Suara.com - Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro memprediksi bulan Ramadan tidak akan menyumbang inflasi yang tinggi, karena pemerintah telah berupaya mengendalikan harga komoditas pokok sejak dua bulan lalu.
"Ini masih pertengahan bulan, tapi kalau melihat inflasi Juni ada indikasi bahwa inflasi Ramadan dan Lebaran akan jadi yang mungkin terendah dalam lima tahun terakhir," katanya di Jakarta, Senin (!3/7/2015).
Menkeu mengatakan belum mengetahui perkiraan inflasi pada Juli 2015, namun proyeksinya relatif rendah karena pemerintah telah menjaga agar harga tidak melambung tinggi, dengan merumuskan kebijakan pengendalian harga.
"Ini indikasinya berarti kita bisa mengendalikan selama Ramadan dan Lebaran. Karena kebutuhan pangan jika tidak disertai 'demand' memadai akan ada kenaikan harga. Bulan lalu, kita sudah lakukan operasi pasar," ujarnya.
Menkeu mengklaim upaya itu efektif untuk meredam inflasi, apalagi meskipun ada tren pelemahan konsumsi rumah tangga, namun biasanya masyarakat tetap berbelanja pada event Ramadan dan Lebaran.
"Ramadan dan Lebaran itu pola yang tidak biasa, artinya setiap Lebaran apapun kondisi ekonominya, selalu ada lonjakan permintaan. Artinya pemerintah mampu mengendalikan lonjakan permintaan yang sifatnya sesaat," jelasnya.
Dengan tingkat inflasi tahun kalender Januari-Juni 2015 yang masih tercatat 0,96 persen, Menkeu pun menyakini laju inflasi pada akhir tahun berada pada perkiraan 4,0 persen-4,5 persen atau lebih rendah dari asumsi APBN-Perubahan 5,0 persen.
Sebelumnya, pada Juni 2015 tercatat inflasi sebesar 0,54 persen yang sebagian besar disumbangkan oleh naiknya komoditas bahan makanan, seperti cabai merah, daging ayam ras, telur ayam ras dan beras.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Sasmito Hadi Wibowo menambahkan pada periode Juli menjelang Lebaran, pemerintah harus menyiagakan pasokan lebih banyak untuk bahan makanan agar tidak terjadi inflasi tinggi.
"Cabai masih dominan, kemudian tepung terigu dan minyak goreng (mengalami harga tinggi pada Juli). Kalau (menjelang) lebaran, ayam dan sapi juga harus dijaga pasokannya meskipun pengadaannya tidak mudah," katanya.
Sasmito memprediksikan pada periode setelah Lebaran, ada kemungkinan inflasi mulai melandai, karena setelah itu masyarakat mulai mengerem konsumsinya, sehingga inflasi diperkirakan angkanya tidak jauh dari inflasi Juni 2015.
"Untungnya Lebaran berada ditengah bulan, karena setelah itu dampak inflasi mulai turun hingga akhir Juli. Mungkin tahun ajaran baru sedikit mendorong (inflasi), karena ada tarif uang sekolah serta tarif angkutan darat maupun udara," ujarnya. (Antara)
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Dana Operasional Gubernur Jabar Rp28,8 Miliar Jadi Sorotan
- Viral Video 7 Menit Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach, Praktisi Hukum Minta Publik Berhati-hati
- Prabowo Dikabarkan Kirim Surat ke DPR untuk Ganti Kapolri Listyo Sigit
- Tutorial Bikin Foto di Lift Jadi Realistis Pakai Gemini AI yang Viral, Prompt Siap Pakai
- Prabowo Incar Budi Gunawan Sejak Lama? Analis Ungkap Manuver Politik di Balik Reshuffle Kabinet
Pilihan
-
Ketika Politik dan Ekonomi Turut Membakar Rivalitas Juventus vs Inter Milan
-
Adu Kekayaan Komjen Suyudi Ario Seto dan Komjen Dedi Prasetyo, 2 Calon Kapolri Baru Pilihan Prabowo
-
5 Transfer Pemain yang Tak Pernah Diduga Tapi Terjadi di Indonesia
-
Foto AI Tak Senonoh Punggawa Timnas Indonesia Bikin Gerah: Fans Kreatif Atau Pelecehan Digital?
-
Derby Manchester Dalam 3 Menit: Sejarah, Drama, dan Persaingan Abadi di Premier League
Terkini
-
Pembangunan Akses Tol Bitung oleh Paramount Land Capai 80 Persen
-
PNM Bersama Holding Ultra Mikro Wujudkan Akses Keuangan Merata
-
Leony, Warisan Bisa Dikecualikan dari Pajak Penghasilan Tapi BPHTB Mengintai
-
Luhut Temui Aliansi Ekonom Indonesia, Bahas 7 Tuntutan ke Pemerintah
-
Cadangan Migas Baru Ditemukan di Muara Enim
-
Bandara Supadio Mulai Layani Penerbangan Internasional
-
Kemendag Ultimatum Gold's Gym, Harus Ganti Rugi Anggota Usai Penutupan Gerai Mendadak
-
Menkeu Purbaya Resmi Guyur Dana Jumbo Rp 200 Triliun ke Perbankan
-
Pabrik Baja di Surabaya Tumbang Imbas Gempuran Produk Impor
-
Emas Antam Kembali Mahal, Harganya Rp 2.095.000 per Gram