Suara.com - Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Heru Budiargo memastikan saat ini tidak ada bank yang akan maupun terancam ditutup karena situasi perekonomian masih dalam kondisi baik.
"Saat ini, 'confirm' tidak ada bank yang ditutup maupun terancam ditutup, maupun terancam gagal," katanya di Jakarta, Kamis (!3/8/2015).
Heru mengatakan secara keseluruhan tidak ada hal-hal yang bisa menyebabkan gejolak secara berlebihan di sektor perbankan setelah dilakukan "stress test", meskipun ada tekanan berupa kredit bermasalah (NPL).
"Secara 'overall' tidak ada hal-hal yang sangat bergejolak di perbankan. Kita tentu melakukan 'stress test' ke depan, dan menggunakan asumsi terburuk, tapi jelas sekali bahwa kondisi perbankan kita lumayan baik," ujarnya.
Ia menyampaikan pada semester I-2015, hanya ada dua Bank Perkreditan Rakyat (BPR) yang terpaksa ditutup karena masalah internal moral hazard, bukan disebabkan oleh kondisi perlambatan ekonomi.
"Semester satu itu ada dua BPR yang asetnya kurang dari Rp10 miliar ditutup, satu di Sumatera dan satunya di Jawa Tengah, dan kasusnya bukan kasus ekonomi, hanya kasus moral hazard internal," ujarnya.
Untuk itu, ia meminta masyarakat agar tidak reaktif dalam menghadapi gejolak terkait perlemahan rupiah dan perlambatan ekonomi, karena belum ada gejala bahwa tekanan yang ada berdampak sangat buruk terhadap kondisi perekonomian nasional.
Heru memastikan LPS akan menjamin simpanan nasabah yang saat ini tercatat mencapai 156 juta, uintuk menjaga kepercayaan masyarakat terhadap kinerja dan ketahanan sektor perbankan atas datangnya ancaman krisis.
"Tentu kita tetap 'alert' dan 'concern', tetap melakukan langkah-langkah terbaik, dan kita memastikan likuiditas LPS mencukupi, karena ini sangat penting, termasuk kalau harus meminjam dari pemerintah," ujarnya.
Selain itu, LPS terus mendorong proses penyelesaian dan pembahasan RUU Jaring Pengaman Sistem Keuangan (JPSK) agar Indonesia benar-benar memiliki protokol krisis dan mampu menyiapkan antisipasi apabila sewaktu-waktu terjadi krisis. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 September: Klaim Pemain 108-112 dan Hujan Gems
- Thom Haye Akui Kesusahan Adaptasi di Persib Bandung, Kenapa?
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Saham DADA Terbang 2.000 Persen, Analis Beberkan Proyeksi Harga
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
Pilihan
-
Prabowo 'Ngamuk' Soal Keracunan MBG: Menteri Dipanggil Tengah Malam!
-
Viral Video Syur 27 Detik Diduga Libatkan Oknum Dokter di Riau
-
Dokter Lulusan Filsafat yang 'Semprot' DPR Soal Makan Gratis: Siapa Sih dr. Tan Shot Yen?
-
Gile Lo Dro! Pemain Keturunan Filipina Debut Bersama Barcelona di LaLiga
-
BCA Mobile 'Tumbang' di Momen Gajian, Netizen Mengeluh Terlantar Hingga Gagal Bayar Bensin!
Terkini
-
Anak Muda Jadi Kunci Penting Tingkatkan Literasi Keuangan, Ini Strateginya
-
Telkomsel melalui Ilmupedia Umumkan Pemenang Chessnation 2025, Ini Dia Daftarnya
-
Emiten PPRE Pakai Strategi ESG Bidik Kepercayaan Investor Global
-
Rupiah Meloyo, Ini Jurus Jitu BI, OJK, dan Bank Tingkatkan Pasar Keuangan
-
Waskita Karya Jual Saham Anak Usaha di Sektor Energi Senilai Rp179 Miliar
-
Industri Keuangan Syariah Indonesia Masih Tertinggal dari Malaysia
-
Petani Hingga Buruh Lega Menkeu Purbaya Tak Naikkan Cukai Rokok
-
Emas Antam Terbang Tinggi, Harga Per Gram Sentuh Rp 2.198.000
-
Mandiri Peduli Sekolah Tingkatkan Sarana Belajar Layak bagi Siswa di Wilayah Jabodetabek
-
IHSG Menguat Senin Pagi, Tapi Diproyeksikan Anjlok