Suara.com - Presiden Joko Widodo Kamis (27/8/2015) siang memanggil Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo untuk mengetahui perkembangan kondisi ekonomi nasional yang saat ini dihadapkan pada berbagai masalah.
"Saya dengan menteri keuangan itu minta untuk menyampaikan perkembangan daripada kondisi ekonomi moneter dan kita memberikan update dari sisi moneter, fiskal, dan Presiden menjadi lebih up to date lah tentang hal ini," kata Agus Marto usai menghadap Presiden di Kompleks Istana Presiden Jakarta, Kamis.
Ia menambahkan perekonomian global saat ini dihadapkan pada kekhawatiran The Fed akan menaikkan suku bunga, sementara Cina telah mendevaluasi Yuan dan menurunkan suku bunganya. Dan ini semua disertai dengan pertumbuhan ekonomi dunia yang melambat, sehingga berdampak pada ekonomi nasional.
Agus mengatakan, menghadapi kondisi ini BI telah mengambil sejumlah langkah. Antara lain berkoordinasi dengan pemerintah dan FKSSK.
"Kita juga menjelaskan bahwa koordinasi antara satu lembaga dengan lembaga yang lain itu telah dilakukan sinergi yang baik, sehingga kebijakan kita meresponnya juga akan secara tepat waktu dan terukur," katanya.
Ia menambahkan, BI akan melakukan terus menjalankan kebijakan moneter yang hati-hati dan konsisten untuk membawa inflasi menuju sasaran.
"Sasarannya adalah 4 plus minus 1 dan juga mengarah pada transaksi berjalan yang defisitnya lebih rendah," ujarnya.
Agus mengatakan BI juga akan terus menerbitkan kebijakan makro prudensial itu adalah untuk memastikan bahwa meski makro ekonomi dijaga agar tetap stabil, tetapi pertumbuhan kredit harus tetap berjalan supaya pembiayaan bagi ekonomi Indonesia bisa efisien.
"Tetapi juga dijelaskan tentang implementasi bagaimana kebijakan untuk mengelola utang luar negeri dunia usaha supaya bisa dilakukan dengan hati-hati sehingga tidak ada risiko nilai tukar, likuiditas yang bisa menjadi ancaman bagi perusahaan," katanya.
"BI juga menerbitkan kebijakan untuk penggunaan transaksi rupiah di dalam negeri. Kami juga jelaskan kebijakan BI untuk senantiasa menjaga stabilitas di pasar valuta asing untuk volatilitasnya agar dalam batas yang sehat dengan tetap memperhatikan kecukupan cadangan devisa," papar Agus.
Agus juga menyampaikan apresiasinya karena kerjasama antara lembaga-lembaga negara dengan pemerintah dan BI berjalan dengan baik. Agus berharap masa sulit ini akan bisa dilewati dan secara fundamental ekonomi Indonesia ada perbaikan.
"Fundamental itu terutama yang disoroti adalah inflasi yang mengarah ke 4-5 persen, kemudian transaksi berjalan di kisaran 2 persen GDP. Kita juga lihat neraca perdagangan tahun lalu defisit sekarang sudah bisa surplus," katanya. (Antara)
Berita Terkait
-
BI Perpanjang Batas Waktu Pembayaran Tagihan Kartu Kredit
-
Gubernur BI : Tiga Kunci Ini Bisa Bikin Indonesia Meroket di 2026, Apa Saja?
-
Banjir Sumatera Terparah 2025, Gubernur BI Ajak Masyarakat Sisihkan Rezeki untuk Membantu
-
Bunga Acuan Sudah Turun 5 Kali, BI Minta Perbankan Cepat Turunkan Bunga
-
Gubernur BI: Redenominasi Rupiah Perlu Waktu 6 Tahun
Terpopuler
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
Pilihan
-
Ranking FIFA Terbaru: Timnas Indonesia Makin Pepet Malaysia Usai Kena Sanksi
-
Sriwijaya FC Selamat! Hakim Tolak Gugatan PKPU, Asa Bangkit Terbuka
-
Akbar Faizal Soal Sengketa Lahan Tanjung Bunga Makassar: JK Tak Akan Mundur
-
Luar Biasa! Jay Idzes Tembus 50 Laga Serie A, 4.478 Menit Bermain dan Minim Cedera
-
4 Rekomendasi HP OPPO Murah Terbaru untuk Pengguna Budget Terbatas
Terkini
-
Terkendala Longsor, 2.370 Pelanggan PLN di Sumut Belum Bisa Kembali Nikmati Listrik
-
Menperin Minta Jemaah Haji Utamakan Produk Dalam Negeri: Dapat 2 Pahala
-
OJK Sorot Modus Penipuan e-Tilang Palsu
-
Pertamina Rilis Biosolar Performance, BBM Khusus Pabrik
-
UMKM Kini Bisa Buat Laporan Keuangan Berbasis AI
-
Jelang Nataru, Konsumsi Bensin dan LPG Diramal Meningkat, Pertamina Siagakan 1.866 SPBU 24 Jam!
-
Darurat Komunikasi di Aceh: Saat Internet Mati Begitu Listrik Padam, Siapa yang Bertanggung Jawab?
-
Perluas Jangkauan Pelayanan, KB Bank Resmikan Grand Opening KCP Bandung Taman Kopo Indah
-
Distribusi BBM di Sebagian Wilayah Aceh Masih Sulit, Pertamina: Kami Terus Untuk Recovery
-
Bank Modal Pas-pasan di Ujung Tanduk: Mengapa OJK Paksa KBMI I Naik Kelas atau Tutup?