Suara.com - Presiden Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal mengungkapkan dalam peringatan Hari Buruh pada 1 Mei 2015, para buruh akan menagih janji-janji Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk meningkatkan kesejahteraan buruh. Salah satu isu yang akan diangkat dalam peringatan Hari Buruh tahun ini adalah meningkatkan anggaran Jamkesnas dari Rp19,9 triliun menjadi Rp30 triliun.
"Kita akan turun ke jalan untuk menagih janji-janji pak Jokowi terutama soal Jamkesnas. Selama ini, dana Jamkesnas belum bisa mencakup kepesertaan kaum buruh di Indonesia, sehingga buruh masih kesulitan untuk memperoleh pengobatan gratis," katanya Kamis (30/4/2015) di Jakarta.
Iqbal mengungkapkan pemerintah setengah hati menjalankan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Dia memastikan 10,3 juta rakyat miskin dan tidak mampu tak bisa mengakses rumah sakit.
Hal ini, sangat bertolak belakang dengan janji Presiden Jokowi yang menyatakan tak akan ada lagi orang miskin yang ditolak berobat ke rumah sakit.
Dia juga menjelaskan, kebijakan Kemenkes memasukan 10,3 juta orang miskin yang tidak tercover BPJS ke dalam Jamkesda merupakan kebohongan publik. Sebab, program Jamkesda berbeda dengan program JKN karena Jamkesda tidak memiliki prinsip portabilitas, dan tidak mungkin APBD disubsidi ke APBN.
Ia mencontohkan, di Jakarta masih ada 1,2 juta orang miskin tidak punya Kartu Jakarta Sehat (KJS). Mereka akhirnya tidak bisa masuk PBI JKN
sehingga akan ditolak berobat ke RS karena tidak masuk JKN.
Di sisi lain, tidak mungkin biaya APBD DKI untuk 1,2 juta orang miskin itu secara otomatis disubsidi ke PBI JKN yang dibayar APBN.
Dia juga menyatakan, KSPI belum menyetujui ikut membayar iuran Jamkes di 2014 ini, karena UU no 3/1992 tentang Jamsostek masih berlaku sampai 2015 yang seluruh iurannya dibayarkan oleh pengusaha, sehingga Pepres no 101/2013 yg mengatur besaran iuran Jamkes yang dibayar pengusaha dan buruh totalnya 4,5 persen belum bisa diterima kalangan buruh.
"Kami akan menagih janji-janji Presiden Jokowi untuk menaikkan anggaran Jamkesnas menjadi Rp30 triliun. Dengan dinaikkannya anggaran Jamkesnas akan memperluas cakupan kesepertaannya," ujar Iqbal.
Ia memperkirakan penambahan anggaran ini bisa mencapai 120 juta peserta dari sekarang yang hnaya 8,6 juta peserta. Keuntungan lainnya, rumah sakit swasta akan tergiur untuk mengikuti program Jamkesnas ini.
"Selama ini mereka kan enggak mau karena terlalu murah, yang susah rakyat lagi untuk cari rumah sakit buat berobat," pungkasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
Terkini
-
Pinjaman KUR BRI di Bawah Rp100 Juta Tidak Wajib Pakai Agunan? Ini Penjelasannya
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
ASN Bolos, Hak Pensiun Langsung Hilang
-
Aset Kripto Masuk Jurang Merah, Tekanan Jual Bitcoin Sentuh Level Terendah 6 Bulan
-
Rupiah Masuk Zona Hijau Lawan Dolar Amerika, Terangkat Sentimen Ini
-
Prabowo Panggil Dasco 2 Kali Sepekan: Urusan Perut Rakyat Jadi Taruhan
-
Bos OJK: Ada Tiga Cara Perkuat Pasar Modal Indonesia, Ini Kuncinya
-
IHSG Bergerak Dua Arah di Awal Sesi Jumat, Cermati Saham-saham Ini
-
Alasan Menkeu Purbaya Ngotot Gali Pajak dari Ekspor Emas
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik