Suara.com - Pernah merasakan kesal karena sulit untuk mendapatkan taksi padahal Anda tengah dikejar-kejar waktu? Kini, hal seperti itu bisa diatasi dengan aplikasi Uber yang ada di smartphone. Dengan aplikasi ini, Anda bisa langsung memesan taksi dari lokasi terdekat.
Adalah Travis Kalanick, (38 tahun) yang menciptakan aplikasi ini. Hanya dalam waktu lima tahun, nilai perusahaan Uber melonjak menjadi 40 miliar dolar Amerika dan sudah ada di 53 negara serta 200 kota di dunia. Namun, bukan hal mudah bagi Travis untuk memulai usahanya itu.
Uber ditolak di India, Paris dan juga London. Di India, pemerintah setempat melarang Uber karena supir taksinya memerkosa penumpang. Di Prancis, supir taksi lokal menentang keberadaan Uber. Begitu juga di London. Tetapi, Travis bukan tipe orang yang mudah menyerah.
Travis tidak pernah langsung berkonfrontasi dengan pihak-pihak yang menentang kehadiran Uber. Dia menggunakan jalur lobi agar Uber bisa beroperasi di tempat tertentu. Bahkan, Travis mempekerjakan 161 karyawan yang hanya bertugas untuk melakukan lobi.
“Saya melakukan kombinasi antara pernyataan yang provokatif dan juga lobi. Apabila ada aturan yang menghambat kehadiran Uber, maka aturan itu seharusnya diubah,” kata Travis.
Patah arang tidak ada dalam kamus Travis, yang pernah mengalami masalah lebih berat lagi di usia 23 tahun. Ketika itu, dia digugat 250 miliar dolar Amerika dan nyaris bangkrut. Dengan kehebatannya melakukan lobi, Travis berhasil damai dengan penggugat dan tidak harus mengeluarkan uang 250 miliar dolar Amerika.
Travis besar di Los Angeles dan belajar komputer di University of California Los Angeles (UCLA). Pada 1998, dia memutuskan untuk berhenti kuliah dan mendirikan Scour bersama sejumlah teman-temannya. Scour adalah mesin pencari dan juga berbagi file. Dua tahun kemudian, Scour menjadi incaran industri film dan musik karena dianggap melanggar hak cipta.
Scour digugat 250 miliar dolar Amerika dan mengajukan permohonan bangkrut. Pada 2001, Travis kembali membuat pelayanan berbagai file dengan nama Red Swoosh. Enam tahun kemudian, program itu dibeli Akamai Technologies dengan nilai 19 juta dolar Amerika.
Banyak yang mengatakan bahwa 30 adalah usia yang tepat untuk mengalami krisis pertengahan baya di Silicon Valley. Namun, Travis sudah mengalami itu saat usianya masih 20-an tahun. Itulah yang membuat dia punya energi dan motivasi besar untuk kembali mendirikan perusahaan baru.
Dia mendapatkan inspirasi saat menonton film Vicky Cristina Barcelona yang disutaradarai Woody Allen yang sudah berusia 70-an tahun. “Saya berpikir, dia sudah tua dan masih bisa berkarya. Oke, saya masih punya kesempatan untuk melakukan hal yang sama,” ujarnya.
Suatu ketika, saat tengah berliburan di Paris yang tengah dilanda salju pada 2008, Travis dan sahabatnya Garrett Camp kesulitan untuk menemukan taksi yang kosong. Travis kemudian langsung memikirkan aplikasi yang bisa memudahkan orang untuk memesan taksi.
Hanya perlu waktu dua tahun, aplikasi Uber berhasil diciptakan. Pada musim panas 2010, Uber diresmikan di San Fransisco dengan hanya menggunakan sejumlah unit taksi serta segelintir karyawan. Kehadiran Uber langsung menuai protes, terutama karena perusahaan itu tidak punya izin untuk mengoperasikan taksi.
Travis menjawab kritikan itu dengan menghapus kata taksi dari nama Uber. Bisnisnya terus berjalan dan Travis membeli domain uber.com dari Univesal Music Grup. Aplikasi Uber mampu mempesona sejumlah tokoh mulai dari pendiri Amazon, Jeff Bezos hingga selebriti seperti Jay Z, Ashton Kutcher dan Ari Emanuel.
Hanya dalam waktu tiga tahun, nilai perusahaan Uber sudah meningkat 10 kali lipat. Apa rahasia Travis yang kini masuk dalam orang terkaya di dunia versi Forbes membawa Uber sebagai perusahaan yang sukses dalam waktu singkat?
“Saya sadar bahwa saya tengah berada dalam kampanye politik dengan kandidat Uber. Persaingan politik seperti ini terjadi hampir di semua kota di dunia. Karena ini bukan demokrasi tetapi produk maka Anda tidak bisa menang hanya dengan 51 banding 49. Tetapi Anda harus menang 98 banding 2,” pungkasnya. (Guardian/Telegraph)
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
Terkini
-
Kenapa Proyek Jalan Trans Halmahera Disebut Hanya Untungkan Korporasi Tambang?
-
Bertemu Wapres Gibran, Komite Otsus Papua Minta Tambahan Anggaran Hingga Dana BLT Langsung ke Rakyat
-
Sambut Bryan Adams Live in Jakarta 2026, BRI Sediakan Tiket Eksklusif Lewat BRImo
-
Kuartal Panas Crypto 2025: Lonjakan Volume, Arus Institusional dan Minat Baru Investor
-
Proyek Waste to Energy Jangan Hanya Akal-akalan dan Timbulkan Masalah Baru
-
Geger Fraud Rp30 Miliar di Maybank Hingga Nasabah Meninggal Dunia, OJK: Kejadian Serius!
-
Laba PT Timah Anjlok 33 Persen di Kuartal III 2025
-
Kala Purbaya Ingin Rakyat Kaya
-
Didesak Pensiun, Ini Daftar 20 PLTU Paling Berbahaya di Indonesia
-
IHSG Berakhir Merosot Dipicu Aksi Jual Bersih Asing