Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla saat upacara HUT RI ke 70 di halaman Istana Merdeka, Jakarta, Senin (17/8) [Antara].
Anggota Komisi XI DPR Ecky Awal Mucharam menegaskan target Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara 2016 belum mencerminkan janji kampanye Presiden Joko Widodo.
Ecky menyontohkan target penurunan angka kemiskinan yang hanya di angka 9-10 persen di APBN. Hal ini, menurutnya, masih jauh dari janji kampanye Jokowi untuk menurunkan angka kemiskinan hingga 5 persen di akhir periodenya.
“Mestinya, target ini bisa lebih progresif lagi, sebab Anggaran Pendapatan Belanja Nasional Perubahan 2015 saja menargetkan 10,3 persen,” ujar anggota Fraksi PKS, Selasa (25/8/2015).
Politisi dari daerah pemilihan Kota Bogor dan Kabupaten Cianjur itu menjelaskan di akhir tahun 2014, jumlah rakyat miskin masih sangat tinggi dengan mencapai angka 27,7 juta atau 10,9 persen. Sedangkan rakyat yang hampir miskin dengan pengeluaran satu setengah kali garis kemiskinan mencapai lebih dari 100 juta atau 40 persen dari jumlah total penduduk.
"Angka ini menunjukkan masih besarnya rakyat yang sangat rentan terperosok menjadi miskin,” kata lelaki jebolan Sekolah Tinggi Akuntansi Negara.
Ecky menambahkan target pemerataan kesejahteraan yang tercermin dalam Gini Ratio yang ditargetkan di angka 0,39, hanya sedikit lebih rendah dibandingkan APBN-P 2015 yang menargetkan 0,4, serta target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional sebesar 0,36 di akhir periode. Padahal, dalam janji kampanye, Jokowi menyebut persoalan kesenjangan sebagai perhatian utama.
"Dalam kondisi kesenjangan pendapatan rakyat yang semakin lebar dimana Gini Ratio sekarang telah mencapai 0,41, target pengurangan kesenjangan yang lebih ambisius menjadi sangat penting,” tutur Ecky yang juga menjadi anggota Badan Anggaran DPR.
Ecky pun menyoroti target pengurangan pengangguran tahun 2016 sebesar 5,2-5,5 persen, yang hanya sedikit kemajuannya dari APBN Perubahan 2015 yang menargetkan 5,6 persen, serta masih luput dari target pengangguran di RPJMN hingga 4 persen di akhir periode.
"Target yang kurang progresif ini kontradiktif dengan janji kampanye Jokowi yang menyebutkan akan menciptakan pertumbuhan ekonomi dalam kaitannya dengan penyerapan tenaga kerja,” tambah Ecky.
Padahal di sisi lain, tambah Ecky, postur APBN bertambah yang terlihat dari target penerimaan perpajakan mencapai Rp1.565 triliun, meningkat 5,1 persen dari APBNP 2015. Ditambah lagi, meningkatnya defisit keseimbangan primer sebesar Rp89,75 triliun, meningkatnya penarikan utang terutama utang luar negeri yang naik 50 persen, dan membesarnya pengajuan Penyertaan Modal Negara yang mencapai Rp48,21 triliun.
"Sehingga dengan target penurunan angka kemiskinan, kesenjangan serta pengangguran seperti ini mencerminkan pertumbuhan yang tidak berkualitas,” kata Ecky.
“Mestinya, target ini bisa lebih progresif lagi, sebab Anggaran Pendapatan Belanja Nasional Perubahan 2015 saja menargetkan 10,3 persen,” ujar anggota Fraksi PKS, Selasa (25/8/2015).
Politisi dari daerah pemilihan Kota Bogor dan Kabupaten Cianjur itu menjelaskan di akhir tahun 2014, jumlah rakyat miskin masih sangat tinggi dengan mencapai angka 27,7 juta atau 10,9 persen. Sedangkan rakyat yang hampir miskin dengan pengeluaran satu setengah kali garis kemiskinan mencapai lebih dari 100 juta atau 40 persen dari jumlah total penduduk.
"Angka ini menunjukkan masih besarnya rakyat yang sangat rentan terperosok menjadi miskin,” kata lelaki jebolan Sekolah Tinggi Akuntansi Negara.
Ecky menambahkan target pemerataan kesejahteraan yang tercermin dalam Gini Ratio yang ditargetkan di angka 0,39, hanya sedikit lebih rendah dibandingkan APBN-P 2015 yang menargetkan 0,4, serta target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional sebesar 0,36 di akhir periode. Padahal, dalam janji kampanye, Jokowi menyebut persoalan kesenjangan sebagai perhatian utama.
"Dalam kondisi kesenjangan pendapatan rakyat yang semakin lebar dimana Gini Ratio sekarang telah mencapai 0,41, target pengurangan kesenjangan yang lebih ambisius menjadi sangat penting,” tutur Ecky yang juga menjadi anggota Badan Anggaran DPR.
Ecky pun menyoroti target pengurangan pengangguran tahun 2016 sebesar 5,2-5,5 persen, yang hanya sedikit kemajuannya dari APBN Perubahan 2015 yang menargetkan 5,6 persen, serta masih luput dari target pengangguran di RPJMN hingga 4 persen di akhir periode.
"Target yang kurang progresif ini kontradiktif dengan janji kampanye Jokowi yang menyebutkan akan menciptakan pertumbuhan ekonomi dalam kaitannya dengan penyerapan tenaga kerja,” tambah Ecky.
Padahal di sisi lain, tambah Ecky, postur APBN bertambah yang terlihat dari target penerimaan perpajakan mencapai Rp1.565 triliun, meningkat 5,1 persen dari APBNP 2015. Ditambah lagi, meningkatnya defisit keseimbangan primer sebesar Rp89,75 triliun, meningkatnya penarikan utang terutama utang luar negeri yang naik 50 persen, dan membesarnya pengajuan Penyertaan Modal Negara yang mencapai Rp48,21 triliun.
"Sehingga dengan target penurunan angka kemiskinan, kesenjangan serta pengangguran seperti ini mencerminkan pertumbuhan yang tidak berkualitas,” kata Ecky.
Tag
Komentar
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
3 Senjata Cerdas Investasi Rp100 Ribu per Hari untuk Pensiun Mapan Anak Muda
-
Viral BBM Bobibos, Kementerian ESDM Jelaskan Langkah Agar Bisa Dijual Bebas
-
Emiten TRON Fokus Garap Bisnis Infrastruktur Kendaraan Listrik
-
Apa Benar Emiten Properti DADA Berkantor Dekat Warung Kelontong? Manajemen Beri Pembelaan
-
Lowongan Kerja OJK PCAM 9 dan MLE: Kualifikasi, Syarat dan Cara Pendaftaran
-
Menkeu Purbaya: Mana Pemain Saham Gorengan yang Sudah Ditangkap?
-
Harga Bitcoin Terus Merosot Hingga di Bawah USD 90.000, Begini Prospeknya
-
Masyarakat Bisa Pinjam Dana ke Danantara untuk Bangun Dapur MBG, Gimana Caranya?
-
Purbaya Heran BTN Minta Tambah Anggaran Padahal Penyerapan Minim: Aneh Juga Dia
-
Saham Bank BUMN Rontok Serempak, Investor Cuek usai Menkeu Purbaya Suntik Rp76 T