Suara.com - Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus D.W. Martowardojo mengakui kondisi pasar uang termasuk nilai tukar rupiah, saat ini mendapatkan tekanan eksternal, yaitu normalisasi kebijakan Bank Sentral Amerika Serikat (AS)dan membaiknya ekonomi negara tersebut. Namun dibandingkan dengan negara lain, depresiasi atau pelemahan nilai tukar rupiah masih lebih rendah dari negara lain.
Menurut Agus, rupiah terdepresiasi 5,7 persen, pada periode yang sama mata uang Brasil terdepresiasi 16,7 persen, sementara Turki 13 persen. Demikian juga dengan negara-negara ASEAN, nilai tukar rupiah tidak lebih buruk dari Malaysia atau Singapura dolar. Begitu juga dengan Australian dolar dan New Zealand Dolar yang mengalami depresiasi lebih besar daripada Indonesia.
“Jadi yang ingin kami sampaikan, di antara negara-negara berkembang di dunia, kondisi Indonesia memang terjadi depresisi tapi tidaklah sebesar negara-negara berkembang utama,” kata Agus, seperti dilansir dari laman Setkab.go.id, Jumat (13/3/2015).
Agus mengatakan, kondisi penyesuaian tingkat bunga The Fed akan berlangsung di Juni-September. Selain itu, yang harus diwaspadi adalah adalah Cina, di mana dipertemuan kongresnya komite nasionalnya telah disepakati bahwa pertumbuhan ekonomi di Cina diperkirakan tujuh persen.
“Ini tentu suatu angka yang perlu diwaspadai karena berdampak terhadap dunia,” kata Agus seraya menyebutkan Indonesia juga memperhatikan bahwa komoditi dunia masih terkoreksi, di mana pasar future melihat delapan komoditi yang menjadi andalan utama Indonesia, terkoreksi juga mungkin sampai 11 persen di tahun 2015.
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Sekelas Honda Jazz untuk Mahasiswa yang Lebih Murah
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 26 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 13 November: Klaim Ribuan Gems dan FootyVerse 111-113
- 5 Pilihan Bedak Padat Wardah untuk Samarkan Garis Halus Usia 40-an, Harga Terjangkau
- 5 Rekomendasi Sepatu Lokal Senyaman New Balance untuk Jalan Kaki Jauh
Pilihan
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
Terkini
-
YES 2025: Ajak Anak Muda Berani Memulai Usaha, Waktu Menjadi Modal Utama
-
YES 2025: Berbagi Tips Investasi Bagi Generasi Muda Termasuk Sandwich Generation
-
Youth Economic Summit 2025 : Pentingnya Manfaat Dana Darurat untuk Generasi Muda
-
Kapan Bansos BPNT Cair? Penyaluran Tahap Akhir Bulan November 2025, Ini Cara Ceknya
-
Youth Economic Summit 2025: Ekonomi Hijau Perlu Diperkuat untuk Buka Investasi di Indonesia
-
Apa Itu Opsen Pajak? Begini Perhitungannya
-
Suara Penumpang Menentukan: Ajang Perdana Penghargaan untuk Operator Bus Tanah Air
-
Youth Economic Summit 2025: Peluang Industri Manufaktur Bisa Jadi Penggerak Motor Ekonomi Indonesia
-
Kapan Kenaikan Gaji Pensiunan PNS 2025 Cair? Ini Kata Kemenkeu dan Realitanya
-
Youth Economic Summit (2025) : Indonesia Diminta Hati-hati Kelola Utang