Suara.com - Presiden RI Joko Widodo menginginkan ekonomi Indonesia tidak mengandalkan komoditas ekspor, tetapi mengalihkannya ke perekonomian yang memiliki nilai tambah.
"Ekonomi Indonesia sekarang ini masih dalam proses transisi yang fundamental," kata Presiden RI sebelum berangkat melakukan lawatan luar negeri ke Jepang dan Cina di Bandara Halim Perdanakusumah, Jakarta, Minggu (22/3/2015)
Presiden menegaskan, "Dari ekonomi yang terlalu mengandalkan ekspor komoditas mentah, dan akan kita alihkan ke perekonomian yang lebih menciptakan nilai tambah." Menurut Presiden, pemerintah akan mengalihkan ke perekonomian yang lebih berorientasi pada produksi dan investasi dari ekonomi saat ini yang berorientasi pada konsumsi.
Presiden menambahkan bahwa melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS adalah sinyal agar Indonesia harus melakukan perbaikan serta moderenisasi pada ekonomi. Namun, depresiasi rupiah juga melindungi daya saing Indonesia secara regional maupun internasional.
"Depresiasi rupiah menjadikan investasi di Indonesia sekarang sangat menarik dan kompetitif sebagai basis produksi," ujar Jokowi.
Untuk mencapai tujuan itu, pemerintah sudah mengambil beberapa langkah, seperti memperbaiki infrastruktur mulai kelistrikan, jalan tol, pelabuhan, dan juga membangun "National One Stop Service" (sistem regulasi investasi satu pintu), serta memperbaiki ruang fiskal dan terus menekan inflasi.
Pada kesempatan yang sama, Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan bahwa selama ini Indonesia hanya banyak mengimpor barang.
"Kita mengimpor bahan baku. Sekarang yang harus kita konsumsi itu adalah produksi-produksi kita sehingga dapat meningkatkan produktivitas untuk konsumsi dalam negeri," kata Wakil Presiden..
Kalla juga menyatakan banyak komoditas yang dapat diekspor. Kalau dahulu Indonesia kebanyakan hanya ekspor mineral, sekarang sudah bisa mengekspor cokelat dan kopi dalam bentuk jadi.
"Sekarang semua dalam bentuk yang bisa dikonsumsi langsung. Oleh karena itu, kita harus bisa produksi dahulu. Begitu pula, dengan komoditas lain-lainnya," ujar Kalla.
Dalam lawatan ke luar negeri kali ini, Presiden didampingi oleh Kepala Badan Kordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani, Panglima TNI Moeldoko, Menko Perekonomian Sofyan Djalil, Sekertaris Kabinet Andi Widjajanto, dan Menteri Perdagangan Rahmat Gobel.
Di Jepang, Jokowi akan dikawal oleh Menteri Luar Negeri Retno L.P. Marsudi, Menteri BUMN Rini Soemarno, dan Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu. (Antara)
Berita Terkait
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
PSM Kalah dari Persib Bandung, Tomas Trucha Bangga dengan Penampilan Pemainnya
-
Hasil Liga Inggris: Tekuk Nottingham, Manchester City Geser Arsenal dari Puncak Klasemen
-
Dirumorkan Dibidik Persija Jakarta, Ezra Walian Menggila di Persik Kediri
-
Hasil dan Klasemen BRI Super League: Hajar PSM Makassar, Persib Bandung Kokoh di Puncak
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 5 Mobil Bekas yang Perawatannya Mahal, Ada SUV dan MPV
- 5 Perbedaan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia yang Sering Dianggap Sama
- 5 Mobil SUV Bekas Terbaik di Bawah Rp 100 Juta, Keluarga Nyaman Pergi Jauh
- 13 Promo Makanan Spesial Hari Natal 2025, Banyak Diskon dan Paket Hemat
Pilihan
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
-
Libur Nataru di Kota Solo: Volume Kendaraan Menurun, Rumah Jokowi Ramai Dikunjungi Wisatawan
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga
Terkini
-
Pemerintah Kucurkan Bantuan Bencana Sumatra: Korban Banjir Terima Rp8 Juta hingga Hunian Sementara
-
Apa Itu MADAS? Ormas Madura Viral Pasca Kasus Usir Lansia di Surabaya
-
Investasi Semakin Mudah, BRI Hadirkan Fitur Reksa Dana di Super Apps BRImo
-
IPO SUPA Sukses Besar, Grup Emtek Mau Apa Lagi?
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
-
BUMN Infrastruktur Targetkan Bangun 15 Ribu Huntara untuk Pemulihan Sumatra
-
Menpar Akui Wisatawan Domestik ke Bali Turun saat Nataru 2025, Ini Penyebabnya
-
Pemerintah Klaim Upah di Kawasan Industri Sudah di Atas UMP, Dorong Skema Berbasis Produktivitas
-
Anggaran Dikembalikan Makin Banyak, Purbaya Kantongi Rp 10 Triliun Dana Kementerian Tak Terserap
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga