Bisnis / Inspiratif
Minggu, 21 Desember 2025 | 12:47 WIB
UMKM Jarihitam Ecoprint memanfaatkan Daun kering untuk membuat produk ecoprint yang masuk pangsa ekspor. [ist]
Baca 10 detik
  • UMKM Jarihitam Ecoprint di Jawa Barat berhasil ekspor produk alam ke Eropa dan Rusia sejak 2018.
  • Asta Nusa Warna rutin ekspor minyak nilam ke Amerika Serikat sebagai bahan baku penting industri farmasi.
  • Keberhasilan UMKM ini didukung pendampingan, menunjukkan produk alam lokal mampu menciptakan dampak ekonomi luas.

Suara.com - Bermodal dedaunan dan ranting di sekitar rumah, UMKM asal Jawa Barat membuktikan produk berbasis alam mampu menembus pasar ekspor.

Salah satunya Jarihitam Ecoprint, usaha yang dirintis Irfan Kristiyanto sejak 2018 dan kini produknya dipasarkan hingga Eropa dan Rusia.

Melalui teknik ecoprint, Irfan mengolah bahan alam menjadi kain, pakaian, tas, sepatu, hingga produk home decor bercorak unik. Dengan modal awal sekitar Rp 25 juta, ia bereksperimen selama berbulan-bulan hingga menemukan formula yang tepat.

"Saya berpikir ini sangat menarik sekali, karena bahan bakunya dari lingkungan, semuanya ada di sekitar kita. Dan isunya sangat seksi, sampai kapan pun ecoprint tidak akan pernah mati," ujar Irfan seperti dikutip Minggu (21/12/2025).

Produk UMKM Jarihitam Ecoprint memanfaatkan Daun kering untuk membuat produk ecoprint yang masuk pangsa ekspor. [ist]

Langkah ekspor Jarihitam dimulai saat mengikuti misi dagang Disperindag Jawa Barat. Belgia menjadi negara tujuan pertama, disusul Perancis, Jerman, Selandia Baru, hingga Rusia yang kini menjadi mitra ekspor terpanjang pada 2024–2025.

Menariknya, Irfan tidak membangun pabrik besar. Ia justru melibatkan komunitas sekitar sebagai bagian dari rantai produksi, mulai dari penjahit hingga penyedia bahan baku. "Berapa pun order yang masuk, saya siap," katanya.

Selain Jarihitam, UMKM berbasis minyak atsiri Asta Nusa Warna juga menjadi contoh UMKM yang berhasil menembus pasar global.

Usaha yang telah berjalan lebih dari dua dekade ini rutin mengekspor minyak nilam ke Amerika Serikat sebagai bahan baku parfum dan farmasi.

"Nilam ini unsur utama minyak parfum dunia. Sekitar 85 persen pasokan berasal dari Indonesia," kata Founder Asta Nusa Warna, Jejen Ahmar Jaenun.

Baca Juga: OJK Bentuk Direktorat Perbankan Digital Mulai Tahun 2026, Apa Tugasnya?

Ilustrasi Produk UMKM Minyak Atsiri tembus pasar ekspor. [ist].

Asta Nusa Warna kemudian mengembangkan produk hilir melalui brand KALDO, yang memasarkan essential oil, diffuser, hingga parfum ke jaringan hotel. Meski skala produksi masih terbatas, produk berbasis alam ini mulai membangun pasar secara berkelanjutan.

Keberhasilan UMKM tersebut turut didukung pendampingan Jasa Raharja bersama Koperasi Pemasaran Tlatah Nusantara Raya. Sekretaris Perusahaan IFG, Denny S Adji, menilai UMKM memiliki dampak ekonomi berantai yang luas.

"Penilaian terhadap UMKM tidak cukup hanya melihat omzet. Jauh lebih penting dari itu adalah bagaimana pergerakan usaha tersebut menghidupkan ekosistem di sekitarnya," pungkasinta

Dari daun hingga minyak atsiri, kisah UMKM ini menunjukkan bahwa produk sederhana berbasis alam mampu memiliki nilai tambah tinggi dan menjadi kekuatan ekspor Indonesia.

Load More