"Semua mesin saya rancang sendiri karena belum ada pabrik yang membuat mesin khusus untuk memproduksi kerupuk merah," kata dia.
Namun, musibah datang menghampiri Ramalius karena kompor meledak tempat usahanya terbakar pada 2006 menyebabkan seluruh alat produksinya ludes.
Tidak hanya peralatan, kaki Ramalius, juga sempat disambar api sehingga mengalami luka bakar ketika itu.
"Uang habis, oven dan semua peralatan produksi juga tidak bisa dipakai," katanya.
Karena ingin terus melanjutkan usahanya yang telah menghidupinya, Ramalius mencoba mencari pinjaman modal untuk mulai kembali.
Berdasarkan anjuran tetangga ia mengajukan permohonan bantuan modal usaha ke Lembaga Amil Zakat PT. Semen Padang.
"Alhamdulillah permohonan ditanggapi LAZ Semen Padang dibantu Rp10 juta yang langsung dibelikan alat alat, berupa mesin potong, alat pengaduk dan oven," kata dia.
Usai musibah, Ramalius kembali memulai produksi kerupuk merah dan produknya mendapatkan pasar yang cukup luas.
Setelah tiga tahun berjalan ia pun membeli satu mobil boks untuk memaksimalkan pemasaran sehingga usaha semakin berkembang.
"Karena ingin maju keuntungan sebagian saya tabung akhirnya bisa beli mobil boks untuk mengantar kerupuk, dulu hanya menunggu orang menjemput, dengan ada mobil pemasaran lebih mudah," paparnya.
Kini rata-rata sehari ia mampu memproduksi kerupuk merah hingga satu ton dibantu tujuh orang karyawan. Meski usahanya sudah besar, Ramalius tetap terlibat langsung dalam proses produksi demi menjaga kualitas.
Sambil terus mengaduk campuran adonan tepung tapioka, tepung kanji, garam dan pewarna makanan dalam gentong berwarna biru menggunakan sendok kayu berukuran satu meter, Ramalius mengawasi setiap proses pembuatan hingga menjemur.
Setelah adonan tercampur dengan sempurna beberapa pekerja mulai mempersiapkan oven besar berukuran 1x2 meter untuk memasak adonan itu dengan kayu bakar .
"Walaupun pengadukan sudah bagus pengapian tidak baik maka hasilnya akan jelek," kata dia.
Adonan berbentuk bubur itu dimasak dalam cetakan berbentuk batangan dengan panjang satu meter direbus selama tujuh jam dan setelah dingin didiamkan selama dua hari.
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Permata Bank Targetkan Raup Rp 100 Miliar dari GJAW 2025
-
Bolehkah JHT diklaim Segera Setelah Resign? Di Atas 15 Juta, Ada Aturan Khusus
-
Kereta Gantung Rinjani: Proyek 'Rp6,7 Triliun', Investor China Ternyata Tidak Terdaftar
-
Impor Teksil Ilegal Lebih Berbahaya dari Thrifting
-
Kilang Balikpapan Diresmikan 17 Desember, Bahlil Janji Swasembada Energi di 2026
-
Harga Bitcoin Anjlok ke 82.000 Dolar AS, CEO Binance: Tenang, Hanya Taking Profit Biasa
-
6 Fakta Uang Rampasan KPK Dipajang: Ratusan Miliar, Pinjaman Bank?
-
Cara Membuat QRIS untuk UMKM, Ini Syarat yang Harus Dipersiapkan
-
Alasan Menteri Maruarar Sirait Minta SLIK OJK Dihapus atau Pemutihan Pinjol
-
Pesan Bahlil untuk Shell dan Vivo: Walaupun Tidak Menjual Bensin, Kebutuhan Rakyat Tersedia