Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengatakan, agar bonus demografi yang akan dialami Indonesia menjadi potensi, maka harus dibarengi dengan kualitas sumber daya manusia yang dimiliki. Tanpa kualitas, angkatan kerja yang melimpah justru bisa menjadi beban bagi pembangunan.
"Jumlah saja tidak cukup, harus kualitas karena apabila jumlah yang jadi pegangan akan jadi beban yang besar. Jadi kualitasnya harus lebih baik, taruhannya adalah pendidikan, kesehatan dan juga mobilitasnya," kata Wapres saat menjadi pembicara kunci pada dialog tingkat tinggi tentang bonus demografi di Jakarta, Senin (20/4/2015).
Indonesia dengan jumlah penduduk yang besar mencapai 250 juta jiwa punya tingkat konsumsi dan pekerja yang besar dengan 65 persen usia produktif, pada tahun 2020-2030 mendatang.
Wapres mengatakan, Ada dua hal yang penting untuk dilakukan guna memanfaatkan bonus demografi ini. Yakni bagaimana pendidikan, kesehatan dan kebijakan pemerintah dan ekonominya.
"Bagaimanapun pembangunan tanpa kebijakan ekonomi yang tepat maka akan menjadi beban," katanya.
Ia memaparkan, dewasa ini penduduk Indonesia terbagi dua, ada yang di desa dan kota. Pada masa nanti akan lebih banyak ke kota karena daerah pertanian daya serapnya tidak bertambah baik. Apabila makin kecil daya serapnya maka akan berpindah ke kota.
"Karena itu kebijakannya harus sejalan. Contoh di Jawa rata-rata penduduk punya lahan sepertiga hektare yang hanya sebetulnya untuk bekerja dua orang, tapi dengan keluarga lebih besar harus bekerja di sektor industri atau jasa atau lainnya tentu ada di kota," Wapres.
Menurut dia, yang sangat penting di sini adalah bagaimana mengalihkan kebijakan dan memperbaiki infrastruktur. Tanpa mobilitas yang baik, ekonomi yang baik, tanpa pekerjaan yang baik jumlah yang besar tersebut akan menjadi negatif.
"Artinya kita usahakan dua hal tersebut bagaimana pertumbuhan penduduk yang potensial menguntungkan dengan memperbaiki kualitasnya kemudian memperbaiki mobilitasnya, lapangan kerja yang lebih intensif maka tentu harus diperbaiki," ujar Wapres. (Antara)
Berita Terkait
-
Kabar Gembira! Pemerintah Bakal Beri Subsidi Gaji untuk Pekerja Bergaji di Bawah Rp10 Juta!
-
5 Aroma Parfum Pria Tahan Lama yang Cocok untuk Pekerja Lapangan
-
3 Tipe Honda Civic Bekas Incaran Pekerja Muda: Gengsi Dapat, Harga Bersahabat
-
Lagi Rapat dengan Driver Ojol, Dasco Dipanggil Presiden Prabowo ke Istana
-
Cak Imin Angkat Tangan Soal Karding Dicopot Prabowo dari Menteri P2MI: Gara-gara Main Domino?
Terpopuler
- Ameena Akhirnya Pindah Sekolah Gegara Aurel Hermanyah Dibentak Satpam
- Dana Operasional Gubernur Jabar Rp28,8 Miliar Jadi Sorotan
- Kopi & Matcha: Gaya Hidup Modern dengan Sentuhan Promo Spesial
- Breaking News! Keponakan Prabowo Ajukan Pengunduran Diri Sebagai Anggota DPR RI Gerindra, Ada Apa?
- Prabowo Incar Budi Gunawan Sejak Lama? Analis Ungkap Manuver Politik di Balik Reshuffle Kabinet
Pilihan
-
Foto AI Tak Senonoh Punggawa Timnas Indonesia Bikin Gerah: Fans Kreatif Atau Pelecehan Digital?
-
Derby Manchester Dalam 3 Menit: Sejarah, Drama, dan Persaingan Abadi di Premier League
-
Disamperin Mas Wapres Gibran, Korban Banjir Bali Ngeluh Banyak Drainase Ditutup Bekas Proyek
-
Ratapan Nikita Mirzani Nginep di Hotel Prodeo: Implan Pecah Sampai Saraf Leher Geser
-
Emil Audero Jadi Tembok Kokoh Indonesia, Media Italia Sanjung Setinggi Langit
Terkini
-
Menkeu Purbaya Janji Hentikan Sisa Anggaran Menumpuk di Akhir Tahun
-
Bos SMGR Akui Persaingan Industri Semen RI Makin Ketat
-
Pertamina Mau Gabung 3 Anak Usaha, DPR: Sesuai Keinginan Danantara
-
Rusun Jadi Fokus Solusi Pemukiman yang Semakin Mahal di Jakarta
-
Tidak Gratis, Pindahkan Rp 200 Triliun ke 5 Bank Menkeu Purbaya Minta Bunga Segini!
-
BNI Sambut Penempatan Dana Pemerintah, Tapi Minta Beberapa Penjelasan
-
5 Perumahan di Bekasi Utara Cocok untuk Milenial, Harga Mulai Rp 300 Jutaan
-
Rp 70 Miliar Milik Nasabah Hilang Karena Dibobol? Ini Kata BCA
-
Pengamat: Reshuffle Prabowo Lebih Bernuansa Politis Ketimbang Respons Tuntutan Publik
-
Kisah Harjo Sutanto: Orang Terkaya Tertua, Pendiri Wings Group