran Dicap Langgar Privasi Saat Geledah Tas Murid Perempuan, Ternyata Ini Faktanya
Pilihan
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
Terkini
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Beda Jenjang Karier Guru PNS dan PPPK, Apakah Sama-sama Bisa Naik Jabatan?
-
Menkeu Purbaya Yakin Rupiah Menguat Selasa Depan
-
Pertamina Luruskan 3 Kabar Bohong Viral Akhir Pekan Ini
-
Lakukan Restrukturisasi, Kimia Farma (KAEF) Mau Jual 38 Aset Senilai Rp 2,15 Triliun
-
Bank Tanah Serap Lahan Eks-HGU di Sulteng untuk Reforma Agraria
-
Pindah Lokasi, Kemenhub Minta Pemprov Pastikan Lahan Pembangunan Bandara Bali Utara Bebas Sengketa
-
PLTP Ulubelu Jadi Studi Kasus Organisasi Internasional Sebagai Energi Listrik Ramah Lingkungan
-
Tinjau Tol PalembangBetung, Wapres Gibran Targetkan Fungsional Lebaran 2026